Liputan6.com, Jakarta Co-Chair Y20 Indra Dwi Prasetyo menyoroti begitu banyak kemudahan yang ditawarkan di era teknologi digital saat ini. Pasalnya, tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua lini kehidupan hari ini bergantung pada teknologi.
Bagai pedang bermata dua, selain menawarkan begitu banyak kemudahan, sebuah riset dari Child Guidance Center, Texas, Amerika Serikat menemukan, ketergantungan berlebih terhadap teknologi dapat merusak self-esteem (penghargaan diri) pada anak-anak dan membuat efek ingin mendapatkan instant gratification (kepuasan instan) melalui rasa terus-menerus terhibur yang didapatkan dari kelekatan terhadap gawai.
Advertisement
"Terbiasa dengan segala sesuatu yang instan membuat generasi muda cenderung memiliki daya juang yang lebih lemah dibandingkan orang tua yang hidup pada jaman sebelum berkembanganya teknologi mutakhir. Daya juang yang rendah ini berimplikasi pada terhambatnya prestasi di usia muda yang seharusnya menjadi masa-masa produktif," ungkitnya dalam pesan tertulis, Selasa (15/11/2022).
Berangkat dari keresahan ini, Indra terpanggil untuk memberdayakan serta membangun generasi muda yang memiliki mental baja dan dalam berjuang mencapai cita-cita serta siap bersaing di tingkat dunia.
"Terlepas latar belakang sosial dan ekonomi, semua orang bisa berhasil bila ada keyakinan yang kuat, disokong dengan pendidikan dan jejaring yang terus dipupuk," imbuhnya.
Pernyataan itu muncul dari pengalamannya sebagai seorang pemuda yang berangkat dari kota kecil di Kalimantan Barat, Singkawang. Semenjak kecil, ia memiliki cita-cita untuk keliling dunia.
Lahir sebagai anak seorang pensiunan TNI membuat Indra semakin yakin bahwa untuk dapat melihat dunia, ia harus bekerja keras, mulai dari bekerja keras mendapatkan berbagai beasiswa dalam pendidikan.
Indra lantas membagikan pengalamannya, pasca menyelesaikan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Tanjungpura, Pontianak, ia mendapatkan beasiswa Van Deventer-Maas Indonesia (VDMI) selama 5 semester dalam masa studinya.
Wakili Indonesia
Selama studi tersebut, Indra berkesempatan mewakili Indonesia di berbagai kegiatan internasional, mulai dari Malaysia, kamboja, Jepang, Korea Selatan, Australia hingga Eropa.
Dengan minat dan passion di bidang pendidikan, Indra pun melanjutkan pendidikan pascasarjana di Monash University, Melbourne, Australia dengan beasiswa LPDP hingga meraih gelar Master of Education.
Percaya akan pentingnya berjejaring dan belajar di luar kelas, Indra aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan maupun organisasi lainnya seperti menjadi Vice President PPI Australia.
Dengan rekam jejak dan prestasinya sebagai tokoh muda bangsa, Maret 2022, Indra diberikan amanah untuk menjadi Co-Chair Y20 Indonesia 2022, bersama empat tokoh muda lainnya yang berkiprah dan gemilang di bidangnya masing-masing.
Jerih payahnya pun dibayar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dengan memberikannya penghargaan bidang Pemuda Berprestasi Tingkat Internasional pada 28 Oktober 2022 silam.
Mengukuhkan penghargaan yang baru saja diterimanya, Indra menjadi salah satu delegasi pemuda Indonesia dalam COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir yang berlangsung 6-18 November 2022.
Pada kesempatan ini, Indra kembali berbicara tentang peran pemuda sebagai katalis perubahan, khususnya di tengah era transisi seperti yang terjadi hari ini. "Pemuda harus berkontribusi secara aktif terhadap gerakan pengendalian perubahan iklim," serunya.
Advertisement
Hasil Rekomendasi B20 untuk KTT G20, Transformasi Digital hingga Transisi Energi
Ketua Penyelenggara B20 Summit 2022 Indonesia Shinta W Kamdani, menyampaikan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh B20 Indonesia, untuk dibawa ke pada puncak KTT G20, pada 15-16 November 2022.
Rekomendasi tersebut, salah satunya mendorong inovasi untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi pasca krisis.
“Hari ini Komunike B20 Indonesia, menghasilkan rekomendasi untuk para pemimpin G20. Pertama, kami berfokus pada inovasi untuk membuka kunci pertumbuhan pasca krisis,” kata Shinta Kamdani dalam penutupan B20 Summit Indonesia Day 2, di Bali, Senin (14/11/2022).
Rekomendasi itu termasuk membuka peluang digital di seluruh perekonomian, memperluas kerjasama guna merespon kejahatan dunia maya, dan peningkatan dana untuk infrastruktur hijau, melalui mekanisme pembiayaan inovatif yang mempercepat transisi energi.
“Kedua, kami mendorong percepatan, transformasi digital, pemberdayaan UMKM, dan kelompok rentan dengan fokus pada kapabilitas, kewirausahaan, penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan perempuan UMKM di sektor perekonomian informal termasuk di masyarakat pedesaan,” ujarnya.
Rekomendasi ketiga, yaitu mendorong terwujudnya arsitektur pelayanan kesehatan yang lebih berkeadilan. Dia menegaskan, pihaknya akan memperkuat kolaborasi antara negara-negara maju dan berkembang.
“Terutama saat kami terus berjuang untuk mengurangi krisis global di masa depan dengan membuat pedoman tentang kesiapsiagaan Darurat kesehatan,” ungkapnya.
65 Rekomendasi
Kata Shinta, terdapat 25 rekomendasi kebijakan dan 65 rekomendasi aksi dari kebijakan yang dihasilkan dalam B20 ini.
"Ini baru permulaan, setelah ini yang penting, harus ada aksi dan dampak nyata untuk kebangkitan ekonomi," ujarnya.
Lebih lanjut, Shinta menegaskan bahwa dalam B20 ini juga telah dirumuskan empat legacy program yang terinspirasi oleh agenda prioritas, diantaranya transisi energi, pertumbuhan yang inklusif dan layanan kesehatan yang berkeadilan.
"Pak presiden akan bertemu dengan pemimpin negara besok, saya harap anda bisa menyampaikan rekomendasi ini pada G20 as a join vision antara pemerintah dan pelaku bisnis untuk mencapai kolaborasi dan pertumbuhan inklusif," pungkas Shinta.
Advertisement