Anak Muda Sadar Bahaya Diabetes jadi Nilai Investasi Tinggi untuk Negara

Kesadaran anak muda terhadap diabetes itu penting agar dapat terhindar dari penyakit kronis tersebut.

oleh Elly Purnama diperbarui 18 Nov 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi wanita memegang meteran glukosa. (Foto: Freepik/jcomp)

Liputan6.com, Jakarta - Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Umumnya, diabetes tipe 1 itu terjadi secara genetik karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin.

Sedangkan, diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin atau ketidakmampuan tubuh seseorang untuk menggunakan insulin itu dengan baik.

Diabetes tipe 2 lah yang menjadi fokus Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam 10 tahun terakhir, karena prevalensi penyakit tidak menular itu semakin banyak sebagai penyebab kematian dan kecacatan.

Direktur P2PTM Kemenkes RI, Dr. Eva Susanti mengatakan bahwa hal tersebut akan memengaruhi usia produktif.

Padahal, di sisi lain, Indonesia akan segera menghadapi bonus demografi, yakni kondisi saat proporsi penduduk usia produktif (15 s.d 64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif.

"Seharusnya bonus demografi ini kita sambut. Jika bonus demografi ini bagus, masyarakatnya sehat, orangnya produktif, itu akan menghasilkan hal yang lebih baik untuk negara, menjadi nilai investasi yang tinggi untuk negara agar bisa membangun negara," ujar Dr. Eva Susanti dalam temu media 'Batasi Konsumsi Gula untuk Cegah Diabetes' oleh Nutrifood pada Kamis (17/11) di Jakarta.

"Akan tetapi, kalau misalnya bonus demografi ini masyarakatnya tidak sehat, tentu akan menjadi lemah. Jadi, untuk apa kita banyak usia produktif tapi orangnya tidak sehat, itu percuma," Eva menambahkan.

 


Pentingnya Pencegahan Diabetes pada Anak Muda

Ilustrasi wanita memegang meteran glukosa dan gula. (Foto: Freepik/jcomp)

Anak muda yang termasuk ke dalam usia produktif tentunya penting untuk memiliki kesadaran tentang pencegahan diabetes.

"Pencegahan diabetes pada anak muda adalah hal penting yang harus kita lakukan untuk bisa menciptakan generasi penerus kita lebih baik, menjadi manusia yang produktif dan berdaya saing," ujar Dr. Eva kepada Liputan6.com.

"Kalau anak muda aware (sadar) terhadap diabetes, maka usia produktif yang banyak pada saat bonus demografi akan diisi dengan orang-orang yang sehat dan akan memberikan dampak yang baik untuk negara," dia menekankan.

 


Diabetes Mulai Menyerang Anak Muda

Sumber: Freepik

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), satu dari lima pasien diabetes itu usianya kurang dari 40 tahun.

"Itu terjadi karena perubahan gaya hidup, makanan instan semakin banyak, konsumsi gula garam lemak (GGL) semakin tidak 'karuan' sehingga mengubah pola hidup seseorang, terutama anak-anak, remaja," ujar dr Rudy Kurniawan, dokter spesialis penyakit dalam.

Oleh sebab itu, kita perlu batasi konsumsi gula harian. Batas mengonsumsi gula harian yaitu 52,5 gram per hari, itu setara dengan empat sendok makan. 

Kemudian, mengonsumsi garam hanya satu sendok teh, yaitu 2.000 miligram natrium per hari, dan lemak/minyak lima sendok makan, yaitu 72 gram.

"Konsumsi gula yang lebih dari 50 gram perhari dapat mengakibatkan insulin menjadi resisten, yaitu tidak mampu menjalankan tugasnya dalam metabolisme gula menjadi energi, menyebabkan terjadi peningkatan kadar gula dalam darah sehingga meningkat pula risiko terjadinya obesitas dan diabetes melitus," ujar Eva.


Tips Agar Terhindar dari Diabetes

Media Workshop 'Batasi Konsumsi Gula untuk Cegah Diabetes' oleh Nutrifood pada Kamis (17/11) di Jakarta. (Liputan6.com/Elly Purnama)

Dr. Rudy menuturkan, untuk terhindar dari diabetes kita perlu menerapkan hidup sehat. Apa yang dapat kita lakukan yaitu:

1. Memilih makanan yang lebih sehat dengan memperhatikan porsi. Ada yang dinamakan Isi Piringku, Isi Piringku merupakan program bagi masyarakat dalam memahami bagaimana porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi. Dalam satu piring terdiri dari 25 persen karbohidrat, 25 persen lauk pauk (protein dan lemak), dan 50 persen sayur dan buah.

2. Memperhatikan batasan gula, garam, dan lemak (GGL)

3. Melakukan aktivitas fisik, yaitu berolahraga 30 menit per hari, lima kali seminggu, totalnya 150 menit. Namun, itu tidak boleh dilakukan 150 menit dalam satu waktu.

4. Istirahat yang cukup

5. Berpikir positif

6. Menghindari rokok

Ada pun, Dr. Eva menjelaskan, saat anak muda sudah mulai sadar terhadap kesehatan, maka langkah awalnya yaitu melakukan pola hidup CERDIK.

"Saat anak muda aware terhadap kesehatan, maka lakukan pola hidup CERDIK (Cek kesehatan secara teratur minimal satu tahun sekali atau enam bulan sekali, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet yang seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stres dengan baik)," pungkas Eva.

Infografis Journal: Gaya Hidup Buruk, Diabetes Mengancam Kaum Muda (Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya