Jangan Berbohong Saat Wawancara Kerja, Ini Sederet Konsekuensinya

Jangan sekali-kali berbohong saat wawancara kerja. Sebab, saat membuka rekrutmen, HRD akan melakukan background screening kepada para pelamar.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2022, 07:42 WIB
Ilustrasi Wawancara Kerja Credit: unsplash.com/Van

Liputan6.com, Jakarta Wawancara kerja menjadi salah satu tahap yang cukup membuat gugup dan stres. Meskipun demikian, Anda tetap harus menjalaninya dengan baik sebagai penentu untuk mendapatkan pekerjaan yang ditargetkan.

Namun, jangan sekali-kali berbohong saat wawancara kerja. Sebab, saat membuka rekrutmen, HRD akan melakukan background screening kepada para pelamar.

Inilah mengapa bohong saat interview kerja sangat fatal akibatnya jika kamu lakukan.

Apabila kamu sampai melakukan manipulasi data di berkas lamaran dan berlanjut dengan bohong saat interview, maka kamu harus siap menerima konsekuensinya.

Apa saja konsekuensi tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini dikutip dari laman KitaLulus:

Hindari Bohong Mengenai Hal ini Saat Interview Kerja 

Mungkin sebagian orang berpikir dengan bohong saat interview kerja, maka mereka bisa mengelabui rekruter sehingga mereka dapat diterima di perusahaan. Namun, pernahkah terbayang apa jadinya bila kebohongan tersebut terbongkar? Bisa jadi Anda akan masuk dalam daftar hitam perusahaan.

Maka dari itu, jangan sekali-kali kamu berniat untuk berbohong. Sebab melalui pengalaman, HRD dan user akan tahu bagaimana gelagat hingga intonasi seseorang jika bohong saat interview. Utamanya, hindari berbohong mengenai 5 hal berikut.

1. Jenjang Pendidikan

Hal pertama adalah hindari berbohong saat interview kerja jika berbicara terkait jenjang pendidikan. Jenjang pendidikan akan dicantumkan di persyaratan lamaran.

Ketika lowongan kerja tersebut mensyaratkan hanya pelamar dengan lulusan S-2, maka kamu yang memiliki ijazah S-1, jangan melamarnya. Pihak perusahaan akan dengan mudah mengecek background pendidikan kamu sehingga kamu akan ketahuan jika berbohong.

Apakah memanipulasi jenjang pendidikan menjadi lebih rendah juga tidak diperbolehkan? Yup, benar. Ada alasan mengapa perusahaan hanya memberikan kesempatan untuk lulusan SMA/SMK saja, lulusan sarjana saja, hingga lulusan magister saja.

Nah, jika ketahuan kamu bohong saat interview tentang pendidikan, kamu akan didiskualifikasi dari daftar kandidat terpilih hingga teguran keras dari perusahaan.

 


2. Pengalaman Kerja

Ilustrasi Wawancara Kerja. (iStock)

Menulis di CV bahwa kamu memiliki pengalaman kerja di berbagai perusahaan dengan jenjang karier yang mentereng tidak membuktikan kamu memiliki pengalaman bagus dan berpotensi tinggi untuk diterima. Kamu tidak boleh bohong saat interview tentang bagian krusial ini.

Pengalaman kerja akan membentuk kepribadian dan bagaimana kamu menyelesaikan masalah terkait tugas di suatu posisi. Jika kamu berbohong, kamu akan dengan mudah diketahui dan itu tidak baik untuk reputasi kamu.

3. Alasan Berhenti dari Perusahaan Sebelumnya

Berhenti kerja karena habis kontrak? Beritahukan saja ke perusahaan yang sedang kamu lamar dengan jujur. Jangan mengarang cerita bahkan menjelekkan perusahaan sebelumnya supaya interviewer kasihan dan menerima kamu. Hal itu justru akan memberikan kesan yang buruk.

Terlebih setiap perusahaan, apalagi jika bergerak di bidang bisnis serupa, mereka akan saling terhubung. Jadi, bukan tidak mungkin HRD melakukan background checking dengan menghubungi kenalannya di perusahaan tempatmu bekerja sebelumnya untuk mengecek informasi yang kamu berikan benar atau tidak.

4. Kemampuan

Kamu tahu kan jika bisa saja user memberikan tes atau assesment untuk membuktikan apakah kamu pantas lolos dan menempati posisi yang dilamar atau tidak? Nah, ini akan membuktikan bahwa kamu benar dalam mengatakan kemampuan yang dimiliki. Tidak hanya hard skill, tetapi juga soft skill. 

Contoh, jika kamu bohong saat interview dan mengatakan kamu memiliki kemampuan manajerial yang baik, itu akan terlihat lho dari cara kamu menjawab pertanyaan selama interview.

5. Current Salary

Bagi banyak orang, mendapatkan gaji yang tinggi adalah suatu pencapaian. Current salary yang tinggi juga bisa memberikan kamu potensi mendapatkan gaji tinggi di pekerjaan baru. Namun, bohong saat interview tentang current salary itu tindakan fatal, lho.

HRD akan tahu berapa rerata gaji di suatu posisi di setiap tingkatan perusahaan. Jadi kamu akan dengan mudah ketahuan.

Lagi pula, berbohong mengenai gaji di perusahaan sebelumnya justru akan menyulitkan kamu saat menjawab expected salary.

Jika ternyata terlalu rendah atau tinggi, akan membuat perusahaan tidak akan mempertimbangkan untuk meloloskan kamu. Jadi, dibanding berbohong, lebih baik lakukan riset tentang gaji rerata di posisi yang kamu jalani, ya.

 

 

.


Konsekuensi Berbohong Saat Interview Kerja

Hati-hati saat wawancara kerja, Anda harus bisa menjawab pertanyaan dari HRD dengan baik.

Berbohong saat interview kerja memiliki beberapa konsekuensi, simak ulasannya:

1. Tidak Bisa Menjawab Pertanyaan Follow Up

HRD atau user akan memberikan pertanyaan berantai. Apa maksudnya? Jadi, setiap pertanyaan pasti akan memiliki pertanyaan lanjutan atau follow up verification. Hal ini akan membuktikan apakah kandidat berbohong atau tidak.

Nah, jika kamu berbohong tentang memiliki suatu hard skill misalnya, kamu dipastikan tidak akan bisa menjelaskan dengan baik bagaimana pengalaman ketika memanfaatkan hard skill tersebut.

2. Tidak Lolos Interview

Lancar bohong saat interview kerja sehingga HRD atau user tidak memiliki gelagat mengetahui kebohonganmu itu, bukan berarti mereka benar-benar tidak tahu, lho. Bisa saja mereka sebenarnya paham bahwa kamu sedang berbohong, tapi mereka diam saja karena tidak ingin membuat kamu malu. Konsekuensinya? Tentu saja tidak lolos tahap interview.

3. Pembatalan Offering Letter

Perlu dipahami bahwa sejatinya hal tidak baik tidak akan berjalan mulus. HRD bisa saja sedang melakukan verifikasi lanjutan dan menemukan kebohongan kamu. Jika begitu, konsekuensi berbohong saat interview kerja ialah kamu bisa mendapatkan pembatalan offering letter.

4. Efek Domino Kebohongan

Sekali berbohong, pasti akan selalu berbohong. Kamu akan mendapatkan domino effect dan itu tidak baik untuk jenjang karier hingga reputasi kamu di kantor. Dan lagi, kamu tidak akan merasa tenang karena akan selalu merasa was-was, takut ketahuan.

5. Dipecat

Lolos dalam tahap interview padahal sudah berbohong, mungkin karena HRD dan user mengalami sedikit kelalaian. Namun, bisa saja suatu saat kebohongan saat wawancara akan ketahuan lalu kamu bisa dipecat dengan tidak hormat. Tentu kamu tak ingin hal tersebut terjadi, bukan?

 


Tips Agar Tidak Berbohong Saat Interview

Ilustrasi Melamar atau Wawancara Kerja. Foto: Unsplash/Gabrielle Henderson

Lantas, apa sih yang harus dilakukan supaya tidak bohong saat interview kerja? Jawabannya tentu jujur. Nah, KitaLulus juga sudah menyusun beberapa tips agar tidak berbohong saat interview yang bisa kamu simak berikut ini.

- Cari lowongan kerja yang sesuai kualifikasi yang kamu miliki.

- Percaya kepada diri sendiri bahwa kemampuan dan pengalaman kamu cukup untuk membuat kamu lolos mendapatkan pekerjaan yang kamu lamar.

- Riset perusahaan untuk memahami kultur kerja di sana.

- Perdalam pengalaman dan kemampuan kamu sehingga kamu bisa lebih berkembang.Belajar untuk bersikap tenang saat menjawab pertanyaan yang tidak kamu kuasai.

- Jujur dengan pengalaman yang kamu miliki ketika ditanya oleh interviewer dan coba jawab dengan rendah hati sekaligus optimistis sehingga interviewer melihat kesungguhanmu.

- Berlatih melakukan interview bayangan dengan teman atau saudara untuk membiasakan diri.

Ingat, jangan sekali-kali coba-coba untuk bohong saat interview ya, karena taruhannya adalah reputasi kamu sendiri.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya