Liputan6.com, Jakarta - Salah satu orang terkaya di dunia, Jeff Bezos, akan menyumbangkan sebagian besar kekayaan bersihnya (saat ini US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.928 triliun) untuk amal.
Berita itu pun menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (15/11/2022) kemarin.
Advertisement
Informasi lain yang juga menjadi sorotan yaitu mengenai pernyataan APJII yang mencatat setidaknya 20 persen masyarakat Indonesia belum terhubung ke internet.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Jeff Bezos Akan Sumbang Sebagian Besar Kekayaannya Rp 1.928 Triliun untuk Amal
Pendiri Amazon, Jeff Bezos, mengatakan dirinya bakal memberikan sebagian besar kekayaan bersihnya (saat ini US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.928 triliun) untuk amal.
Saat wawancara dengan CNN Internasional, dikutip dari Engadget, Selasa (15/11/2022), sebagian besar kekayaannya akan digunakan untuk melawan perubahan iklim atau mendukung mereka yang menciptakan 'persatuan' bagi umat manusia.
Dia dan kekasihnya Lauren Sánchez mengatakan telah 'membangun kapasitas' untuk memberikan kekayaan ini kepada orang lain dan berharap untuk memanfaatkan investasi sebaik mungkin.
Sebelumnya, Bezos mengumumkan sumbangan sebesar US$ 100 juta untuk penyanyi dan advokat literasi Dolly Parton.
Ia sebelumnya menjanjikan US$ 10 miliar selama satu dekade untuk badan amal Bezos Earth Fund, yang bertujuan mendorong solusi politik dan teknologi untuk perubahan iklim buatan manusia.
Mantan istri Bezos, MacKenzie Scott, telah memberikan sekitar US$ 4 miliar kepada organisasi dalam beberapa bulan terakhir.
2. APJII: 20 Persen Masyarakat Indonesia Belum Terhubung ke Internet
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan pelaku industri teknologi Industry Task Force (ITF) Digital Economy Working Group (DEWG), menggelar seminar bertajuk 'Digital Industry Collaboration to Enhance Digital Transformation' pada 14 November 2022.
Dalam sesi panel Digital Infrastructure & Society, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki geografis yang sangat luas, sehingga membuat semua masyarakat belum bisa mengakses internet.
Dari data yang dimiliki APJII, setidaknya 20 persen masyarakat Indonesia belum terhubung ke internet. Mereka yang belum dapat menikmati layanan broadband internet tersebut mayoritas berada di bagian timur Indonesia dengan kondisi geografis sangat sulit.
Dengan demikian, untuk menghubungkan masyarakat di timur Indonesia dengan kabel serat optik dibutuhkan investasi yang signifikan.
"Ini merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk mendorong penetrasi internet, khususnya kepada masyarakat di timur Indonesia," ujar Arif, dikutip Selasa (15/11/2022).
Ia menambahkan, kolaborasi antara Internet Service Provider (ISP) dan perusahaan teknologi sangat diperlukan untuk sama-sama memikirkan bagaimana menjangkau penduduk di timur Indonesia.
"Khususnya di pedalaman. Oleh karena itu kita mendoroong agar ada kolaborasi yang sangat apik antara ISP lokal dan tech company,” ucap Arif.
Advertisement
3. Beragam Dampak Positif dan Negatif TIK Bagi Dunia Bisnis
Layanan WhatsApp dam Instagram yang sempat tumbang beberapa waktu lalu menimbulkan reaksi yang masif di linimasa. Mulai dari banyaknya warganet yang mengeluh tak bisa berkirim pesan untuk aktivitas kerja hingga sekadar berjejaring di media sosial.
Hal tersebut menandakan tingginya ketergantungan masyarakat akan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), baik dari sisi bisnis maupun sosial.
Bagi pebisnis yang mengandalkan WhatsApp dan Instagram untuk usaha mereka, gangguan seperti ini menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Bagi para pengiklan, mereka tidak dapat menjangkau pelanggan potensial yang berdampak terhadap angka penjualan.
Sementara bagi brand yang mengandalkan postingan di Instagram, mereka tidak bisa menawarkan produknya hingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar, belum lagi koordinasi dan komunikasi pekerjaan yang terputus bagi mereka yang mengandalkan WhatsApp.
CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, menjelaskan TIK sendiri merupakan semua teknologi dan layanan yang terlibat dalam komunikasi, manajemen data, penyediaan telekomunikasi, dan internet.
"Dalam transaksi dan interaksi ekonomi, sosial, dan interpersonal, TIK telah mengubah cara orang bekerja, berkomunikasi, belajar, dan hidup secara drastis," kata Johanna melalui keterangan tertulisnya, Selasa (15/11/2022).
Infografis Orang Terkaya di Indonesia
Advertisement