Kisah Pahit Komika Eky Priyagung, Hidup di Tempat Prostitusi tapi Mau Belajar Islam

Eky Priyagung, seorang komika yang berani membagikan kisah hidupnya di YouTube Noice bersama Habib Husein Ja’far Al-Hadar. Eky menjalani kehidupan masa kecilnya yang penuh lika-liku.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 17 Nov 2022, 19:34 WIB
Komika Eky Priyagung membagikan kisah pahitnya di depan Habib Husein Ja'far Al Hadar. (YouTube/Noice)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah hidup seseorang berbeda-beda. Ada yang berjalan mulus, ada juga yang harus menghadapi masa-masa pahitnya lebih dahulu. Dan jika melihat ke belakang, setiap orang punya masa kelamnya masing-masing. Ada yang mau membagikan, ada juga yang tidak.

Eky Priyagung, seorang komika yang berani membagikan kisah hidupnya di YouTube Noice bersama Habib Husein Ja’far Al Hadar. Eky menjalani kehidupan masa kecilnya yang penuh lika-liku.

Ia bercerita bahwa dirinya tumbuh besar di lingkungan prostitusi. Ibunya adalah seorang pekerja seks komersial (PSK). Ia baru mengetahui setelah enam bulan tinggal bersama ibunya, sebelumnya ia bersama neneknya di Madiun, Jawa Timur sejak kecil.

“Besar di prostitusi, dulu ibu salah satu talent di sana. (Jadi) tempat tinggal (di) area bisnis prostitusi. Jadi, ibaratnya saya tinggal di rest area, tempat orang mampir,” cerita Eky dikutip Kamis (17/11/2022). 

Semasa SMP komika hanya sekadar tahu bahwa ibunya bekerja di dunia prostitusi, namun Eky belum berani memvalidasi kepada ibunya. Ia sering melihat katalog yang menampilkan foto-foto perempuan, ternyata itu adalah buku menu dunia prostitusi.

“Saya punya kakak juga saudara di situ kan. Diskusi bareng sama kakak saya perempuan, kayaknya memang mama kerjanya kaya gini. Cuma belum ada keberanian untuk memvalidasi,” cerita Eky.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Belajar Islam dan Ngajar Ngaji

Komika Eky Priyagung membagikan kisah pahitnya di depan Habib Husein Ja'far Al Hadar. (YouTube/Noice)

Sejak tahu ibunya seorang PSK, Eky perlahan mulai menunjukkan ketidaksejalanannya. Ia sering pergi ke masjid untuk mempelajari Islam. Kemudian menjadi guru ngaji di tempat belajar sebelumnya.

Meski tidak sejalan dengan ibunya, ia tak berani untuk melawan secara langsung. Eky memilih memasang pigura Ayat Kursi di ruang tamu. “Jadi semacam dakwah secara perlahan,” ujar Eky.

Komika ini baru berani bertanya langsung ke ibunya ketika SMA. Sejak SMA juga ia sering menjadi bahan olok-olokan teman-temannya di sekolah.

“SMA udah mulai valid, di-bully mulai kerasa. Di SMA udah ada keberanian untuk nanya ke ibu. Ibu cerita, emang ini kerjaannya,” katanya.

Setelah lulus SMA, ia merantau ke Bandung untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Eky mendapat beasiswa untuk membantu biaya pendidikannya selama kuliah. Di sisi lain, ia juga mendapat pekerjaan sampingan. Eky mulai mandiri dan tidak mau merepotkan ibunya.

“Mungkin gua di situ baru berani bilang untuk bu, kalau mau berhenti kayaknya waktu yang tepat. Kayaknya aku bisa gantiin gitu,” tuturnya.


Apakah Masih Ada Surga di Telapak Kaki Ibunya?

Habib Husein Ja'far Al Hadar. (YouTube/Noice)

Setelah menceritakan masa kelamnya, Eky bertanya kepada Habib Ja’far.

“Ibu seperti ini apakah harus dihormati? Apalagi kalau dia nyuruh hal hal yang bertentangan dengan moral yang bener, apakah ada surga di bawah telapak kaki ibu seperti itu?” tanya dia.

Habib Ja’far lantas menjawab pertanyaan Eky. Ia mengatakan bahwa hadis ‘Surga itu berada di telapak kaki ibu’ lemah, bahkan palsu. Tapi secara makna benar.

“Secara sanad dia palsu karena ada salah seorang yang meriwayatkannya berselisih dengan para periwayat hadis yang umum, yang hafalannya sudah kuat, tapi secara makna benar,” jelas Habib Ja’far.

“Dan itu perspektifnya bukan dari si ibu, tapi dari si kita. Jadi, walaupun ibunya seorang PSK, ibunya bahkan berbeda agama, atau bahkan ibunya yang musyrik yang tidak bertuhan sekalipun, tetap perspektifnya dari kita,” lanjutnya.

“Kita yang harus tetap berbakti kepada dia dengan segala keadaannya, bukan ngeliat kualitas ibunya oh ada surga, sehingga pada semua ibu ada surga di kakinya, walaupun seburuk apapun. Karena surga itu artinya bakti kita kepada dia, bukan dia yang menciptakan karena kebaikannya,” tukasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya