Liputan6.com, Jakarta - Tesla mengatakan kepada regulator keselamatan mobil Amerika Serikat (AS) bahwa pihaknya memiliki laporan tentang dua kematian kecelakaan baru di Model 3. Insiden tersebut, terkait dengan sistem bantuan pengemudi canggih.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) pada Juni, mulai merilis data yang diberikan oleh pembuat mobil asal Negeri Paman Sam tentang laporan kecelakaan yang terkait dengan sistem bantuan pengemudi, seperti Autopilot Tesla. Demikian dilansir Reuters, Kamis (17/11/2022).
Advertisement
"NHTSA telah meninjau kecelakaan ini dan sedang melakukan tindak lanjut yang sesuai. NHTSA menggunakan banyak sumber data dalam proses penegakannya," tulis NHTSA, dalam keterangan resminya.
NTHSA mengeluarkan perintah pada Juni 2021, yang mewajibkan pembuat mobil dan perusahaan teknologi untuk segera melaporkan semua kecelakaan yang melibatkan sistem bantuan pengemudi lanjutan (ADAS), dan kendaraan yang dilengkapi dengan sistem mengemudi otomatis yang diuji di jalan umum.
Regulator keselamatan mengatakan, bahwa pihaknya menggunakan data yang dikirimkan oleh pembuat mobil berdasarkan pesanan 2021, sebagai bagian dari penyelidikan.
Dari 18 kecelakaan fatal yang dilaporkan sejak Juli 2021, yang berkaitan dengan sistem bantuan pengemudi, hampir semuanya melibatkan kendaraan Tesla.
19 Kematian
Secara terpisah, sejak 2016, NHTSA telah membuka 38 investigasi khusus atas kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla di mana diduga digunakan sistem bantuan pengemudi canggih seperti Autopilot. Secara keseluruhan, 19 kematian akibat kecelakaan telah dilaporkan dalam investigasi terkait Tesla tersebut.
Sementara itu, Tesla sendiri tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut.
Advertisement