Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal sesi perdagangan Jumat (18/11/2022). Mayoritas sektor saham menghijau sehingga angkat IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka naik titik satu poin ke posisi 7.045,02. Pada pukul 09.19 WIB, IHSG melonjak 0,37 persen ke posisi 7.070. Indeks LQ45 bertambah 0,33 persen ke posisi 1.008. Mayoritas sektor saham menghijau.
Advertisement
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 7.081,39. IHSG sempat berbalik arah ke zona merah dan berada di posisi terendah 7.027,74. Sebanyak 226 menguat dan 194 saham melemah. 195 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 193.068 kali dengan volume perdagangan 4,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.655.
Mayoritas sektor saham menghijau pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Indeks sektor saham IDXenergy menguat 0,30 persen, indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,97 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal mendaki 0,60 persen, indeks sektor saham IDXhealth bertambah 0,49 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXfinance mendaki 0,36 persen, indeks sektor saham IDXtechno bertambah 1,31 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 0,34 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 0,21 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,15 persen, indeks sektor saham IDXproperty merosot 0,09 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 0,35 persen.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup naik 0,4 persen ke posisi 7.044 setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) pada Kamis, 17 November 2022.
Di sisi lain, investor asing terus melakukan aksi jual selama lima hari berturut-turut dan investor asing melakukan pembelian saham sehingga IHSG tetap berada di atas 7.000. Investor lokal membeli saham bank sehingga saham BBRI bertambah 3,3 persen, saham BBNI naik 1,9 persen, saham BBCA menanjak 1,5 persen, dan saham BBRI melemah 1 persen.
Sementara itu, harga logam yang melemah membayangi harga saham komoditas. Saham ANTM melemah 2,7 persen, saham INCO merosot 2,4 persen.
Top Gainers-Losers pada 18 November 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham GGRP melambung 18,63 persen
-Saham SAMF melambung 9,31 persen
-Saham TKIM melambung 8,74 persen
-Saham PBRX melambung 8,05 persen
-Saham ASBI melambung 7 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham PGJO merosot 7,89 persen
-Saham OASA merosot 6,94 persen
-Saham BRNA merosot 6,93 persen
-Saham YPAS merosot 6,92 persen
-Saham SDPC merosot 6,88 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham PBRX tercatat 24.401 kali
-Saham BSBK tercatat 11.428 kali
-Saham UFOE tercatat 11.117 kali
-Saham DEWA tercatat 7.927 kali
-Saham ZATA tercatat 6.673 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BMRI senilai Rp 148 miliar
-Saham BHAT senilai Rp 121,2 miliar
-Saham NATO senilai Rp 120 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 89,9 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 85,8 miliar
Advertisement
Bursa Saham Asia Menguat pada 18 November 2022
Bursa saham Asia Pasifik naik tipis pada perdagangan Jumat, 18 November 2022. Hal ini di tengah indeks harga konsumen inti Jepang pada Oktober 2022 naik 3,6 persen dibandingkan tahun lalu. Inflasi tersebut lebih tinggi dari yang diharapkan pada laju tercepat dalam 40 tahun. Level inflasi Jepang itu alami level yang sama pada Februari 1982, berdasarkan data Refinitiv.
Indeks Nikkei Jepang menguat dan indeks Topix naik tipis 0,22 persen. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,75 persen. Indeks ASX 200 menanjak 0,32 persen. Indeks Hang Seng bertambah 1,3 persen. Indeks Hang Seng teknologi menguat 3,45 persen.
Di bursa saham China, indeks Shanghai mendatar dan indeks Shenzhen naik 0,47 persen.
Sementara itu, pemimpin ekonomi kawasan berkumpul di Thailand dalam menyambut KTT APEC. Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah dan imbal hasil obligasi AS melonjak. Hal ini seiring pejabat the Federal Reserve (the Fed) beri sinyal lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan. Presiden the Federal Reserve St Louis Hames Bullard menyarankan suku bunga the Federal Reserve antara 5-7 persen.