Bos Binance Kritik Perilaku Mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried

Changpeng Zhao tahu ada kebohongan dan ada penyelewengan dana orang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 18 Nov 2022, 18:30 WIB
CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Liputan6.com, Jakarta - Kepala eksekutif pertukaran cryptocurrency, Binance, Changpeng Zhao (CZ) mengkritik mantan CEO pertukaran FTX, Sam Bankman-Fried akibat perilakunya. 

Tampil di KTT Timur Tengah dan Afrika Institut Milken pada Kamis, 17 November 2022, Zhao, diminta untuk menanggapi tweet oleh Sam Bankman-Fried di mana dia merujuk pada "mitra tanding", yang sebagian besar diyakini adalah CZ.

"Ketika dia men-tweet tentang sparring partner dan semua ini terjadi, dia kehilangan fokus. Saya tidak tahu masalah ini ada di FTX sebelumnya, kalau tidak kami akan menjual token FTT itu sejak lama,” kata Zhao, dikutip dari CNBC, Jumat (18/11/2022).

Zhao menambahkan, seharusnya Bankman-Fried tidak perlu menulis cuitan tersebut, dia seharusnya mengerjakan hal-hal lain. Zhao juga menambahkan detail tentang keputusan Binance pada 9 November untuk mundur dari kesepakatan untuk menyelamatkan FTX saingannya.

“Untuk lebih jelasnya (Bankman-Fried) mendatangi saya. Ketika dia datang kepada saya, saya tahu dia putus asa. Jadi mungkin banyak orang yang menyampaikan kesepakatan itu sebelum kami,” jelas Zhao.

Zhao menuturkan, tidak butuh waktu lama bagi Binance untuk mengetahui ada masalah yang jauh lebih besar di FTX daripada yang dibayangkan. 

Ada Kebohongan dan Penyelewengan

Ketika ditanya apakah menurut dia, mantan CEO FTX adalah seorang penjahat, Zhao mengatakan dia akan menyerahkan penilaian itu kepada orang lain tetapi mengatakan dia tahu ada kebohongan dan ada penyelewengan dana orang yang dia gambarkan sebagai penipuan.

Dalam wawancara terpisah dengan "Squawk Box" CNBC, Zhao mengatakan dia "sangat terkejut" ketika mengetahui tentang bagaimana perilaku Bankman-Fried.

“Saya terkejut dia berbohong kepada semua orang. Saya tidak tahu bahwa dia berbohong kepada semua orang sampai seminggu yang lalu," pungkas Zhao.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


CEO Binance Changpeng Zhao: Perlindungan Konsumen Kripto Tanggung Jawab Semua Pihak

Dok: Binance

Sebelumnya, terkait banyaknya kasus kejahatan dan runtuhnya para pemain besar di Industri kripto membuat keamanan investor kripto sebagai konsumen terancam. Menanggapi hal ini, CEO Binance, Changpeng Zhao menyebut perlindungan konsumen kripto jadi tanggung jawab semua pihak.

"Industri kripto punya peran untuk melindungi konsumen tak hanya regulator, bukan tugas regulator 100 persen untuk melindungi konsumen. Jadi perlindungan konsumen adalah tanggung jawab semuanya, kata Zhao dalam acara B20 Summit Indonesia, di Bali, Senin (14/11/2022). 

Tak hanya itu, Zhao menambahkan konsumen juga bertanggung jawab atas perlindungan dirinya sendiri dengan mengedukasi diri terkait kripto. 

"Kami dari Binance tak hanya sebagai exchanger, tetapi kami juga memberikan fasilitas untuk orang mengakses kripto. Kami mempunyai Coinmarketcap sebagai tempat informasi kripto,” kata Zhao. 

Adapun terkait regulasi soal kripto, Zhao menyebut industri saat ini membutuhkan regulasi untuk mengurangi berbagai kejahatan.

“Semuanya memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan pada konsumen. Kita juga membutuhkan banyak regulasi dari regulator,” lanjut Zhao. 

Bos binance menuturkan saat ini banyak regulator yang menyamakan pertukaran kripto seperti bank, padahal menurut Zhao keduanya sangat berbeda. 

“Saat in banyak regulasi yang menekankan pada KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering), banyak regulator yang menganggap exchange beroperasi seperti bank, padahal sistemnya sangat berbeda,” tutur Zhao.

Zhao turut menyarankan agar pelaku industri dapat lebih transparan dan terus bekerja sama dengan regulator di seluruh dunia agar ekosistem di industri kripto semakin baik ke depannya.


Regulator AS Selidiki FTX Terkait Dugaan Salah Menangani Dana Pelanggan

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, di tengah krisis likuiditas yang dialami pertukaran kripto FTX dan gagalnya akuisisi dari Binance untuk membantu. Sekarang, FTX menghadapi regulator AS yang sedang mencari tahu apakah FTX berpotensi salah menangani dana pelanggan di platformnya.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (11/11/2022), Komisi Sekuritas AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sedang menyelidiki hubungan FTX dengan entitas saudaranya Alameda Research serta dengan FTX AS. 

Investigasi ini belum diungkapkan kepada publik, tetapi telah dimulai berbulan-bulan yang lalu sebagai penyelidikan terhadap FTX AS dan aktivitas pinjaman kripto-nya, menurut laporan bloomberg. Namun penyelidikan ini diperluas terkait kasus baru yang menimpa FTX. 

Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang dijalankan oleh kepala FTX Sam Bankman-Fried, tertangkap di mata badai minggu ini ketika keuangan neraca yang bocor mengungkapkan hubungan dekat yang tidak biasa dengan FTX melalui token FTT asli bursa. 

Changpeng Zhao, kepala eksekutif Binance, mengirimkan gelombang kejutan di Twitter ketika dia menulis perusahaannya, sebagai investor awal di FTX dan pemegang besar tokennya, akan melikuidasi posisinya di FTT.

Sejak serangkaian Tweet itu, pemegang FTT Coin telah berbondong-bondong menjual token mereka. Zhao mengklaim Bankman-Fried kemudian memanggilnya, meminta Binance untuk menyelamatkan perusahaannya yang bermasalah.


Binance Mundur dari Akuisisi FTX

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Binance dan FTX pada Selasa, 8 November 2022 keduanya mengungkapkan telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat yang memberikan opsi untuk membeli FTX sambil menunggu uji tuntas. 

Namun pada Rabu, Binance mengumumkan telah mundur dari kesepakatan akuisisi itu karena adanya beberapa faktor. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya