Liputan6.com, Jakarta - Virgin Atlantic menanggalkan sementara kebijakan seragam netral gender untuk timnya yang menerbangkan skuad Inggris ke Piala Dunia Qatar 2022. Maskapai itu mengatakan khawatir awak mereka akan dianiaya otoritas Qatar yang ketat jika kedapatan mengenakan pakaian ramah LGBT, seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (16/11/2022).
Virgin sebelumnya telah mengumumkan pendekatan cair untuk seragam awak mereka pada September 2022. Saat itu, pihaknya mengatakan, staf dapat memilih pakaian apa yang mereka kenakan "tidak peduli jenis kelamin mereka."
Baca Juga
Advertisement
Tapi, seorang juru bicara maskapai mengatakan bahwa awak kabin pada penerbangan Selasa, 15 November 2022, waktu Inggris, tidak akan memiliki pilihan pada seragam mereka setelah penilaian risiko. "Keselamatan dan keamanan kru dan pelanggan kami selalu jadi prioritas utama kami," kata pejabat itu pada MailOnline.
"Sebagai bagian dari kebijakan kami, kami menyelesaikan penilaian risiko di semua negara tujuan kami, dengan mempertimbangkan hukum dan sikap terhadap komunitas LGBTQ+ dan ekspresi identitas berdasarkan kasus per kasus," tuturnya.
Ia menyambung, "Mengikuti penilaian risiko, direkomendasikan kebijakan itu tidak diterapkan pada penerbangan charter hari ini (ke Qatar) untuk memastikan keselamatan kru kami."
Qatar telah menghadapi rentetan kritik atas caranya memperlakukan komunitas LGBT. Menanggapi hal itu, negara tersebut bersikeras bahwa semua penggemar akan disambut "tanpa diskriminasi."
Qatar juga disebut memiliki undang-undang homofobia paling ketat di dunia. Adalah ilegal untuk jadi homoseksual di negara tersebut, dengan hubungan sesama jenis dapat dihukum mati. Virgin Atlantic mengatakan, Qatar bukan salah satu tujuan normalnya dan secara khusus dipetakan untuk menerbangkan tim Inggris.
Pesawat Ramah LGBTQ
Pesawat yang digunakan untuk menerbangkan 26 anggota tim Gareth Southgate dari Bandara Birmingham ke ibu kota Qatar, Doha, adalah pesawat ramah LGBTQ Virgin, yang dijuluki "Rain Bow." Pesawat tersebut menampilkan gambar Oscar, seorang pria kartun yang memegang bendera Union sambil mengenakan sepatu olahraga kecil berwarna pelangi, di bawah kabin. Itu juga menampilkan nomor registrasi "GV -PRD." mengacu pada Gay Pride.
Pada September lalu, staf yang bekerja untuk maskapai tersebut diberi pilihan untuk memilih seragam mereka sendiri, termasuk celana panjang atau rok. Virgin mengatakan, beberapa negara, seperti AS dan Inggris, "menerima identitas non-biner" dan bahwa kebijakan seragam baru sedang diuji terlebih dahulu.
Tapi, dikatakan bahwa perusahaan harus "mempertimbangkan sikap" Qatar terhadap komunitas LGBT, yang berarti meluncurkan penilaian risiko. Pesawat tersebut rencananya akan mendarat, menurunkan para pemain, kemudian kembali ke Inggris.
Namun, Virgin mengatakan, penilaian risiko diterapkan dalam kemungkinan kecil pesawat itu memiliki masalah teknologi. Kalau sudah demikian, kru mungkin harus tetap di darat, di mana elemen keselamatan akan berperan.
Advertisement
Ban Lengan Pelangi
Pesepak bola, termasuk kapten Inggris Harry Kane, telah mengutuk Qatar atas catatan hak asasi manusianya, serta mengambil sikap mendukung komunitas LGBT. Kane akan jadi salah satu dari 10 kapten internasional yang memakai ban lengan pelangi "One Love" selama pertandingan Piala Dunia 2022.
Band ini belum disetujui untuk digunakan oleh badan sepak bola dunia, FIFA, yang menyelenggarakan Piala Dunia, tapi dipandang sebagai cara yang menantang untuk memberontak terhadap hukum Qatar. Seorang juru bicara FA menambahkan, "Kami menunjukkan dukungan kami untuk inklusi dalam banyak hal, termasuk mengenakan One Love Armband selama turnamen."
Bos Inggris Gareth Southgate menambahkan timnya akan terus berpendirian, dengan mengatakan, "Kami sangat kuat dalam inklusivitas. Kami memahami tantangan yang dibawa turnamen ini. . . tantangan hak asasi manusia. Kami selalu berbicara tentang masalah yang kami pikir harus dibicarakan, terutama yang kami rasa dapat kami pengaruhi."
Sebelumnya, seorang duta Piala Dunia Qatar 2022 menyebut homoseksualitas sebagai "kerusakan dalam pikiran," serta "berbahaya dan tidak dapat diterima", kata Human Rights Watch, lapor BBC.
Hormati Budaya
Mantan pemain internasional Qatar Khalid Salman mengatakan pada penyiar Jerman ZDF bahwa orang-orang LGBTQ+ yang menghadiri turnamen harus "menerima aturan kami." Salman berkata, "(Homoseksualitas) adalah haram. Anda tahu apa artinya haram?"
Ketika ditanya mengapa itu haram, ia menambahkan, "Saya bukan seorang Muslim yang ketat, tapi mengapa itu haram? Karena itu merusak pikiran." Wawancara, yang merupakan bagian dari film dokumenter yang akan disiarkan, kemudian dihentikan seorang pejabat yang menyertainya.
Rasha Younes, peneliti senior hak-hak LGBT di Human Rights Watch, mengatakan, "Pendapat Salman bahwa ketertarikan sesama jenis adalah 'kerusakan dalam pikiran' adalah berbahaya dan tidak dapat diterima."
"Kegagalan pemerintah Qatar untuk melawan informasi palsu ini memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan warga LGBT Qatar, mulai dari memicu diskriminasi dan kekerasan terhadap mereka, sampai membenarkan menundukkan mereka pada praktik konversi yang disponsori negara," tuturnya.
Kepala eksekutif Piala Dunia Qatar 2022 Nasser al Khater mengatakan, pemerintah negara itu tidak akan mengubah undang-undangnya tentang homoseksualitas, meminta pengunjung "menghormati budaya kami."
Advertisement