Jaga Lahan, Kementan Ajak Petani Tapanuli Selatan Manfaatkan Asuransi Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu mengingatkan petani untuk menjaga lahan dengan mengasuransikan lahan pertaniannya.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 17 Nov 2022, 08:51 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Liputan6.com, Tapanuli Selatan Kementerian Pertanian mengajak para petani di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, untuk memanfaatkan asuransi pertanian. Pasalnya, asuransi bisa menjaga lahan pertanian dan mencegah petani terhindar dari kerugian yang lebih besar.

Dalam setiap kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu mengingatkan petani untuk menjaga lahan dengan mengasuransikan lahan pertaniannya.

"Kita tidak mau lahan pertanian terganggu. Oleh sebab itu, kita mengajak petani untuk menjaga lahan. Dan salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah mengasuransikan lahan," tuturnya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, mengatakan asuransi adalah bagian dari mitigasi.

"Asuransi adalah bagian dari mitigasi untuk mengantisipasi dampak bencana. Dengan asuransi, kegiatan pertanian tidak akan terganggu," katanya.


Asuransi Beri Ganti Rugi Petani yang Gagal Panen.

Ali menjelaskan, asuransi pertanian akan memberikan ganti rugi untuk lahan gagal panen yang telah diasuransi.

"Dengan ganti rugi itulah petani akan memiliki modal untuk tanam kembali. Sehingga produksi pertanian tidak akan terganggu, petani pun tidak akan merugi," katanya.

Sebelumnya, lebih kurang 15 hektar tanaman padi petani di Desa Sipange Julu, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) terancam gagal panen.


Penyebab Gagal Panen

Kepala Desa Sipange Julu, Mursal, mengungkapkan terancamnya pertanian masyarakat gagal panen itu diakibatkan tergenang air dampak banjir Sungai Sihombuk saat hujan deras.

"Kita sudah laporkan peristiwa ini kepada Pak Bupati, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, BPBD, Inspektorat kabupaten itu bahkan Camat Sayur Matinggi," sebutnya.

Dalam laporannya disebutkan lebih kurang 32 hektar (ha) tergenang dari 50 ha luas areal persawahan masyarakat di Desa Sipange Julu itu dengan umur tanaman padi 40 - 50 hari.

"Hanya dari 32 ha terendam (rusak ringan berat) lebih kurang 15 ha di antaranya terancam gagal panen (puso)/tanam kembali," jelasnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya