Apakah Antartika Bisa Dihuni Suatu Hari Nanti?

Perubahan iklim membuat Antartika memiliki sisi yang menghangat dan memiliki harapan dapat mendukung vegetasi. Mungkinkah Antartika bisa dihuni suatu hari nanti?

oleh Hani Safanja diperbarui 16 Nov 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi di Antartika (unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini Antartika dikenal sebagai tempat yang beku dan tak layak huni, dengan suhu musim dingin yang ekstrem hingga minus 49 derajat Celsius dan kecepatan angin hingga 321 km/jam.

Tidak mengherankan jika benua paling selatan Bumi ini juga paling sedikit penduduknya, dengan hanya segelintir ilmuwan yang melakukan penelitian di sana dan tidak ada penduduk tetap.  

Akan tetapi, mengingat teknologi yang terus maju dan perubahan iklim yang terjadi, akankah Antartika berubah dan mendukung jenis pemukiman manusia yang permanen?

Dilansir Live Science, Rabu (15/11/2022), sementara sejumlah spesies tanaman dan hewan tertentu telah berpindah ke sisi Antartika yang menghangat, manusia belum masuk dalam daftar itu, dan kemungkinan tidak akan sampai setidaknya abad berikutnya.

Hal tersebut karena sebagian iklim dan medan saat ini tidak menopang berbagai keanekaragaman hayati untuk tanaman atau hewan untuk makanan.

Kendala lainnya adalah lokasi Antartika yang terpencil. Antartika cukup berbeda dengan beberapa tempat di Kutub Utara, seperti Islandia dan Greenland. Kedua tempat ini lebih mendukung untuk dihuni dan memenuhi kebutuhan hidup.

Menariknya, stasiun penelitian yang berada di Antartika, beberapa di antaranya didukung oleh energi terbarukan dari turbin angin dan panel surya.

Energi ini diyakini dapat menggantikan jaringan listrik di seluruh benua yang berisiko karena es akan terus mencair akibat efek dari pemanasan global


Iklim Antartika: Dulu dan Kini

Ilustrasi melelehnya lapisan es di perairan Antartika. (AFP/Vanderlei Almeida)

Benua yang beku ini mungkin tidak akan memiliki penghuni permanen dalam waktu dekat, tetapi apakah iklimnya akan lebih ramah, mengingat planet yang kian memanas?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Live Science, diketahui melalui catatan fosil, Antartika sempat memiliki iklim yang sangat cocok untuk hutan dan dinosaurus.

Sekitar 100 juta tahun yang lalu, Antartika mendukung vegetasi yang berkembang dengan baik. Di sana ada hutan yang substansial, dan berbagai organisme. Mulai dari tumbuhan runjung, pakis, dan tanaman berbunga yang dikenal sebagai angiosperma.

Iklim bumi berubah selama ratusan juta tahun, berputar antara periode glasial yang lebih dingin dan periode interglasial yang lebih hangat. Untuk memahami seperti apa iklim Antartika di masa depan, ahli paleoklimatologi perlu melihat ke masa lalu.

Meskipun perubahan-perubahan ini secara historis telah terjadi selama ratusan ribu tahun, emisi gas rumah kaca sekarang mengubah iklim Bumi pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Untuk membayangkan jenis lingkungan yang mungkin muncul saat suhu terus meningkat, peneliti merekomendasikan untuk melihat ke pulau-pulau sub-Antartika dan ekologi bagian paling selatan Amerika Selatan.


Terdapat Sedikit Harapan

Kondisi Es Biru di sepanjang punggung bukit di Semenanjung Antartika (31/10). Berbagai riset mengatakan fenomena ini disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti emisi dari gas rumah kaca. (Mario Tama/Getty Images/AFP)

Bagian Semenanjung Antartika yang merupakan bagian paling utara benua dan mendekati Amerika Selatan, salah satunya juga dapat menjadi indikator untuk melihat perkembangan vegetasi kehidupan.

Terlebih ketika suhu rata-rata global meningkat, iklim di Semenanjung Antartika akan berubah, membuatnya cenderung menyerupai bagian paling selatan Amerika Selatan, atau pulau-pulau di lautan di dekatnya.

Di Semenanjung Antartika, rumput asli, beberapa serangga, burung migran, dan mamalia laut saat ini bertahan hidup. Dengan iklim yang menghangat, terdapat kecenderungan untuk melihat variasi yang lebih besar pada rumput dan bunga yang tumbuh.

Jika tren ini terus berlanjut, dalam waktu dekat, suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang meningkat akan merangsang pertumbuhan tanaman.

Seiring dengan spesies invasif yang secara tidak sengaja diangkut oleh manusia, lebih banyak tanaman dapat tumbuh dan berkembang.

Namun, suhu dingin berarti kecil kemungkinan kita akan melihat hutan di Antartika dalam jangka waktu ini.

Secara keseluruhan, kita tidak mungkin dapat menciptakan permukiman manusia permanen di sana, yang ditopang oleh pertanian atau peternakan, dalam waktu dekat.


Risiko Jika Antartika Dapat Dihuni

Es di Benua Antartika (liputan6/pixabay)

Selain Semenanjung, sebagian besar benua ini merupakan lapisan es, beberapa kilometer tebalnya di beberapa tempat. Iklim yang terus menghangat akan memprediksi pertumbuhan besar di area bebas es.

Namun, perlu diingat bahwa mencairnya lapisan es Antartika akan berakibat pada kenaikan permukaan air laut yang tidak hanya mengubah geografi Antartika, tetapi juga iklim seluruh planet kita.

Naiknya permukaan air laut juga akan meninggikan pulau-pulau kecil berbatu di sana, meskipun tidak menenggelamkan mereka sepenuhnya.

Namun, ketika Bumi kehilangan lapisan es di masa depan, salah satu masalahnya adalah memastikan pemukiman untuk terus berada di atas permukaan laut.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya