Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu penyebab kematian utama di dunia, kanker payudara ditakuti banyak orang. Salah satu risiko terserang kanker payudara ialah riwayat keluarga.
Jika seseorang dalam keluarga Anda terdiagnosis menderita kanker payudara, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana diagnosis itu memengaruhi kemungkinan Anda terkena penyakit yang sama.
Advertisement
Menurut Breastcancer.org, jika seseorang memiliki kerabat tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah didiagnosis menderita kanker payudara, risikonya terkena penyakit tersebut hampir dua kali lipat.
Meskipun demikian, kurang dari 15 persen wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
Itu berarti, tidak peduli bagaimana riwayat kanker payudara dalam keluarga, Anda harus mengetahui seperti apa risiko penyakit ini.
"Memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara tidak berarti Anda terdiagnosis kanker payudara," kata Chief Scientific Officer dari Breast Cancer Research Foundation Dr. Dorraya El-Ashry, PhD seperti yang dilansir dari situs Bustle. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini, pastikan untuk memberi tahu dokter, tambahnya.
Penting bagi dokter untuk mengetahui tentang riwayat kanker payudara di kedua sisi keluarga Anda, tutur seorang ahli kesehatan wanita dan praktisi menopause bersertifikat di Lakeshore Health Partners, Dr. Laurie Birkholz, MD.
Menurutnya, jika salah satu kerabat orangtua—baik dari sisi ayah maupun ibu—terkena penyakit ini, maka kemungkinan Anda juga memiliki risiko yang sama.
Mutasi Genetik Kanker Payudara
Menurut Breastcancer.org, sekitar 12 persen wanita di Amerika Serikat akan terserang kanker payudara. Di antara wanita dengan mutasi genetik, 72 persen dengan mutasi BRCA1 dan 69 persen dengan mutasi BRCA2 akan terkena kanker payudara sebelum berusia 80 tahun. Mutasi BRCA1 dan BRCA2 memengaruhi gen penekan kanker, itulah sebabnya diagnosis BRCA positif dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Kanker payudara memang kurang umum pada pria. Meskipun demikian, pria dengan mutasi BRCA2 memiliki peluang 6,8 persen terkena kanker payudara.
Statistik ini dapat membantu orang memahami risikonya. Meskipun demikian, ada model lain yang dapat diikuti oleh dokter dan pasien untuk membuat gambaran yang lebih komprehensif.
"Kami sekarang memahami bahwa risiko yang diwariskan jarang disebabkan oleh mutasi gen tunggal," kata Dr. El-Ashry.
Berbagai faktor, termasuk susunan genetik dan gaya hidup spesifik juga berkontribusi pada risiko terserang kanker payudara. Sementara faktor-faktor lainnya termasuk usia, berat badan, alkohol dan kebiasaan merokok.
Advertisement
Alat Penilaian Risiko Kanker Payudara
Salah satu cara bagi para profesional perawatan kesehatan untuk menilai risiko pasien terkena kanker payudara adalah melalui Alat Penilaian Risiko Kanker Payudara Institut Kanker Nasional (NCI).
"Meskipun tidak ada model yang sempurna, ini cukup baik dalam menilai wanita mana yang memiliki risiko cukup tinggi untuk menjamin pemeriksaan tambahan serta perawatan pencegahan," kata Dr. Birkholz.
Alat ini melihat riwayat medis, reproduksi seseorang dan riwayat kanker payudara di antara kerabat tingkat pertamanya untuk memperkirakan kemungkinannya terkena kanker payudara invasif sebelum usia tertentu.
Kendati demikian, alat ini tidak dapat memprediksi tingkat risiko bagi orang yang memiliki mutasi BRCA1 atau BRCA2, atau riwayat kanker payudara sebelumnya secara akurat.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, penting untuk menghindari terapi hormonal yang sering diresepkan oleh para profesional perawatan kesehatan untuk orang menopause demi meredakan gejala seperti sensasi panas dan berkeringat.
Pola Hidup Sehat
Beberapa pilihan gaya hidup yang dapat memengaruhi risiko kanker payudara termasuk pola makan, olahraga, serta konsumsi alkohol. Cara yang mungkin untuk menurunkan risiko kanker payudara Anda adalah dengan meningkatkan asupan serat, kata Dr. El-Ashry, yang berhubungan dengan pengurangan peradangan.
Menurut Komunitas Kanker Amerika (ACA), Anda harus melakukan setidaknya 150 menit aktivitas intensitas sedang atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi setiap minggu.
Dr. El-Ashry juga merekomendasikan untuk menurunkan asupan alkohol Anda, dan Dr. Birnholz memperingatkan agar tidak merokok.
Setelah membaca seluruh informasi ini, wajar jika Anda sulit mencernanya. Terutama jika Anda baru mulai mengevaluasi risiko yang dimiliki.
Namun, tidak perlu khawatir. Memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga bisa terdengar menakutkan baik bagi orang yang terdiagnosis maupun anggota keluarga lainnya yang bertanya-tanya apakah ia juga memiliki risiko yang sama.
Kendati demikian, seperti yang dijelaskan oleh para dokter di atas, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengevaluasi kesehatan Anda serta mencari tahu perubahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko penyakit ini.
Alih-alih membiarkan rasa takut mengambil alih, bicarakan dengan dokter tentang kekhawatiran akan risiko terkena kanker payudara dan buat rencana yang terbaik untuk Anda. Ini merupakan langkah awal yang bagus.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement