Jokowi di KTT G20 Hari ke-2: Kejahatan Siber Rugikan Ekonomi Dunia USD 5 Triliun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, diperlukan lingkungan digital yang aman

oleh Tira Santia diperbarui 16 Nov 2022, 13:10 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Jokowi terlihat didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sisi kanan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sisi kiri. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, diperlukan lingkungan digital yang aman. Sebab, kebocoran data akibat kejahatan cyber berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga USD 5 triliun pada tahun 2024.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pembukaan puncak KTT G20 Indonesia hari kedua yang dilaksanakan di Bali, Rabu (16/11/2022).

"Hoax dan perundungan cyber dapat memecah persatuan dan mengancam demokrasi, kebocoran data akibat kejahatan cyber berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga USD 5 triliun pada tahun 2024," ungkap Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menegaskan, keamanan digital dan perlindungan privasi harus dijamin. Maka, melalui G20 ini harus mampu membangun kepercayaan sektor digital termasuk melalui tata kelola digital global.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan Pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situasi tidak membaik. Sebagai pemimpin kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia.

"Ekonomi digital adalah kunci masa depan ekonomi dunia sebagai pilar ketahanan di masa pandemi menyumbang 15,5 persen PDB global, buka peluang masyarakat kecil menjadi bagian dari rantai pasok global," ujarnya.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia mendorong transformasi digital untuk mempercepat pemulihan global, dan saat ini melalui presidensi Indonesia digital ekonomi working group sudah mulai berjalan.

 


Pengembangan Startup

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Nusa Dua, Bali (14/11/2022). Pertemuan digelar menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (AFP/Saul Loeb)

Disisi lain, tahun ini G20 juga mendorong pengembangan startup potensial melalui digital innovation network. Ada beberapa hal yang harus menjadi fokus, pertama, kesetaraan akses digital.

Tercatat, ada 2,9 miliar penduduk dunia belum terhubung ke internet, termasuk 73 persen penduduk negara berkembang. Infrastruktur digital juga belum merata, dimana masih ada 390 juta masyarakat dunia yang tinggal di wilayah tanpa internet nirkabel.

"Ketimpangan ini harus segera kita perbaiki. G20 harus dapat memobilisasi investasi untuk membangun infrastruktur digital yang terjangkau bagi semua," ujarnya.

 


Menjangkau Semua

Presiden Jokowi memimpin langsung KTT G20 Bali (dok: Arief)

Kedua, literasi digital bukan sekedar sebuah pilihan melainkan sebuah keharusan. Jokowi menegaskan, literasi digital harus menjangkau semua agar dapat berpartisipasi dalam ekonomi masa depan. G20 harus bisa menggerakkan kerjasama penguatan kapasitas digital bagi negara berkembang.

"Harus kerjasama, memastikan manfaat digital dapat dirasakan secara merata oleh semua. Saya mengundang kontribusi yang mulia untuk masa depan dunia digital yang aman yang inklusif dan yang bermanfaat bagi semua," pungkasnya.

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya