Hasil Tambang Indonesia Berlimpah untuk Bahan Setrum Kendaraan Listrik, Apa Saja?

MIND ID menjadi grup perusahaan pelat merah dengan tingkat kepemilikan yang sangat besar atas cadangan pertambangan di Indonesia.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 06 Jan 2023, 12:17 WIB
MIND ID bersama dengan PT Antam Tbk membentuk anak usaha Indonesia Battery Company (IBC).

Liputan6.com, Bali - Industri pertambangan di Indonesia memiliki peran penting bagi perkembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/(EV). Dalam ruang lingkup transisi energi, perkembangan indiustri EV menjadi faktor penting yang mampu mempercepat laju ekonomi hijau.

Ekosistem kendaraan listrik tentu harus disokong oleh melimpahnya bahan baku manufakturing EV. Bahan baku tersebut bersumber dari komoditas sektor pertambangan yang dikelola oleh BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Beberapa hasil tambang dari MIND ID seperti alumunium, batu bara, nikel, tembaga, timah hingga pasir silika sangat dibutuhkan untuk bahan baku pembuatan kendaraan listrik. Pasokan hasil tambang ini menjadi tulang punggung perkembangan ekosistem EV.

Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID Danny Praditya menyebutkan Indonesia memiliki hasil tambang melimpah yang mampu menyokong ekosistem kendaraan listrik di masa yang akan datang. Misalkan alumunium yang digunakan untuk sasis atau bodi mobil listrik dikelola olah anggota MIND ID, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

Smelter alumunium milik Inalum di Kuala Tanjung memiliki kapasitas 25 ribu ton. Kapasitas tersebut membuat MIND ID bisa leluasa mengembangkan hilirisasi komoditas alumunium untuk bahan baku EV.

Selain itu, tambang batu bara yang berada di empat lokasi penambangan; Bantuas, Tanjung Enim, Ombilin, dan Peranap dikelola oleh anggota MIND ID lainnya, PT Bukit Asam TBK. Cadangan batu bara yang dimiliki MIND ID sebanyak 3.053 ton, sementara jumlah sumber daya batu bara mencapai 5.889 ton.

"Dalam perkembangan ekosistem EV, batu bara menjadi bahan utama pengolahan dimetil eter (DME) untuk menggantikan gas yang digunakan dalam skema pembangkit listrik di stasiun pengecasan kendaraan listrik," katanya dalam B20 Investment Forum dengan agenda 'Talk Discussions: EV Battery Supply Chain' di Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Bali, belum lama ini.

Gasifikasi batu bara merupakan proyek hilirisasi batu bara dengan cara mengolah batu bara menjadi gas DME yang dapat digunakan sebagai pengganti gas alam (LPG). Bukit Asam bersama Pertamina dan Air Product telah meneken kerja sama pada 11 Februari 2021 dan pabrik DME tersebut mulai beroperasi pada 2026 mendatang. Kapasitas DME yang dihasilkan mencapai 1,4 juta ton.

Untuk komoditas timah dan tembaga, MIND ID tercatat memiliki cadangan kedua item tersebut masing-masing sebesar 300 ton Sn dan 32.214 M. Lbs Cu. Adapun sumber daya timah mencapai 919 ton Sn, dan tembaga sebesar 42.846 M. Lbs Cu. Timah dan tembaga merupakan logam yang sangat dibutuhkan untuk bahan baku komponen mobil listrik.

Ditambah komoditas nikel yang dijadikan sebagai bahan baku baterai mobil listrik, dikelola oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Cadangan nikel yang dimiliki MIND ID sebesar 381.9 M wmt, sementara sumber dayanya mencapai 1,408 M wmt.

 


Penguasaan Cadangan Tambang

Upaya mendorong ekosistem kendaraan listrik adalah bagian dari agenda-agenda utama MIND ID dalam menjalankan mandat pemerintah.

MIND ID menjadi grup perusahaan pelat merah dengan tingkat kepemilikan yang sangat besar atas cadangan pertambangan di Indonesia. MIND ID menempati peringat empat dunia terkait kepemilikan cadangan batu bara. Sebanyak 8 persen cadangan batu bara dunia dimiliki oleh Indonesia melalui MIND ID.

Untuk cadangan timah di Indonesia, sebanyak 38 persen dimiliki oleh MIND ID. Sementara untuk nikel, perusahaan hanya memiliki cadangan nikel sebesar 7 persen saja. Namun untuk cadangan tembaga, sebesar 61 persen dari cadangan tembaga di Asia Tenggara dimiliki oleh MIND ID.

Terkait ekspor komoditas tambang, MIND ID tercatat menjadi pengekspor terbesar di komoditas tembaga dengan persentase sebesar 52 persen ekspor tembaga dilakukan oleh MIND ID. Untuk batu bara, MIND ID tercatat tiga persen saja mengekspor komoditas ini. Namun, untuk komoditas alumunium, MIND ID merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang melakukan ekspor hasi tambang alumunium.

Prinsip keberlanjutan dalam term environment, social and good governance (ESG) yang diterapkan MIND ID diharapkan mampu memberikan manfaat berkelanjutan dan lestari untuk masa depan yang lebih cerah di antaranya dalam menyokong perkembangan ekosistem kendaraan listrik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya