5 Indikator KTT G20 Bali Dinilai Sukses, Salah Satunya Tak Ada Negara yang Kehilangan Muka

Pengamat mengatakan bahwa ada beberapa indikator KTT G20 telah berjalan dengan sukses.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Nov 2022, 16:01 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi (kanan) memberi isyarat di samping Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan para pemimpin dunia lainnya pada acara penanaman mangrove di sela-sela pertemuan KTT G20 di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Indonesia, Rabu (16/11/2022). Para pemimpin dunia menanam mangrove bersama untuk menekankan peran penting menangani krisis iklim. (Mast Irham/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Denpasar - KTT G20 telah resmi selesai dan deklarasi dari hasil pertemuan itu juga telah diresmikan. Presiden Jokowi dan Indonesia menuai banyak apresiasi dari para delegasi dan tamu yang hadir bahwa penyelenggaraan KTT G20 sangat memuaskan. 

Hal serupa juga diungkapkan Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI. Menurutnya, ada beberapa indikator yang membuktikan bahwa KTT G20 benar-benar sukses dilaksanakan. 

"Pertama, tentu karena hampir semua kepala negara dan pemerintahan serta pimpinan organisasi internasional hadir," ujarnya ketika dihubungi Liputan6.com, Kamis (17/11/2022). 

Indikator kedua, sambung dia, adalah pengamanan ketat G20 yang aman terkendali. Penjagaan dan pengamanan selama terselenggaranya KTT G20 memang sangat ketat. Bahkan pada 15-16 November, hanya kendaraan tertentu dan orang-orang yang memiliki akses khusus yang bisa masuk ke area Nusa Dua. 

Ketiga, keberhasilan Indonesia juga terbukti dari kesepakatan yang dihasilkan para pemimpin negara G20.  "Berbagai program dari tiga fokus dari tema yang diusung oleh Indonesia selama 1 tahun berhasil diimplementasikan dan disepakati," imbuhnya. 

Apresiasi dari dunia terhadap Presiden Jokowi juga merupakan indikator keempat dari keberhasilan KTT G20 Bali


Tak Ada Negara yang Kehilangan Muka

Presiden AS Joe Biden berjalan untuk menyambut Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, di Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan kedua Presiden tersebut akhirnya terwujud di Bali. Suasana pertemuan bersejarah itu tampak hangat. (AP/Alex Brandon)

Di sela-sela KTT G20, Jokowi juga tak ketinggalan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara seperti AS, Jepang, Turki dan lainnya. Namun yang menyorot perhatian dunia adalah pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping, yang diketahui keduanya berada pada tensi tinggi.

"Banyaknya bilateral meeting yang dilakukan di sela-sela KTT G20 dan yang menjadi bilateral meeting terpenting adalah pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jin Ping yang berkomitmen untuk bersaing tanpa melibatkan penggunaan senjata dan kekerasan," kata Hikmahanto lagi. 

Kelima, Hikmahanto mengatakan bahwa tidak ada negara yang kehilangan muka dalam Leaders' Declaration meski Rusia mendapat kecaman dari sebagian anggota G20 yang merujuk pada Resolusi Majelis Umum. Ini mengingat dalam deklarasi disebutkan bahwa Forum G20 bukan tempat pembahasan masalah politik.

 


Pertemuan G20 Hasilkan Kerjasama Bilateral dan Multilateral Saling Menguntungkan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di Hotel The Apurva Kempinski Bali, Rabu 16 November 2022. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Dalam agenda forum internasional, biasanya memang delegasi negara menyempatkan diri melakukan bilateral. Mereka membahas seperti kerja sama ekonomi, keamanan, hingga permasalahan masing-masing negara.

Beberapa pertemuan bilateral yang terjadi di sela-sela gelaran KTT G20 di Bali pada hari pertama 15 November 2022 diantaranya, Rusia dan PBB, Prancis dan Turkiye, RRT dan Senegal, Suriname dan Canada, RRT dan Afrika Selatan, RRT dan Belanda, Amerika Serikat dan Italia, RRT dan Argentina, RRT dan Australia, RRT dan Spanyol, Inggris dan Arab Saudi, RRT dan Rusia, RRT dan Prancis, AS dan Turkiye, RRT dan Korea Selatan, Spanyol dan Singapura,  serta Arab Saudi dan Turkiye.

Selain itu, sebelumnya Indonesia juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan kelima negara G20 diantaranya dengan, Amerika Serikat, RTT,  Jepang, Turki, Australia, Prancis dan Uni Eropa serta Afrika Selatan.

Dalam pertemuan bilateral dengan Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo mengharapkan komitmen dalam kerja sama bilateral untuk memperkuat ekonomi masing-masing negara.

"Saya mengharapkan fleksibilitas AS dalam pembahasan deklarasi kerja sama ekonomi konkret harus diperkuat," kata Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Joe Biden, Senin (14/11/2022).


Banyak Kerja Sama Bilateral

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022).

Di sisi lain pertemuannya dengan Komisi Uni Eropa, Presiden Joko Widodo memberikan perhatiannya pada sektor perdagangan terhadap negara-negara Uni Eropa. Untuk itu, Jokowi berharap agar terjalin kerja sama untuk meningkatkan perdagangan dengan Uni Eropa.

"Saya menyampaikan konsen terhadap perdagangan atas produk-produk Indonesia di Komisi Eropa, jadi saya mengajak Uni Eropa menjadi mitra," kata Jokowi.

Selanjutnya, akan ada banyak pertemuan bilateral antar negara G20 yang terjadi selama perhelatan KTT G20 di Bali berlansung.

Banyaknya pertemuan bilateral antar negara G20 menjadikan presidensi G20 Indonesia yang menghasilkan banyak kerja sama bilateral atau multilateral yang saling menguntungkan.

Infografis Acungan Jempol untuk Presidensi G20 Jokowi (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya