Surga Ubur-ubur di Danau Kakaban Berau

Danau Kakaban merupakan salah satu danau air asin terbesar di dunia dengan luas sekitar 400 hektare

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Nov 2022, 06:00 WIB
Danau Kakaban berisi empat spesies ubur-ubur tak bersengat. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Samarinda - Danau Kakaban terletak di wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Nama 'kakaban' memiliki arti memeluk, yang bisa dimaksudkan dengan pulau yang memeluk danau.

Danau Kakaban menjadi habitat dari spesies ubur-ubur yang tidak menyengat. Wisatawan bisa berenang bersama ubur-ubur dengan catatan tanpa menggunakan kaki katak atau fin karena berbahaya bagi ubur-ubur yang rentan terhadap sentuhan.

Mengutip dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Danau Kakaban adalah danau air asin dengan perairan yang terhubung ke laut melalui saluran-saluran air bawah tanah yang kecil. Wisata Kalimantan Danau Kakaban merupakan salah satu danau air asin terbesar di dunia dengan luas sekitar 400 hektare.

Air di danau ini merupakan air payau akibat pengaruh curah hujan dan air tanah, tetapi masih terpengaruh pasang surut. Setidaknya, terdapat empat spesies ubur-ubur di danau ini, yakni ibur-ubur emas (mastigias papua), ubur-ubur terbalik (cassiopea ornata), ubur-ubur bulan (aurelia sp.), dan ubur-ubur kotak kaki-tiga (tripedalia cystophora).

Ubur-ubur bulan yang memiliki tampilan transparan atau semu putih biasanya memakan plankton dari air. Adapun ubur-ubur emas biasanya akan membentuk kawanan yang bermigrasi sesuai posisi matahari, sedangkan ubur-ubur terbalik ditemukan terbalik di dasar perairan, memaparkan lengannya yang penuh simbion ganggang.

Sementara, ubur-ubur kotak kaki-tiga biasanya berukuran kecil, berlonceng kubus, serta memiliki tiga tentakel di keempat sudut loncengnya. Ubur-ubur jenis ini juga memiliki empat set mata yang kompleks dan mampu bernavigasi di antara belukar ganggang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Keturunan Ubur-Ubur Totol

Seluruh ubur-ubur emas di danau ini merupakan keturunan ubur-ubur totol (mastigias papua) dari laut lepas. Mereka berevolusi dalam kondisi unik di danau air asin.

Ubur-ubur ini kehilangan totol, lengan gada, dan pigmen biru setelah ribuan tahun. Ubur-ubur dari danau yang muda cenderung menyerupai leluhurnya, sedangkan ubur-ubur dari danau yang tua seringkali sudah kehilangan ciri-ciri leluhurnya.

Fenomena serupa juga dapat diamati di berbagai populasi ubur-ubur danau Papua dan Palau. Hal tersebut disebabkan oleh terputusnya pertukaran gen antar populasi serta lingkungan yang berbeda dengan laut.

Dari sumber yang sama disebutkan, tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian dari keempat spesies ubur-ubur di Danau Kakaban telah berkembang menjadi subspesies baru. Meski demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal ini.

Selain ubur-ubur, Danau Kakaban juga dihiasi banyak spesies invertebrata dan ikan. Biota tersebut dapat ditemukan di antara belukar Halimeda, yakni antara akar bakau dan kayu dermaga.

Beberapa biota tersebut di antaranya julung-julung (Zenarchopterus dispar), serinding (Fibramia lateralis), anemon pemakan ubur-ubur (Entacmaea sp.), puntang (Exyrias puntang), bintang ular (Ophiarachnella sp.), ganggang hijau (Halimeda opuntia), teripang Kakaban (Synaptula spinifera), bintang laut kelabu (Aquilonastra sp.), spons merah jambu (Darwinella aff. gardineri), cacing pipih (Pseudoceros), dan tunikata Kakaban (Styela complexa).

Komunitas ini telah beradaptasi dengan air payau, bahkan meliputi kelompok hewan yang biasanya hanya dapat hidup di air laut normal.

(Resla Aknaita Chak)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya