Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengumumkan perubahan kepemilikan pemegang saham perseroan. Dalam pengumuman tersebut, PT Pusaka Citra Djokosoetono selaku pemegang saham terbanyak melakukan penjualan 78.738.800 lembar atau setara 3,15 persen senilai Rp 123,5 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/11/2022), penjualan saham kepada pihak afiliasi tanpa mengubah pengendalian. Transaksi berlangsung pada 3, 7, 9 , dan 11 November 2022 dengan jumlah saham dan harga per saham yang bervariasi. Rinciannya, sebanyak 33 juta saham dilepas pada 3 November 2022 dengan harga penjualan Rp 1.515 per saham atau total senilai Rp 49,99 miliar.
Advertisement
Kemudian 18.963.600 lembar saham dilepas pada 7 November 2022 dengan harga Rp 1.565 per saham atau total senilai Rp 29,68 miliar. 18.700.000 lembar dijual pada 9 November 2022 dengan harga 1.605 per saham atau total senilai Rp 30,01 miliar, serta 8.075.200 lembar dijual pada 11 November dengan harga Rp 1.710 per saham atau total senilai Rp 13,81 miliar.
Usai transaksi, PT Pusaka Citra Djokosoetono kini genggam 709.857.979 lembar saham BIRD atau setara 28,37 persen dari sebelumnya 788.596.779 lembar atau setara 31,72 persen.
Pada perdagangan Rabu 16 November 2022, saham BIRD ditutup melemah 45 poin atau 2,88 persen ke posisi 1.515. Saham BIRD dibuka pada posisi 1.560 dan bergerak pada rentang 1.500—1.575. Sejak awal tahun atau secara year to date, saham BIRD naik 110 poin atau 7,83 persen.
30 Mobil Listrik Milik Blue Bird Siap Mengaspal di Gelaran KTTG20 di Bali
Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyediakan 30 kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pada gelaran KTT G20 di Bali. Secara keseluruhan, total armada yang disiapkan perseroan untuk gelaran tersebut mencapai lebih dari 200 unit.
“Ada 200 lebih, hampir 230 kendaraan kami dipakai di Bali. Jenisnya dari alphard, EV, mercedes, kendaraan standar camry juga ada, HiAce, bus, total EV kendaraan 100 lebih, target total 200 tahun depan. Kendaraan listriknya hampir 30 sudah ada di Bali,” ujar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Perseroan sendiri berencana menambah lebih dari 5 ribu unit armada pada 2023. Sehingga perkiraan belanja modal juga mengalami kenaikan.
Namun perseroan belum bisa merincikan berapa belanja modal dan unit yang akan dibeli pada tahun depan. “Capex tahun depan lebih tinggi. Jadi kalau tahun ini kita beli 5 ribu-an kendaraan tahun ini, kita pasti beli lebih dari jumlah itu,” kata Sigit.
Dari sisi kinerja, perseroan mengatakan kinerja pada kuartal IV tahun ini akan melanjutkan pertumbuhan yang terjadi pada kuartal III 2022.
Pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022, perseroan mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2022.
Blue Bird membukukan pendapatan neto senilai Rp 2,50 triliun meningkat 73, 61 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,44 triliun.
Hingga akhir kuartal III 2022 BIRD mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 260,62 miliar. Angka ini melonjak 293,74 persen dari rugi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 66,19 miliar.
Advertisement
Pemegang Saham Blue Bird Setujui Perombakan Direksi
PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyetujui perombakan Dewan Direksi perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Kamis 10 November 2022 di Jakarta.
Perubahan Direksi perseroan menyusul persetujuan pengunduran diri Eko Yuliantoro sebagai Direktur Perseroan terhitung efektif sejak ditutupnya rapat.
RUPSLB mengangkat Irawaty Salim sebagai Direktur PT Blue Bird Tbk yang baru menggantikan Eko Yuliantoro terhitung efektif sejak ditutupnya rapat RUPSLB sampai dengan ditutupnya RUPST perseroan tahun 2024.
"Dengan struktur manajemen yang baru ini harapannya dapat mendorong kinerja Perseroan ke arah yang lebih baik, sambil terus mengembangkan inovasi baru sehingga kinerja perusahaan terus tumbuh positif seiring dengan permintaan pasar yang semakin banyak," Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono dalam paparan publik usai RUPSLB, Kamis (10/11/2022).
Adapun Susunan anggota direksi perseroan terkini menjadi sebagai berikut:
Direktur Utama: Sigit Djokosoetono
Wakil Direktur Utama: Adrianto Djokosoetono
Direktur: Irawaty Salim
Perseroan mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Blue Bird membukukan pendapatan neto senilai Rp 2,50 triliun meningkat 73, 61 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,44 triliun.
Hingga akhir kuartal III 2022 BIRD mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 260,62 miliar. Angka ini melonjak 293,74 persen dari rugi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 66,19 miliar.
Blue Bird Bakal Borong Lebih dari 5.000 Kendaraan Tahun Depan
Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana melakukan pembelian ribuan kendaraan pada tahun depan. Jumlah kendaraan yang akan dibeli berkisar 5 ribu sampai 8 ribu unit.
Setali dengan rencana tersebut, belanja modal (capital expenditure/capex) yang disiapkan perseroan tahun depan juga akan lebih tinggi dari tahun ini.
“Capex tahun depan lebih tinggi. Jadi kalau tahun ini kita beli 5 ribu-an kendaraan tahun ini, kita pasti beli lebih dari jumlah itu,” kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono dalam paparan publik perseroan, Kamis (10/11/2022).
Di sisi lain, perseroan berkomitmen untuk mewujudkan agenda Visi Berkelanjutan 50/30. Misi tersebut merupakan gambaran dari strategi perseroan dalam mengurangi 50 persen emisi karbon dan buangan operasional pada 2030.
Salah upaya yang dilakukan untuk mendukung agenda tersebut yakni dengan beralih ke kendaraan elektrik yang dilakukan secara bertahap.
“Dalam rangka pengurangan karbon kita harus hitung berapa banyak yang dibutuhkan, capexnya berapa, tarifnya bisa disesuaikan atau tidak. Kalau harganya affordable kita bisa ambil lebih banyak (EV),” imbuh Sigit.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan, harga EV saat ini berkisar 3,5–4 kali lipat dari harga kendaraan konvensional. Diyakini, harga EV akan berada dalam tren turun ke depannya.
“Sebenarnya 2020 awal sudah mulai turun tapi unfortunately karena global supply problem, jadi harga semua kendaraan naik tapi dengan harga bbm sekarang lebih tinggi sebenarnya semakin baik untuk konversi,” kata dia.
Advertisement