Liputan6.com, Jakarta - Kebanyak orang selalu berpikir bahwa berada dalam hubungan asmara akan membuatnya merasa berada di puncak dunia.
Namun, mengkhawatirkan jika tiba-tiba kalian merasa mati rasa dalam menjalin hubungan dengan seseorang yang sepertinya pasangan yang cocok.
Advertisement
Apa yang salah dengan situasi seperti ini?
Dilansir melalui GoodTherapy, pada Jumat (18/11/2022), mati rasa mungkin berasal dari penyebab yang berbeda dan dapat muncul dalam hubungan jangka pendek atau jangka panjang.
Mengalami fase seperti ini juga bisa dikatakan hal normal dalam hubungan jangka panjang, namun jika perasaan itu tetap ada, kemungkinan ada pertanda masalah yang perlu ditangani.
Hubungan yang bahagia dan sehat didasarkan pada keterbukaan, kejujuran, saling menghormati, dan kepercayaan. Tak heran banyak yang kesulitan untuk memahami dan berurusan dengan orang yang mati rasa secara emosional.
Salah satu penyebab yang sering terjadi pada seseorang yang mengalami mati rasa adalah kejadian traumatis.
Banyak orang merasa mati rasa dalam hubungan asmara ketika mereka mengalami peristiwa traumatis. Insiden traumatis ini mungkin terjadi di masa hubungan sebelumnya yang mana menjalani hubungan yang toxic.
Walaupun begitu, merasa mati rasa tidak selalu menjadi alasan untuk mengakhiri hubungan. Ketika perasaan mati rasa adalah gejala ketidakcocokan atau pelecehan, mungkin inilah saatnya mempertimbangkan hubungan untuk berakhir.
Namun, ketika mati rasa datang dari miskomunikasi atau kesalahpahaman, mungkin konselor pasangan dapat membantu kedua belah pihak dalam mempelajari keterampilan komunikasi dan menemukan lebih banyak tentang kebutuhan masing-masing dalam hubungan tersebut.
Bagaimana pertanda bahwa kalian atau pasangan kalian mengalami fase mati rasa? Berikut lima tanda yang bisa dipertimbangkan dalam mengalami fase mati rasa pada sebuah hubungan:
1. Mereka Tidak Terbuka untuk Anda
Salah satu tanda paling umum bahwa seseorang mati rasa secara emosional adalah mereka tidak mengungkapkan atau menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya di sekitar kalian.
Dan meskipun kalian dapat mendorong mereka untuk terbuka dan dapat mengekspresikan emosi mereka, mereka tidak pernah lengah di sekitar kalian untuk mengatakan apa yang sebenarnya ada di pikiran mereka.
Misalnya, daripada curhat kepada kalian dan berbicara tentang hari yang buruk di kantor atau malam yang mengecewakan dengan teman-teman, mereka memilih untuk menyimpan perasaan mereka dan tidak mengungkapkan kepada kalian tentang apa yang sebenarnya mereka pikirkan.
Dan jika pasangan kalian serumit ini, sebenarnya tidak sulit untuk melihat bahwa kemungkinan besar ada masalah dengan ketidaktersediaan dan kematirasaaan secara emosional.
Advertisement
2. Mereka Tidak Nyaman dengan Emosi Anda
Seseorang yang mati rasa secara emosional juga tidak menerima atau mendukung saat kalian mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
Jika pasangan kalian menjadi tidak nyaman, tidak peduli, frustrasi, atau menarik diri saat kalian memilih untuk terbuka, hal ini merupakan indikator bahwa mereka tidak pandai menangani emosi, baik emosi mereka sendiri maupun kalian sebagai pasangan.
Dalam menjalin hubungan yang sehat, bermakna, dan tahan lama, semestinya kedua belah pihak harus saling memberikan telinga dan bahu untuk menenangkan emosional, tetapi jika salah satunya tidak bersedia atau tidak dapat berada di sana saat kalian membutuhkannya, maka terlihat jelas yang mana tanda bahwa kalian bersama seseorang yang mati rasa.
3. Masih Terbayang Hubungan di Masa Lalunya
Tipe orang seperti ini juga hampir tidak pernah terbuka, jujur, dan terus terang kepada kalian tentang kejadian di masa lalunya.
Dan meskipun mereka tentu saja tidak perlu membocorkan setiap detail tentang riwayat hubungan dan kisah hidup mereka, penting untuk diingat bahwa memiliki hubungan yang kuat berarti kalian dan pasangan secara terbuka berbagi satu sama lain dan saling mengenal satu sama lain.
Namun, jika mereka memilih untuk membuat kalian benar-benar tidak tahu apa-apa tentang detail penting masa lalu mereka, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mati rasa karena mereka menolak memberi tahu kalian lebih banyak tentang kehidupan mereka.
Memang semua persoalan tidak harus diketahui orang lain, namun ketika seseorang memilih untuk menjadi tertutup, itu adalah peringatan utama bahwa orang tersebut mati rasa.
Selanjutnya, jika mereka tidak terbuka dan kalian mengetahui bahwa sebelumnya mereka tidak pernah menjalin hubungan yang serius atau berkomitmen, anggap itu sebagai tanda peringatan juga. Karena dari dua kombinasi ini dapat menunjukkan bahwa mereka takut akan keintiman.
Advertisement
4. Mereka Memilih Keintiman Fisik daripada Keintiman Emosional
Tanda-tanda ini juga sangat umum bagi tipe orang mati rasa yang ingin berhubungan fisik dengan kalian sebelum hubungan emosional terjalin.
"Waspadalah terhadap isyarat seksual yang diberikan terlalu dini," kata seorang terapis pernikahan, Darlene Lancer, dilansir melalui Brides pada Jumat (18/11/2022).
Pasangan yang mati rasa sering memilih keintiman fisik daripada keintiman emosional agar tidak harus berurusan dengan keseriusan atau komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh emosi ke dalam suatu hubungan.
Jika mereka cenderung bertransisi menjadi fisik dengan kalian di tengah-tengah percakapan yang berpotensi mendalam, emosional, dan pribadi, itu adalah tanda bahwa mereka adalah tipe orang yang terpisah secara emosional atau mati rasa.
5. Mereka Tidak Pernah Berusaha
Kita semua ingin pasangan kita berbuat lebih banyak, tetapi orang yang tidak pernah effort dalam melakukan sesuatu adalah tanda bahaya atau red flag.
Lancer mengungkapkan bahwa mereka mengantisipasi dikecewakan, jadi mereka memilih untuk tidak mengeluarkan effort.
Jika kalian memperhatikan bahwa kalian yang selalu merencanakan kencan dan mengatur hal-hal setelah kencan, kemungkinan besar kalian berkencan dengan seseorang yang mati rasa atau bahkan tidak ada rasa terhadap kalian.
Selain itu, jika seseorang yang mengalami fase mati rasa, kemungkinan besar mereka juga akan membuat jarak fisik di antara kalian.
Jika mereka membuat kalian bimbang dan kemudian muncul kembali secara tiba-tiba, membutuhkan waktu lama untuk menanggapi pesan yang masuk, atau membuat jeda panjang untuk berkencan, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka mengalami mati rasa.
Advertisement