Liputan6.com, Malang - Ratusan Aremania mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo melalui Kantor Pos Besar Malang. Mereka berharap presiden turut aktif mengawasi jalannya proses hukum tragedi Kanjuruhan.
Salah seorang Aremania, Firman, mengatakan proses hukum tragedi Kanjuruhan dinilai belum adil. Aksi kirim surat diharapkan membuat Presiden Joko Widodo ikut memantau langsung perkembangan penanganan kasus itu dan memberikan keadilan bagi korban.
Advertisement
"Presiden pernah datang ke Malang tapi jangan simbolis saja. Kami berharap presiden ikut mengawasi penanganan kasus ini," ujar Firman di Malang, Kamis, (17/11/2022).
Aremania menilai kepolisian belum memproses kasus ini secara utuh. Sebab ada indikasi menyembunyikan eksekutor utama pelaku penembakan gas air mata. Buktinya, tersangka dari pihak kepolisian hanya ada tiga orang saja.
"Penanganannya kan hanya begini - begini saja. Ada kesan menutupi tersangka utama, aktor utama dari peristiwa itu," ucapnya.
Firman menambahkan, soal isi surat diserahkan ke masing-masing pengirim. Bisa berisi keresahan dari tiap pengirim terkait tragedi Kanjuruhan dan penanganan hukumnya.
"Yang tak bisa ikut aksi juga bisa mengirim langsung surat ke presiden melalui daerah masing-masing," tutur Firman.
Kepala Kantor Pos Besar Malang, Ahmad Ridwan, mengatakan, seluruh surat dari Aremania akan dijadikan satu paket lalu dikirim sesuai alamat tujuan yakni ke Istana Negara. Surat dikirim lewat paket kilat dan tiba di Jakarta dua hari ke depan.
Diproses di Istana
"Kami berkoordinasi dengan kantor pos besar Jakarta guna memastikan perkembangan pengiriman surat," kata Ridwan.
Ia melanjutkan, Kantor Pos juga akan menyampaikan informasi perkembangan pengiriman kepada Aremania. Termasuk ketika surat nanti telah tiba sesuai alamat tujuan yakni di Istana Negara. Diperkirakan surat harus diproses lebih dulu di Sekretariat di Istana Negara.
Advertisement