Lapangan Gas MDA Proyek 3M Mulai Produksi

Pada tanggal 14 November, Lapangan Gas MDA, salah satu dari tiga lapangan Proyek 3M di Indonesia, telah mulai berproduksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2022, 00:20 WIB
Minyak dan Gas Bumi

Liputan6.com, Jakarta Pada tanggal 14 November, Lapangan Gas MDA, salah satu dari tiga lapangan Proyek 3M di Indonesia, telah mulai berproduksi. Proyek ini akan memberikan dukungan yang kuat terhadap pasokan gas alam di Indonesia.

Produksi gas alamnya juga akan berfungsi sebagai jaminan untuk kelangsungan produksi yang dijalankan oleh perusahaan milik Pemerintah Indonesia, PKG.

Proyek 3M di Indonesia dioperasikan oleh Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Sebagai mitra usaha patungan dan pemilik HCML, antara lain CNOOC Southeast Asia Limited (CNOOC Southeast Asia) memegang 40 pesen saham, Cenovus Energy Inc 40 persen saham, dan Samudra 20 persen saham.

Proyek 3M terletak kurang lebih 75 kilometer sebelah tenggara Pulau Madura di Selat Madura, Jawa Timur, dengan kedalaman air rata-rata kurang lebih 80 meter. Proyek ini berisi 3 lapangan gas dengan total 9 sumur penghasil gas.

Fasilitas produksi utama adalah Floating Production Unit (FPU) yang akan melakukan proses produksi dan pengolahan gas alam. FPU dibangun di China dengan kapasitas desain 175 juta kaki kubik per hari.

Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia dan berfungsi sebagai pintu gerbang transportasi utama antara Asia dan Oseania, Pasifik dan Samudra Hindia. Selain menjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G20, Indonesia juga merupakan salah satu anggota pendiri Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

 


Mitra Utama China

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). (Dok Pertamina)

Indonesia juga merupakan mitra penting di sepanjang "Belt and Road" China pada saat yang sama. CNOOC Southeast Asia secara aktif membangun pola baru dan hasil yang saling menguntungkan dengan negara-negara pemilik sumber daya, dan memajukan kerja sama strategis yang komprehensif antara Indonesia dan Cina.

Melalui manajemen yang baik, langkah-langkah yang ditargetkan, dan organisasi proyek yang efisien, ladang gas MBH dan MDA telah merealisasikan first oil dengan aman, yang mencerminkan akumulasi dan peningkatan pengalaman operasi proyek Perusahaan di luar negeri.

"Produksi dua lapangan gas tersebut juga akan mendukung implementasi kebijakan hijau dan rendah karbon HCML, serta memajukan tujuan IOG 4.0 Indonesia. Gas alam proyek 3M juga menjamin pasokan energi untuk listrik dan pupuk lokal," kata Kang An, Deputy General Manager CNOOC Southeast Asia dan General Manager HCML.

Wang Guodong, Chairman CNOOC Southeast Asia, mengatakan Indonesia adalah perhentian pertama CNOOC dari jejak luar negerinya, yang secara aktif menerapkan strategi 'terbuka'.

"Setelah lebih dari 20 tahun, Perusahaan terus secara aktif mendukung eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas lepas pantai di Indonesia yang berkelanjutan dengan tetap berpegang pada prinsip win-win. Perusahaan dengan penuh semangat memajukan strategi hijau dan rendah karbon, memperluas eksplorasi, pengembangan, dan pasokan energi bersih, serta terus menerapkan Inisiatif Belt and Road Cina," paparnya.

 


Perkuat Kerja Sama

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebagai pengendali HCML, berdasarkan keahlian dalam manajemen minyak dan gas serta akumulasi teknologi, CNOOC Southeast Asia memperkuat kerja sama energi internasional di sepanjang "Belt and Road".

CNOOC Southeast Asia akan bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan proyek tolok ukur kelas dunia. Ini akan menguntungkan pada konstruksi kolaboratif berkualitas tinggi dari komunitas Indonesia-China dengan masa depan bersama.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya