Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali masih jadi salah satu topik bahasan hangat di media sosial, terutama sejak akhir pekan lalu. Di antaranya, warganet Indonesia dibuat naik pitam karena komentar seorang YouTuber Inggris, Mahyar Tousi.
Di salah satu kicauan di Twitter-nya, yang kini sudah dihapus, pria yang melabeli dirinya anti-Iran ini menulis, "Apa sih yang dipakai para idiot ini?" merujuk pada kemeja tenun Bali yang dipakai para pemimpin negara G20 saat menghadiri welcoming dinner dalam rangkaian KTT di Pulau Dewata.
Baca Juga
Advertisement
Kendati sudah dihapus, tangkapan gambar cuitan itu sudah beredar luas, yang mana salah satunya dibagikan ulang akun jurnalis, sekaligus editor Election Watch, @maxwalden_. Ia menulis, "Influencer sayap kanan Inggris menghapus tweet setelah dikritik (warganet Indonesia) karena menghina endek/batik. Warganet Indonesia tetap tidak terkalahkan."
Kicauan itu pun ditanggapi berbagai macam balasan. Salah satunya berkomentar, "Menurut saya, @MaharTousi tidak menyadari bahwa Pulau Jawa saja memiliki lebih banyak orang daripada seluruh Rusia," sementara yang lain menulis, "Bung, saya beri tahu Anda, jika Perang Dunia 3 terjadi di Twitter, negara kami (Indonesia) tidak diragukan lagi akan jadi yang paling kuat."
Sebelum dihapus, tweet Tousi memang ramai diserbu warganet Indonesia. Kebanyakan dari mereka memberi tahu dengan "sedikit galak" bahwa itu merupakan kemeja berbahan tenun Bali. "Jangan salahkan kami karena kami memiliki kreativitas dan tidak menggunakan kemeja putih dan jas hitam membosankan," tampak salah satu pengguna berkomentar.
Bukan Kali Pertama
Sementara, beberapa di antaranya menunjuk akun lain yang juga "mempertanyakan" kemeja tenun Batik yang dipakai para pemimpin negara G20 semalam. Akun Twitter @sophielouisecc jadi salah satunya yang kemudian ia jelaskan, "Lolll ini bahkan tidak kontroversial. Saya hanya bertanya mengapa mereka semua berpakaian dengan cara yang sama lol apa yang mereka lakukan. Bagaimana ini (bisa jadi) kontroversial."
Kendati demikian, akunnya juga sudah ikut diserbu warganet Indonesia. Salah satunya berkomentar, "Jika melihat dalam beberapa tahun terakhir, setiap KTT yang diadakan di Asia selalu menyertakan para pemimpin dunia yang mengenakan pakaian tradisional mereka. Mungkin Eropa dan Amerika tidak punya apa-apa untuk dipamerkan seperti ini."
Ada juga yang merujuk pada fakta itu bukan kali pertama kemeja berbahan wastra Indonesia tampil di acara tingkat dunia. "Mungkin Anda seharusnya melihat bagaimana pertemuan pemimpin APEC berlangsung di Bogor, Indonesia pada 1994 sebelum berkicau," balas yang lain, menyertakan foto para pemimpin APEC saat itu memakai kemeja batik.
Advertisement
Tidak Hanya Warganet Indonesia
Pembelaan atas pertanyaan-pertanyaan itu nyatanya tidak hanya dilakukan warganet Indonesia, pengguna dari beberapa negara juga menyuarakan dukungan. "Bukan saya ingin berbicara dalam kapasitas mereka, tapi kali ini, saya mendukung teman-teman dari Indonesia," kata salah satu warganet mengaku dari Malaysia.
Sementara, ada juga yang merekomendasikan untuk "mencari tahu budaya orang lain terlebih dahulu sebelum berkomentar." "Sudah saatnya mereka sadar bahwa dunia tidak hanya berputar di Barat," cuit pengguna lain.
Ada juga yang berkicau, "Sampai ia minta maaf. Kami pasti akan menyerbu semua akun media sosialnya. Tolong jangan hina budaya kami." "ASEAN ASSEMBLE! Setiap negara ASEAN mostly punya 'batik-batik' tersendiri. Bisa nih serang barengan kwowkwokw!" yang lain menimpali
Berdasarkan pantauan Liputan6.com pada Rabu sore (16/11/2022), Tousi belum menyinggung lagi soal kemeja tenun Bali maupun KTT di akun Twitter-nya, yang sampai sekarang masih dibanjiri komentar warganet Indonesia. Tuntutan permintaan maaf atas "penghinaan budaya Indonesia" pun belum dipenuhinya.
Kain Tenun Endek Bali
Menurut salah satu unggahan di akun Kementerian Sekretariat Negara, baru-baru ini, kemeja tenun Bali yang dipakai para pemimpin negara G20 saat welcoming dinner tersebut merupakan buatan tangan. "Kain tenun Catri merupakan inovasi Putu Agus Aksara Diantika," tulis mereka.
Pihaknya menyambung, "Kain ikat yang dibuat dengan teknik tenun ikat tanpa meninggalkan keaslian kain endek klungkung. Wastra Nusantara merupakan kain tenun Bali berkualitas tinggi yang dibuat dengan proses tenun tradisional oleh tangan-tangan terampil penenun desa Gelgel secara turun-temurun."
"Wotif wastra Nusantara sarat akan keindahan, nilai seni, dan filosofi yang terinspirasi keindahan flora Nusantara yang kaya warna dan simbolisme," tutup mereka. Liputan6.com sudah meminta komentar lebih lanjut pada Agus terkait kemeja tenun Bali tersebut.
Welcoming Dinner and Cultural Performance G20 Indonesia sendiri telah berlangsung di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana Bali, Selasa malam, 15 November 2022. Sementara para tamu undangan berkemeja batik tenun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana menyambut mereka dengan pakaian adat Bali.
Advertisement