Liputan6.com, Jakarta - Estonia, negara di timur laut Eropa paling utara dari tiga negara Baltik. Wilayah Estonia mencakup sekitar 1.500 pulau dan pulau kecil dua terbesar dari pulau-pulau ini, Saaremaa dan Hiiumaa, berada di lepas pantai barat daratan Estonia.
Terletak di timur laut Eropa, Estonia menjorok ke Laut Baltik yang mengelilingi negara di utara dan barat. Di sebelah timur Estonia dibatasi negara Rusia, terutama oleh Sungai Narva dan Danau Peipus, Tyoploye, dan Pskov dan di sebelah selatan dibatasi Latvia.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Britannica, Rabu (16/11/2022), Estonia telah didominasi oleh kekuatan asing sepanjang sebagian besar sejarahnya. Pada 1940 Estonia dimasukkan ke dalam Uni Soviet sebagai salah satu republik konstituennya. Estonia tetap menjadi republik Soviet hingga 1991, bersama dengan negara-negara Baltik lainnya, sebelum menyatakan kemerdekaannya.
Uni Soviet mengakui kemerdekaan Estonia dan negara-negara Baltik lainnya pada 6 September 1991 dan keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyusul tidak lama kemudian. Estonia mulai mengubah pemerintahannya menjadi demokrasi parlementer dan mengarahkan kembali ekonominya ke arah kapitalisme pasar.
Mereka mencari integrasi dengan Eropa yang lebih besar dan pada 2004 bergabung dengan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE). Masih banyak hal mengenai Estonia, berikut enam fakta menarik Estonia yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu, (16/11/2022).
1. Sistem Pemerintahan
Estonia berbentuk republik dengan corak demokrasi parlementer dan dibagi ke dalam 15 county atau kabupaten. Kota terbesar sekaligus pusat pemerintahan Estonia adalah Tallinn. Dengan populasi sejumlah 1,34 juta jiwa, Estonia menjadi salah satu negara berpenduduk tersedikit di Uni Eropa, Zona Euro, dan NATO.
Kini, Estonia memiliki produk domestik bruto per kapita yang tinggi di antara bekas negara Uni Soviet. Estonia terdaftar sebagai Ekonomi Berpendapatan Tinggi oleh Bank Dunia, sebagai Ekonomi Maju oleh Dana Moneter Internasional dan menjadi anggota OECD berpendapatan tinggi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan Estonia sebagai negara maju dengan Indeks Pembangunan Manusia yang "Sangat Tinggi". Negara ini juga termasuk modern, berperingkat tinggi dalam hal kebebasan pers, ekonomi, demokrasi dan politik, dan pendidikan.
2. Sejarah
Reformasi di Eropa resminya dimulai pada 1517 oleh Martin Luther (1483–1546). Reformasi ini menghasilkan perubahan besar di wilayah Baltik. Saat Perang Livonia pada tahun 1561, Estonia Utara berada di bawah kendali Swedia.
Estonia Selatan pada dasawarsa 1560-an berbentuk Kadipaten Livonia otonom Persemakmuran Polandia-Lituania. Mereka berada di bawah pengawasan gabungan Mahkota Kerajaan Polandia dan Kadipaten Agung Lituania, terdiri dari dua kepangeranan Estonia sekarang yaitu Kepangeranan Dorpat (daerah Tartu) dan Kepangeranan Parnawa (daerah Pärnu).
Pada 1629, daratan besar Estonia seluruhnya berada di bawah kekuasaan Swedia. Estonia secara administratif dibagi menjadi Provinsi Estonia di utara dan Livonia di selatan Estonia dan utara Latvia, sebuah pembagian wilayah yang masih bertahan hingga permulaan abad ke-20.
Kemudian pada 1631, Raja Swedia, Gustavus II Adolfus memaksa kaum bangsawan untuk memberi kaum tani hak-hak yang lebih besar, meskipun perbudakan masih dipertahankan. Pada 1632, sebuah media cetak dan universitas didirikan di Kota Dorpat (dikenal sebagai Tartu sejak 1918). Dalam periode ini dikenal sejarah Estonia sebagai "Zaman Swedia Tua yang Baik".
Republik Estonia diakui (de jure) Finlandia pada 7 Juli 1920, oleh Polandia pada 31 Desember 1920, oleh Argentina pada 12 Januari 1921 dan oleh Sekutu Barat pada 26 Januari 1921.
Negara Estonia memelihara kemerdekaannya selama 22 tahun. Awalnya menganut demokrasi parlementer, parlemen (Riigikogu) dibubarkan pada 1934, usai terjadinya kekacauan politik yang disebabkan krisis ekonomi global. Selanjutnya negara ini diatur berdasarkan dekret Konstantin Päts, yang menjadi Presiden pada 1938, yaitu tahun ketika pemilihan anggota parlemen diselenggarakan.
Advertisement
3. Etnis
Masyarakat yang pertama menghuni wilayah yang kini menjadi Estonia yaitu suku Aesti, menurut sejarawan Romawi Kuno, Tacitus, di dalam bukunya berjudul Germania (kira-kira 98 M). Tacitus menuliskan istilah-istilah mereka untuk batu ambar dalam bentuk yang dilatinkan, glesum (dari bahasa Latvi glīsas).
Inilah satu-satunya kata dari bahasa mereka yang terekam dari zaman kuno. Meskipun begitu, suku Aesti pada umumnya dipandang sebagai nenek moyang orang Baltik.
Zaman Besi lebih bermasalah dan dikuasai peperangan diikuti dengan bahaya-bahaya dari luar wilayah yang berasal dari suku-suku Baltik, mereka menyerang melintasi perbatasan darat selatan dan dari seberang lautan. Beberapa saga Skandinavia menuliskan kampanye pembalasan melawan Estonia.
Pembajak Estonia menjalankan serbuan melawan Viking. Perompak pagan yang menjarah kota kecil Sigtuna sekarang termasuk Swedia pada permulaan Zaman Pertengahan, tahun 1187, adalah orang Estonia. Estonia memelihara agama pagan yang bertumpu pada satu dewa yang disebut Tarapita. Kisah Henry dari Livonia mengungkapkan Tharapita sebagai dewa tertinggi penduduk Pulau Saaremaa, juga dikenali suku-suku Vironia utara Estonia.
4. Berlimpah Sungai
Negara Estonia berlimpah sungai, yang mengalir ke Teluk Finlandia, ke Teluk Riga, dan ke dalam Danau Peipus. Sungai terpanjang di Estonia adalah thePärnu, terbentang sekitar 90 mil (145 km). Sementara sungai penting lainnya adalah Pedja, Narva, dan Kasari.
Danau terbesar di negara itu adalah Peipus, dengan luas permukaan sekitar 1.370 mil persegi yang dibagi dengan Rusia. Danau Võrts terletak di bagian selatan-tengah Estonia.
Bentang alam Estonia sebagian besar merupakan produk dariaktivitas glasial. Bagian selatan ditutupi dengan perbukitan moraine, dan bagian tengah negara itu dipenuhi perbukitan memanjang dengan puncak datar.
Estonia Utara dicirikan gelombang sempit panjang terdiri dari endapan yang ditinggalkan sungai glasial terbentuk selama pencairan es. Daerah berpasir yang luas menandai bekas tepi gletser. Sebab itu relief Estonia umumnya bergelombang, dengan bukit-bukit kecil dan banyak danau, sungai, dan hutan memberikan pemandangan sejuk dan indah, terutama di bagian selatan.
5. Kuliner
Rosolje merupakan salad berwarna fuchsia yang populer sebagai menu lauk pokok dalam masakan tradisional Estonia. Biasa disajikan dengan acar herring dan potongan bit dan kentang seukuran gigitan, semuanya dilapisi dengan saus krim yang menyegarkan.
Saladnya mudah disesuaikan dan sering kali berisi bawang bombay, acar, daging asap, telur rebus, atau apel, sedangkan sausnya biasanya dibuat dengan kombinasi mayones dan krim asam. Sesekali Anda bisa menambahkan mustard, lobak pedas, dan aneka sayuran segar.
Rosolje biasanya disajikan dingin dan menjadi pendamping yang sangat baik untuk daging atau sosis. Selain itu ada mulgipuder, bubur pedesaan Estonia yang terdiri dari jelai tumbuk dan kentang.
Kuliner ini sering memasukkan bacon dan tumis bawang bombay dan biasanya disajikan sebagai hidangan utama, ditemani krim asam dan roti gandum hitam, atau sebagai lauk pelengkap berbagai hidangan daging panggang. Secara tradisional dikaitkan dengan Estonia Selatan, makanan pokok yang nyaman ini sekarang dinikmati di seluruh negeri sebagai makanan khas rumahan dan hidangan restoran umum.
6. Pariwisata
Para pelancong bisa menemukan wisata sejarah di Tallinn, ibu kota Estonia. Terdapat banyak landmark dan museum bersejarah yang bisa kamu temukan di kota ini, mulai dari Open-Air Museum, National Museum, hingga KGB Museum.
Estonia juga punya Kota Tua Vanalinn yang telah mendapatkan status World Heritage dari UNESCO. Kawasan ini punya arsitektur tua dengan bangunan batu kuno bergaya gothic abad ke-13 hingga ke-16.
Pengunjung bisa melihat setiap sudut kota tua ini sebagai spot berfoto yang khas wisata Estonia. Terdapat banyak restoran lokal, cafe, hingga bar yang bisa jadi tempat hang out keren. Sementara untuk wisata alam, kunjungi Saaremaa yang merupakan salah satu pulau paling populer jika ingin keluar dari Tallinn.
Advertisement