Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan EMPOWER 20, berhasil merumuskan pemikiran pada worksteam G20 Sherpa Track. Pemikiran kebangkitan perekonomian perempuan dan perlindungan pada anak selepas Pandemi COVID-19, menjadi poin yang dimasukan dalam Leaders Declaration dalam menjawab tantangan global dan berbagai isu ekonomi (non-finansial) untuk mencari solusi dan memberikan rekomendasi atas agenda dan isu prioritas G20.
Leaders Declaration merupakan komitmen dari para Pemimpin G20 terhadap upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pasca pandemi COVID-19.
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual saat menyambut kedatangan seluruh Delegasi Sherpa G20 pada beberapa waktu lalu mengatakan, sebagai perwakilan negara berkembang dan satu-satunya anggota G20 dari Asia Tenggara, inklusivitas menjadi sangat penting bagi Indonesia dan harus saling membantu dalam melalui masa-masa yang sulit ini.
“Kuncinya adalah mencapai keseimbangan. Dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 sebagai penunjuk arah kita, kita harus mempertimbangkan solusi paling efektif untuk krisis multidimensi yang sedang berlangsung dan tetap rendah hati dalam keterbatasan kita sebagai manusia,” ujar Airlangga, Rabu (16/11/2022).
Pertemuan Sherpa G20 keempat yang sekaligus merupakan pertemuan terakhir menyongsong KTT G20 dalam Presidensi G20 Indonesia, saat ini juga telah dilangsungkan di Jimbaran, Bali, pada 11-14 November. Pertemuan tersebut dibuka pada tanggal 11 November lalu oleh Co-Sherpa G20 Indonesia Edi Prio Pambudi dan dihadiri juga oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Gabungan Sherpa Track dan Finance Track Presidensi G20 Indonesia.
Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia sendiri meliputi 12 Working Groups (WG) dan 10 Engagement Groups (EG). Selain itu, peran vital Sherpa Track juga untuk mengadakan berbagai kegiatan lainnya seperti culture and creative economy, Research and Innovation Ministers’ Meeting, Side Event, dan Joint Ministerial Meeting yang merupakan bentuk kerja sama antar Kementerian dan Lembaga.
Legacy Indonesia
Seluruh pembahasan yang dilakukan dalam pertemuan juga akan meng-endorse concrete deliverables. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar Presidensi G20 Indonesia dapat menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan menjadi legacy Indonesia bagi G20 serta meningkatkan peran dan profil Indonesia pada Forum G20.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis yang dihadapi dunia saat ini penuh dengan risiko dan rintangan. Jadi, para pemimpin mengandalkan Anda, atas kebijaksanaan, solusi, dan inovasi untuk pemulihan ekonomi global,” ujar Menko Airlangga saat menyambut kedatangan Delegasi Sherpa G20.
Sementara, perwakilan EMPOWER berhasil membawa pemikiran keberpihakan pada kemajuan ekonomi perempuan ke dalam poin Leader Declarations. Dari 48 poin yang disusun, EMPOWER menyumbang pemikiran dinomor 42.
"Pada poin tersebut, kami menyadari bila pandemi COVID-19 menyumbang angka ketidaksetaraan perempuan dalam hal ekonomi. Untuk itu, kami berjuang untuk menempatkan perempuan sebagai inti dari upaya pembangunan dan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan. Tidak hanya upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan akses digital dan kesenjangan upah akan dilanjutkan, tetapi juga lebih jauh lagi untuk menghilangkan hambatan partisipasi ekonomi dan kewirausahaan bagiperempuan," jelas Rinawati Prihatiningsih, Co-Chair G20 EMPOWER.
Advertisement
Kekerasan Berbasis Gender
Pada poin tersebut dijelaskan, karena perempuan dan anak perempuan terus terpengaruh secara tidak proporsional oleh pandemi COVID-19 dan krisis lainnya. EMPOWER menegaskan kembali komitmennya untuk menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai inti dari upaya yang selama ini dilakukan, untuk pemulihan inklusif dan pembangunan berkelanjutan.
"Kami berkomitmen untuk menerapkan 'Peta Jalan G20 Menuju dan Melampaui Tujuan Brisbane', mendorong inklusi keuangan dan akses ke teknologi digital, termasuk untuk mengatasi distribusi yang tidak merata dalam perawatan berbayar dan tidak dibayar dan pekerjaan rumah tangga, dengan fokus pada penutupan kesenjangan gaji gender," tutur Rinawati.
Komitmen dalam menghilangkan kekerasan berbasis gender juga menjadi fokus dalam poin ke-42 tersebut. Termasuk komitmen lainnya, seperti peningkatan layanan sosial, kesehatan, perawatan dan pendidikan, serta mengatasi stereotip gender.
Pendidikan Inklusif dan Berkualitas
G20 juga akan terus memajukan akses setara perempuan dan anak perempuan terhadap pendidikan inklusif dan berkualitas, termasuk partisipasi dalam pendidikan STEM, kewirausahaan perempuan melalui UMKM, dan akses perempuan dan anak perempuan di posisi kepemimpinan. G20 akan mempromosikan kualitas hidup bagi perempuan di daerah pedesaan dan perempuan penyandang cacat.
Sementara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmavati mengungkapkan rasa terima kasih mendalamnya, kepada semua pihak yang terlibat dalam memperjuangkan kesetaraan perempuan. Terutama dalam keseteraan di bidang pembangunan ekonomi.
"Terima kasih banyak kerja kerasnya teman-teman dalam memperjuangkan hak perempuan," katanya
Advertisement