Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengapresiasi langkah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) yang telah melakukan diversifikasi bisnis melalui pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Hal ini ditandai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berkapasitas 70 MW. Dalam proyek tersebut Adaro melalui anak usahanya PT Adaro Power menggandeng Total Eren.
Advertisement
Keduanya memenangkan tender setelah memberikan penawaran harga listrik per kWh terendah kepada PT PLN (Persero). Penawaran tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia.
"Saya kira ini merupakan salah satu langkah bagus di mana perusahan batu bara seperti Adaro sudah melakukan diversifikasi bisnis. Mereka sudah mengarah ke green energy dengan PLTB ini. Apalagi dengan harga yang termurah sepanjang sejarah," ungkap Mamit.
Menurut Mamit, proyek ini menjadi tanda bisnis Adaro sudah mengarah ke EBT, tidak hanya batu bara. Langkah ini juga bukti nyata dukungan Adaro dalam mempercepat transisi energi guna mencapai target _net zero emission_ pada 2060
"Jadi untuk mendukung transisi energi justru tidak lagi berbicara akuisisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang eksisting dengan alasan untuk early retirement," tuturnya.
Mamit juga menilai transformasi bisnis dari energi fosil menuju ke EBT harusnya dimulai oleh BUMN tambang batu bara agar menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan swasta.
Konsorsium Adaro dan Total Eren Bakal Garap Proyek PLTB Tanah Laut
Konsorsium Total Eren dan PT Adaro Power meraih tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan berkapasitas 70 MW. Konsorsium itu terpilih setelah memberikan penawaran listrik per kWh terendah kepada PT PLN (Persero).
Penawaran tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia. Dalam pembangunan PLTB di Sidrap, penawaran terendah adalah sebesar 11 cUSD/kWh, kemudian di Jeneponto turun lagi sebesar 10 cUSD/kWh, sedangkan penawaran konsorsium dua perusahaan tersebut adalah sebesar 5,5 cUSD/kWh.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Managing Director Australia & Indonesia Total Eren, Kam Tung Ho dan Direktur PT Adaro Power, Mustiko Bawono dan disaksikan oleh Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir di Bali, pada Selasa, 15 November 2022.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir menuturkan Adaro terus berupaya melakukan transformasi dan tumbuh menjadi perusahaan yang lebih ramah lingkungan.
"Proyek ini menunjukkan komitmen kami dalam membangun Adaro yang lebih hijau melalui pilar Adaro Green, yang fokus pada pengembangan berbagai sumber energi baru terbarukan,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (16/11/2022).
Selain itu, proyek ini juga akan semakin meningkatkan kontribusi Adaro untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau.
Advertisement
Proses Tender Kompetitif
Direktur PT Adaro Power Mustiko Bawono menuturkan, Adaro Power dan mitra, Total Eren merasa bersyukur telah berhasil memenangkan proyek PLTB Tanah laut dengan kapasitas 70 MW.
"Dengan dukungan dan kerja keras dari instansi finansial serta mitra kontraktor dan pabrikan, kami berharap bahwa proyek strategis ini dapat mendukung Pemerintah dan PLN mencapai target bauran energi baru terbarukan di Indonesia,” ujar dia.
Sementara itu, Managing Director Total Eren Australia & Indonesia, Kam Tung Ho mengatakan mengapresiasi PLN atas kesempatan untuk menunjukkan komitmen dalam pengembangan PLTB Tanah Laut. Ia menambahkan, Total Eren adalah produsen listrik swasta energi terbarukan terkemuka Prancis dengan lebih dari 3,7 GW aset energi terbarukan yang telah beroperasi atau sedang dalam konstruksi secara global.
Di kawasan Asia-Pasifik, Total Eren memiliki lebih dari 1,1 GW proyek pembangkit listrik tenaga angin dan surya dan kami sangat antusias untuk mencapai tonggak sejarah khusus ini bersama mitra Adaro Power dan PLN.
"Kami sangat menantikan dimulainya pembangunan PLTB Tanah Laut. Total Eren telah menginisiasi pengembangan proyek ini selama 7 tahun terakhir dengan proses tender yang kompetitif,” kata dia.
Jadi Milestone Penting
"Penetapan pemenang sebagai pengembang proyek merupakan salah satu milestone penting untuk menuju tahapan selanjutnya yaitu penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dan Financial Close," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Darmawan menuturkan, sesuai arahan pemerintah, PLN terus mendorong target net zero emission pada 2060. Oleh karena itu potensi angin yang cukup besar di daerah Tanah Laut, Kalimantan Selatan, akan dimaksimalkan pemanfaatannya dengan pembangunan PLTB.
Ia menambahkan, PLN melakukan sejumlah inisiatif dalam mendukung agenda transisi energi yang dicanangkan pemerintah.
Salah satunya melalui penambahan pembangkit hijau dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang ada di daerah-daerah. PLTB dengan kapasitas 70 MW yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10 MWh ini ditargetkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan pada 2024.
Kehadiran PLTB Tanah Laut diharapkan dapat berperan dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 220.000 ton per tahun dan berkontribusi dalam pencapaian target pengurangan emisi CO2 secara nasional sebesar 34,8 persen
Advertisement