Dian Swastatika Sentosa Jajaki Bisnis Energi Surya

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) gandeng Trina Solar Co Ltd untuk mengembangkan energi surya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Nov 2022, 11:24 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjajaki peluang kerja sama bisnis di bidang energi surya.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (16/11/2022), Dian Swastatika Sentosa melalui entitas anak, PT Daya Anugerah Sejati Utama menandatangani Nota Kesepahaman dengan Trina Solar Co. Ltd, PT Indonesia Power, dan PT Agra Surya Investindo untuk menjajaki peluang kerja sama untuk merencanakan, membangun, membiayai, dan mengoperasikan pabrik sel dan modul fotovoltaik surya.

Pabrik sel dan modul fotovoltaik surya  tersebut memiliki kapasitas produksi masing-masing sebesar 1 GWp per tahun dan memasarkan produk sel dan modul fotovoltaik surya di Indonesia. 

Sementara itu, penandatanganan ini dilakukan pada acara B20 yang berlangsung bersamaan dengan acara G20 di Nusa Dua, Bali dan disaksikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia  dan  Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia,M. Arsjad Rasjid P.M. 

"Dian Swastatika Sentosa berharap kerja sama konkrit, sebagai kelanjutan dari penandatangan nota kesepahaman ini, dapat segera direalisasikan, sehingga dapat membantu menyerap tenaga kerja, meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi, serta mendukung rencana pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi nasional menuju netralitas karbon pada 2060,” tulis Sekretaris Perusahaan DSSA Susan Chandra, dikutip Rabu (16/11/2022).

Trina Solar Co. Ltd merupakan salah satu perusahaan terkemuka asal Tiongkok dalam inovasi dan keandalan pemanfaatan energi surya.

 

 


Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba selama semester I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),  PT Dian Swastatika Sentosa Tbk mencatat pendapatan usaha USD 2,59 miliar atau sekitar Rp 38,63 triliun (asumsi kurs Rp 14.897 per dolar AS). Pendapatan itu naik 176,64 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 13,96 triliun.

Beban pokok penjualan tercatat USD 1,46 miliar hingga Juni 2022. Beban pokok penjualan bertambah 160,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 561,33 juta. Dengan demikian, laba kotor tercatat USD 1,13 miliar selama semester I 2022. Laba kotor melambung 200,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 376,23 juta.

Perseroan mencatat beban usaha menguat 81,96 persen menjadi USD 349,24 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 191,92 juta. Beban penjualan naik menjadi USD 188,22 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 120,73 juta. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi USD 160,59 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 70,74 juta.

 


Kinerja Laba

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk pun meraih laba usaha USD 782,38 juta hingga Juni 2022. Laba usaha perseroan bertambah 324,50 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 184,30 juta.

Perseroan membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 251,58 juta hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 43,92 juta.

Perseroan mencatat laba bersih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 0,33 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,06.

Total ekuitas tercatat USD 2,82 miliar pada semester I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar USD 1,75 miliar. Total liabilitas tercatat melonjak menjadi USD 3,69 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 1,25 miliar.

Aset perseroan melonjak menjadi USD 6,52 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 3,01 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara USD 1 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 521,35 juta.


DSSA Tambah Kepemilikan Saham FREN Melalui OWK

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menambah kepemilikan saham di PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui obligasi wajib konversi (OWK).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan pada 13 Juli 2022, dikutip Rabu (27/7/2022),  PT Dian Swastatika Sentosa Tbk melalui entitas anak perseroan PT DSSE Energi Mas Utama (EMU) telah konversi OWK PT Smartfren Telecom Tbk yang dimilikinya menjadi saham. Saham hasil konversi ini telah tercatat di BEI pada 11 Juli 2022.

“Dengan konversi ini, kepemilikan saham perseroan dan EMU dalam Smartfren menjadi sektiar 23 persen,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.

Manajemen Dian Swastatika Sentosa menyatakan, investasi ini akan dicatatkan dalam laporan posisi keuangan perseroan. Dengan demikian, perseroan melalui anak usaha memiliki 72.591.193.000 saham FREN atau setara 23 persen setelah transaksi OWK. Sebelumnya perseroan memiliki 67.591.193.000 atau setara 21,8 persen kepemilikan saham dalam FREN.

Mengutip data RTI, saham FREN turun 1,02 persen ke posisi Rp 97 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama.

 Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.

Koreksi saham FREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif. IHSG naik terbatas 0,08 persen pada sesi pertama perdagangan 27 Juli 2022. IHSG menguat ke posisi 6.877,28. Indeks LQ45 naik tipis 0,12 persen ke posisi 969,67.

Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya