Liputan6.com, Jakarta - Gangguan kecemasan merupakan suatu kondisi sikologis atau gangguan mental di mana seseorang merasakan cemas dan khawatir yang berlebihan bahkan sampai tidak terkendali dalam berbagai hal.
Dokter Andri spesialis kesehatan jiwa psikosomatik medis yang bekerja di rumah sakit Omni Hospital Alam Sutera, dalam unggahan video di akun youtube pribadinya Andri Psikosomatik, memberikan arahan terkait pentingnya pola pikir untuk menghindari kecemasan.
Advertisement
Dalam video tersebut, beliau menyinggung terkait bagaimana cara mengubah pola pikir untuk seseorang yang memiliki riwayat atau gangguan kecemasan.
"Sebelumnya saya sudah sering bilang bahwa orang yang mengalami gangguan kecemasan itu biasanya sudah cukup atau seringkali lama mengalami gejalanya. Dan juga muncul perasaan tidak enak itu bukan sekali dua kali tapi sudah lama," ucap Andri.
Andri juga menyatakan bahwa masalah cemas bagi sebagian orang terlihat sulit diaktifkan di dalam sistem saraf pusatnya.
"Bagaimana dia bisa berfikir secara lebih logic dan lebih rasional, karena mungkin terlalu lama mengalami gejala kecemasan jadi akhirnya tidak rasional lagi," ucapnya.
Sehingga Andri menegaskan bahwa hal ini perlu diperhatikan dalam merespon seseorang yang mengalami gangguan kecemasan.
"Seringkali muncul pasien-pasien yang datang bahwa ngga gampang ni, biasa cuma dibilang wah ini healing aja, Anda penting untuk membuat diri Anda jauh lebih stabil, atau membuat Anda harus lebih berdoa, bersyukur dan segala macam, seolah-olah mengubah fikiran ini mudah," tuturnya.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, menurut Andri yaitu :
1. Menyadari atau kenali dulu
Andri mengatakan bahwa dengan berupaya menjadi jauh lebih stabil dan lebih baik serta kemampuan pola fikir ditangani dengan cara yang pas dan tepat merupakan salah satu hal penting untuk ke depannya.
"Ini penting sekali ke depannya karena kalau tidak, kita mutar disitu-situ saja ngga bisa lepas apa yang kita perhatikan atau kita cemaskan itu. Dan ini seringkali menjadi masalah karena orang itu kepinginnya bisa cepat berubah, padahal dia mesti sadar bahwa tidak mungkin perubahan itu berlangsung sedemikian cepat namun tentu perlu waktu," ucapnya.
Beliau juga berbagi kisah kejadiannya saat reuni bersama teman-teman SMA dulu. Ia mendapati bahwa ternyata karakteristik seseorang atau teman-temannya itu tidak terlalu berbeda dari yang dulu dan sekarang.
"Bedanya itu kayak ngga seperti yang kita lihat gitu ada sesuatu yang mungkin gede atau signifikan gitu berubah. Ngga, ternyata ngga beda-beda banget,"ucapnya.
Sehingga, beliau melihat masalah ini sama halnya pada masalah kecemasan yang terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan kecemasan.
"Kecemasan orang itu atau cara dia mengelola fikiran itu memang perlu benar-benar usaha, ya kalau ngga maka akan susah," tuturnya.
Jadi, sebetulnya tidak mudah dalam mengubah pola pikir. Bahkan Andri sendiri mengatakan tidak ada yang bisa kita gunakan secara dari sisi pengobatan untuk segera membantu kestabilan pikiran kita.
Advertisement
2. Belajar mengelolanya
Andri juga menjelaskan bahwa banyak cara untuk mengelola pikiran baik dari buku, internet dan sejenisnya.
"Tidak perlu banyak-banyak lah, yang penting Anda masukkan berupa hal-hal yang baik, tetapi kalau Anda masih berfikiran negatif maka kemungkinan memang masih rusak atau dalam artian masih belum stabil dan itu perlu perbaiki dulu ke dokter jiwa," ucapnya.
Ia mengatakan hal itu yang seringkali ditemui pada praktik sehari-harinya, di mana seseorang ingin mengubah supaya tidak kambuh lagi.
"Karena kan mutar-mutar aja dia, membaik kondisi otak tetapi system saraf pusat belum stabil, balik lagi gitu, mutar-mutar aja," ucapnya
Sehingga beliau menegaskan bahwa yang perlu dipahami pertama adalah Anda mengalami gejala cemas ini.
"Perlu pemahaman ya oleh teman-teman semua semoga ke depannya kita tau bahwa 'ok dok saya memahami bahwa saya mengalami gejala cemas ini lebih karena saya kurang bisa mengelola pikiran saya menjadi jauh lebih baik, tapi saya berharap saya bisa mengelolanya nanti dan ke depannya saya akan jauh lebih stabil,'" tutur Andri.
Situasi yang Dapat Memicu Kecemasan
Jika Anda hidup dengan gangguan kecemasan sosial (SAD), kemungkinan berbagai situasi berbeda memicu perasaan cemas. Pemicu bisa internal atau eksternal, termasuk bau, pemandangan, suara, dan emosi. Bagi penderita gangguan kecemasan sosial, kecemasan seringkali dipicu oleh situasi sosial tertentu.
Melansir laman Verywellhealth, Rabu (16/11/22) berikut beberapa situasi yang dapat memicu kecemasan, di antaranya:
1. Berbicara di depan umum
2. bertemu orang baru di sebuah pesta.
3. Melakukan performance atau pertunjukan
4. Memulai obrolan
5. Makan di depan orang asing
6. Menyatakan pendapat
7. Menggunakan toilet umum
Advertisement