Liputan6.com, Jakarta Masih ada satu catatan menarik dari ajang Indonesia International Book-fair (IIBF) 2022 di Jakarta Convention Center yang berakhir pada Minggu (13/11/2022). Asma Nadia menyorot pergerakan literasi di jalur digital.
Penulis buku Surga Yang Tak Dirindukan ini menyebut pergerakan digital adalah pertanda positif. Hadirnya sejumlah aplikasi yang mewadahi para penulis baru memungkinkan siapa saja bisa melahirkan karya. Salah satunya, KBM Apps.
“Selama pandemi Covid-19, aplikasi KBM menghadirkan banyak penulis yang sebelumnya enggak pernah ada namanya di belantara perbukuan Indonesia. Mudah-mudahan ini berlanjut sehingga minat literasi (baca dan tulis) kita lewat aplikasi KBM dan lain-lain makin tumbuh,” katanya.
Baca Juga
Advertisement
Lahirnya para penulis generasi baru disertai sejumlah kelemahan yang perlu dibenahi. Dalam pandangan Asma Nadia setidaknya ada dua titik lemah. Pertama, kurang paham bahwa kekuatan cerita berasal dari ide.
Perihal Ide
“Sering, penulis hadir dengan ide yang biasa hanya karena mereka suka dan mau. Padahal yang mereka sukai mungkin tidak related dengan orang banyak. Temukan ide yang berbeda dan related ke banyak orang sehingga ketika mereka baca: Oh, ini gue banget nih,” Asma Nadia mengulas.
Kedua, karena menulis lewat aplikasi, maka tidak ada editor yang berpatroli untuk membetulkan tanda baca, ejaan, dan menyunting paragraf agar lebih enak dibaca oleh audiens.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Ceplok Telur
“Jadi langsung ‘ceplok telur’ enggak banyak yang ngedit juga. Biasanya kualitas tulisan belum sebagus yang sudah diterbitkan oleh penerbit konvensional. Tapi, ini bukan sesuatu yang enggak bisa diperbaiki,” ia menyambung.
Asma Nadia mengingatkan, dengan menulis di aplikasi KBM, para penulis muda belajar menjadi writerpreneur karena mereka menulis, mencari pembaca dan mempromosikan. Ini akan jadi proses belajar yang luar biasa.
Penghasilan Ratusan Juta
Aplikasi KBM telah melahirkan sejumlah penulis dengan penghasilan mencapai ratusan juta rupiah di antaranya Majarani, Dwi Indrawati, dan Casanova. Ketiganya berbagi kiat di hari terakhir di panggung IIBF 2022. KBM Apps hadir tanpa pornografi dan pornoliterasi.
“Jadi kalau ada yang mengunggah dan ditegur (sesama pengguna), kami akan ikut tegur. Aplikasi ini aman dan tidak ada masalah pembayaran karena bagi hasilnya lebih besar untuk penulis dibandingkan dengan pengelola,” Asma Nadia mengakhiri.
Advertisement