Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk, berkomitmen menurunkan emisi karbon atau efek Gas Rumah Kaca (GRK) melalui penurunan pemanfaatan energi tak terbarukan, penurunan emisi karbon, dan pengelolaan limbah dalam kegiatan operasional perusahaan.
Corporate Secretary PT PGN Tbk, Rachmat Hutama mengatakan Subholding Gas Pertamina melakukan penghematan energi berjalan efektif beberapa tahun kebelakang.
Advertisement
Dapat dilihat dari jumlah pengurangan konsumsi energi selama tahun 2021 mencapai 25.358,20 GJ dan pengurangan konsumsi sumber energi tidak terbarukan yang terus menurun dalam tiga tahun terakhir selama 2021 mencapai yakni sebesar 638.062,489 GJ pada tahun 2021, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 803.590,805 GJ, dan sebesar 831.998,822 GJ pada tahun 2019.
“PGN sudah menerbitkan laporan keberlanjutan selama 12 tahun berturut-turut. Laporan Keberlanjutan memuat informasi non-finansial dari seluruh fungsi perusahaan seperti kinerja operasional yang telah dijalanan. Termasuk kegiatan-kegiatan PGN untuk melaksanakan komitmen ESG dakam menjalin hubungan bisnis dan ekonomi yang harmonis dengan masyarakat do sekitar wilayah operasi PGN maupun di wilayah lainnya,” kata Rachmat, Selasa (15/11/2022).
Menurut Rachmat, Subholding Gas Pertamina, menyadari peran penting perseroan dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon, yaitu melalui pengembangan dan pemanfaatan gas bumi yang juga sebagai energi fosil ramah lingkungan dan solusi energi di masa transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Pengembangan energi bersih gas bumi juga sejalan dengan komitmen G20 yang sebentar lagi dilaksanakan.” ujar Rachmat.
Pengurangan Intensitas Emisi GRK
PGN juga secara konsisten melakukan pengurangan intensitas Emisi GRK, pada tahun 2021 telah terjadi penurunan dibanding beberapa tahun terakhir yakni sebesar 40,21 (Ton CO2eq /MMSCFD) pada tahun 2021, 58,78 (Ton CO2eq /MMSCFD) pada tahun 2020, dan 51,90 (Ton CO2eq /MMSCFD) pada tahun 2019.
Selain itu juga telah melakukan pengelolaan limbah, dengan penurunan Limbah B3 yang dihasikan selama 3 tahun terakhir 12.678 ton pada tahun 2021, 13.404 ton pada tahun 2020, dan 13.760 ton pada tahun 2019.
Wujud komitmen dalam aspek keberlanjutan ini mendapatkan apresiasi melalui keberhasilan Subholding Gas Pertamkna meraih penghargaan rating Commitment CCC pada acara ESG Disclosure Awards 2022 atas keterbukaan perusahaan dalam pengungkapan environmental, social, dan governance.
Rating Commitment CCC yang diperoleh oleh PGN dinilai dari 33 faktor utama ESG berdasarkan studi peraturan, perjanjian internasional, serta standar dan pedoman pelaporan. Seperti kriteria faktor ESG unggulan dari Pasar Modal The Nasdaq Helsinki, Kerangka Kerja dan Ketentuan TCFD serta CDP yaitu 11 faktor environment, 11 faktor governance, dan 11 faktor sosial.
“Pencapaian ini akan senantiasa menjadi penambah semangat untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi lingkungan, masyarakat, pelanggan, Perwira Subholding Gas, mitra, pemegang saham, dan negara melalui operasional yang tangguh dan profesional,” tutup Rachmat.
Advertisement
PGN Incar Pasar LNG Turki
Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk membidik pasar gas bumi internasional melalui pemenuhan kebutuhan gas bumi dan Liquified Natural Gas (LNG) di Turki, dengan menggandeng BOTAS atau Petrolium Pipeline Corporation selaku badan usaha milik negara Turki.
Kerjasama PGN dan BOTAS ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MOU) yang dilakukan oleh Direktur Utama PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto dan BOD Member of BOTAS Corporation, Kerim Taşkiran, disaksikan oleh Menteri ESDM RI, Arifin Tasrif, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, Ketua Kadin, Arsjad Rasjid, & Ketua B20, Shinta Widjaja Kamdani.
Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menjelaskan, kerja sama PGN dengan Botas tidak hanya sebatas suplai gas bumi dan LNG, tetapi juga mengenai pengembangan kerjasama hidrogen, infrastruktur LNG, LNG Trading, fasilitas storage gas bumi bawah tanah, pengembangan SDM, dan potensial bisnis lainnya.
“Kerjasama ini akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Turkiye, terutama dalam diversifikasi penyaluran energi. Indonesia dan Turkiye dapat menjadi market energi yang esensial bagi keberlanjutan trading energi bilateral khususnya gas bumi. Untuk mendukung kerjasama, PGN dan BOTAS terus berkoordinasi perihal kesiapan infrastrukur seperti FSRU dan terminal LNG,” kata Haryo, dalam keterangan tertulis, di Jakarta (13/11/2022).
Menurut Haryo, diversifikasi rute dan sumber pasokan gas bumi penting untuk kepastian suplai gas bumi maupun LNG. Oleh karena itu, penyaluran gas bumi maupun LNG untuk Turkiye nantinya juga berasal dari sumber lain, tidak hanya dari Indonesia.