Liputan6.com, Jakarta - Matahari meluncurkan program pengelolaan limbah tekstil. Bekerja sama dengan Asia Pacific Rayon (APR), perusahaan ritel fesyen itu mengajak pelanggan untuk ikut mendaur ulang baju bekas mereka untuk mengurangi jumlah pakaian yang dibuang ke tempat sampah.
"Kami juga berupaya mengelola perbaikan dalam manajemen limbah tekstil, sehingga pada akhirnya ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan," kata Terry O’Connor, CEO Matahari, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 17 November 2022.
Baca Juga
Advertisement
Pakaian bekas yang terkumpul selanjutnya akan mendaur ulang kain secara berkelanjutan oleh para mitra APR. Pihak APR akan menaruh dua drop box di setiap gerai yang berpartisipasi dengan instruksi yang jelas untuk pengumpulan denim bekas dari para pelanggan toko.
"Kami yakin program ini akan berkontribusi untuk mengurangi jumlah 26 ton limbah tekstil di Indonesia melalui proses pemilahan, penelusuran, dan daur ulang secara kimia," ujar Basrie Kamba, Director Asia Pacific Rayon.
Pada tahap pertama, O'Connor menyebutkan akan berfokus pada penukaran denim bekas brand Nevada dengan potongan harga untuk pembelian selanjutnya. Lokasi penukaran hanya di tiga gerai Matahari, yakni Supermal Karawaci (Tangerang), Metropolitan Mall (Bekasi), dan Ciputra Mall (Jakarta), yang berlangsung dari 16 November 2022 hingga 31 Desember 2022.
Ia menyatakan upaya rebranding itu akan dilanjutkan dengan meningkatkan area kerja dan gerainya menjadi ramah lingkungan dengan menggunakan lebih banyak energi terbarukan. Matahari juga mengklaim telah meningkatkan jumlah produk ramah lingkungan, menggunakan tas belanja biodegradable, dan telah menyediakan kantong kertas ke seluruh gerainya.
"Matahari akan melanjutkan program pengelolaan limbah tekstil ini ke gerai-gerai lainnya di seluruh Indonesia," sambung O'Connor.
Studio Daur Ulang
Sementara, peritel fesyen Jepang Uniqlo menggunakan pendekatan berbeda untuk menekan jumlah limbah tekstil yang mencemari lingkungan. Mereka meluncurkan pilot project dengan membuka studioUniqlo ditoko. Proyek Re.Uniqlo Studio itu sudah berjalan sejak akhir September 2022 di tiga tempat.
Inggris menjadi lokasi pertama dengan studio berlokasi di Regent Street, London. Di Jepang, layanan serupa diuji coba di toko Uniqlo Setagaya Chitosedai di Jepang pada 22 Oktober 2022.
"Kami juga membuka Re.Uniqlo Studio di Orchard Singapura pada Oktober 2022, dalam waktu terbatas. Ternyata, pelanggan sangat menyukainya. Kami berencana untuk mengembangkannya di seluruh dunia... Pakaian dapat digunakan lebih lama adalah pola pikir yang kami kedepankan," Koji menerangkan.
Pembukaan studio untuk mengatasi masalah limbah tekstil yang disebabkan faktor kebosanan. "Ada dua alasan seseorang berhenti memakai bajunya lagi. Pertama, pakaiannya sudah bernoda atau rusak. Alasan kedua, semata-mata karena bosan," ujar Koji Yanai, Group Senior Executive Officer, FAST RETAILING CO., LTD. yang juga bertanggung jawab dalam bidang sustainability, dalam presentasi virtual UNIQLO LifeWear - Masa Depan dan Rencana Aksi, Rabu, 16 November 2022.
Advertisement
Bisnis Menjanjikan
Dengan memberikan sentuhan baru, konsumen bisa kembali berkenan memakai pakaian lamanya. Koji melihat layanan upcycling baju bekas sebagai peluang bisnis baru yang menjanjikan di masa depan. Hal itu lantaran semakin banyak konsumen yang menyadari pentingnya keberlanjutan dalam sumber daya.
Mengutip Forbes, Kamis, 17 November 2022, Re.Uniqlo Studio yang dbuka di London merupakan cara Uniqlo dalam melaksanakannya komitmennya untuk menghasilkan 50 persen penjualan melalui daur ulang, perbaikan, isi ulang, dan penggunaan kembali pada 2023. Mereka juga sudah membuka studio serupa di toko Battersea Power Station pada 14 Oktober 2022.
Di studio, pelanggan bisa memperbaiki koleksi Uniqlo mereka. Staf terlatih menangani semuanya, mulai dari mengelim celana, menjahit kancing, memperbaiki lubang, dan kerusakan lainnya dengan biaya mulai dari 3,5 dolar AS atau sekitar Rp54 ribu.
Seiring perubahan, mereka menyediakan layanan remake yang memungkinkan pelanggan mengecilkan atau mengubah pakaian mereka. Berikutnya juga ada 'layanan tingkat tinggi' yang mengubah pakaian lama menjadi pakaian baru segar dengan sejumlah perbaikan dan penyesuaian, termasuk menerapkan teknik jahitan Sashiko Jepang.
Brand Lokal
Upaya mengelola limbah tekstil juga dilakoni jenama lokal, Sejauh Mata Memandang yang mengusung konsep slow fashion dan skema bisnis sirkularitas. Di ajang Jakarta Fashion Week (JFW 2023), brand itu memanfaatkan limbah fesyen untuk koleksi teranyarnya yang bertajuk "Baur" pada Selasa, 25 Oktober 2022.
Koleksi "Baur" juga merupakan penanda delapan tahun usia dan perjalanan Sejauh Mata Memandang, sekaligus upaya mereka untuk memberi napas baru bagi berbagai bahan tekstil yang sudah tidak terpakai. Material itu antara lain berupa kain perca sisa produksi, kain deadstock, dan kain sisa dari berbagai pameran yang digelar Sejauh.
Limbah tekstil didaur ulang melalui berbagai tahapan proses, mulai dari pemilahan bahan, pencopotan kancing dan resleting, pemotongan, pencacahan, dan lainnya sampai menjadi benang. Benang hasil daur ulang juga dipadukan dengan benang katun baru sebagai penguat dan ditenun kembali menjadi kain.
Chitra Subyakto, pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang mengungkapkan, "Saya percaya setiap individu punya kontribusi dan peran penting dalam menjaga lingkungan dan mencegah kerusakan alam sebagai hal serius yang kita hadapi saat ini. Sebagai jenama yang bergerak di bidang tekstil, Sejauh Mata Memandang berperan aktif dan berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga Bumi," ujar Chitra dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 25 Oktober 2022.
Advertisement