Spanyol Temukan Fosil Kura-Kura Purba Seukuran Mobil Mini Cooper

Fosil seekor kura-kura purba seukuran mobil Mini Cooper, sepanjang 3,7 meter ditemukan di timur laut Spanyol.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Nov 2022, 18:39 WIB
Ilustrasi kura-kura. (dok. Unsplash.com/@lucambro)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti berhasil menemukan fosil dari kura-kura seukuran mobil Mini Cooper, di timur laut Spanyol

Dikutip dari US News, Jumat (18/11/2022), kura-kura yang diberinama Leviathanochelys aenigmatica ini berukuran sepanjang sekitar 12 kaki atau 3,7 meter, dengan beratnya sedikit di bawah dua ton dan diperkirakan hidup selama Zaman Kapur, masa terakhir dalam zaman dinosaurus.

Leviathanochelys aenigmatica pun dikenal sebagai kura-kura terbesar di Eropa, di mana ia hidup di sekitar kawasan tersebut 83 juta tahun lalu.

Kura-kura ini bahkan lebih besar dari kura-kura terbesar saat ini yaitu penyu belimbing, yang panjangnya bisa mencapai 7 kaki atau 2 meter dan dikenal karena migrasi lautnya.

Besar Leviathanochelys hampir menyamai kura-kura terbesar yang pernah tercatat yaitu Archelon, yang hidup kira-kira 70 juta tahun lalu dan panjangnya mencapai sekitar 15 kaki atau 4,6 meter.

"Besar Leviathanochelys sepanjang Mini Cooper sementara Archelon berukuran sama dengan Toyota Corolla," ungkap paleontologis dan rekan penulis studi, Albert Sellés dari Institut Catal de Paleontologia (ICP), sebuah pusat penelitian yang berafiliasi dengan Universitat Autònoma de Barcelona.

Menurut peneliti, Leviathanochelys memiliki ukuran yang tepat pada zamannya mengingat situasi berbahaya di Laut Tethys kuno, yang menjadi tempat kura-kura itu berenang.

"Menyerang hewan seukuran Leviathanochelys mungkin hanya bisa dilakukan oleh predator besar dalam konteks di dalam laut. Saat itu, predator laut besar di zona Eropa sebagian besar adalah hiu dan mosasaurus," kata Oscar Castillo, seorang mahasiswa di sebuah program gelar master dalam paleontologi di Universitat Autnoma de Barcelona dan penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.

"Selama Zaman Kapur, ada kecenderungan penyu laut meningkatkan ukuran tubuh mereka. Leviathanochelys dan Archelon mungkin mewakili puncak dari proses ini. Alasan peningkatan ukuran tubuh ini telah dihipotesiskan sebagai tekanan predator, tetapi mungkin ada faktor lain faktor," tambahnya.


Ditemukan di Sebuah Desa di Spanyol

Potret kura-kura Jonathan yang saat ini berusia sekitar 190 tahun di St. Helena. (dok. Guinness World Records)

Para ilmuwan menggali sisa-sisa Leviathanochelys di dekat desa Coll de Nargó di daerah Alt Urgell Catalonia setelah fosilnya sempat muncul dari tanah, ditemukan oleh seorang pejalan kaki di pegunungan Pyrenees Selatan.

Sampai saat ini, para peneliti telah menemukan bagian dari bagian posterior karapas, atau cangkangnya, dan sebagian besar gelang panggul, tetapi tidak ada tengkorak, ekor atau anggota badan.

Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa ia memiliki karapas halus yang mirip dengan penyu belimbing, dengan cangkangnya sendiri memiliki panjang sekitar 2,35 meter dan lebar 2,2 meter.

Leviathanochelys tampaknya juga hidup di lautan terbuka, dan jarang kembali ke darat bahkan bila untuk bertelur.

Adapun kura-kura besar lainnya dari masa lalu termasuk Protostega dan Stupendemys, yang keduanya memiliki panjang sekitar 4 meter.

Protostega adalah kura-kura laut di zaman Kapur yang hidup sekitar 85 juta tahun lalu dan, seperti sepupunya, Archelon, hidup di laut pedalaman besar yang pada saat itu membelah Amerika Utara menjadi dua.

Sementara Stupendemys berkeliaran di danau dan sungai di Amerika Selatan bagian utara sekitar 7-13 juta tahun lalu selama Zaman Miosen.


Kura-Kura Jalan di Landasan Bandara Narita Jepang, 5 Penerbangan Tertunda

Ilustrasi mimpi, hewan kura-kura. (Photo by Benjamin Wong on Unsplash)

Bicara soal kura-kura, pada 2021 lalu, sebuah peristiwa terjadi di Bandara Narita di sebelah timur Tokyo tutup sekitar 12 menit dan lima penerbangan ditunda hingga 15 menit pada 24 September, ketika kura-kura terlihat berjalan di landasan.

Sekitar pukul 11.35 waktu Jepang, pilot penerbangan yang akan lepas landas dari landasan pacu sepanjang 4.000 m memberi tahu kontrol pesawat tentang keberadaan hewan tersebut. 

Guna keselamatan penerbangan dan melakukan pemeriksaan, Bandara Narita menutup landasan pacu selama 12 menit dan membawa kura-kura ke tempat yang aman.

Menurut kantor Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Bandara Narita, di antara lima pesawat yang tertunda adalah pesawat All Nippon Airways (ANA) dengan corak kura-kura, seperti dikutip dari Mainichi, Jumat (18/11/2022).


Kura-kura Sebagai Tanda Keberuntungan

Ilustrasi Kura-Kura/https://unsplash.com/Mark Olsen

Administrator bandara mengatakan kura-kura itu panjangnya sekitar 30 cm, dan beratnya 2,1 kg. Pekerja dari perusahaan afiliasi menyelamatkan reptil dari bagian tengah landasan menggunakan jaring. Dilaporkan kemungkinan kura-kura itu menghuni kolam retensi bandara sekitar 100 m jauhnya.

Meskipun terkadang ada kasus kucing, anjing rakun, kelinci, dan hewan lain memasuki landasan pacu, kemunculan kura-kura sangat jarang terjadi. Bandara Narita bermaksud untuk memastikan jenis kura-kura itu, dan menyelidiki tanggapan apa yang harus diambil.

Airbus A380 bertema kura-kura ANA dimaksudkan untuk digunakan hanya dalam perjalanan ke Hawaii dan sebaliknya.

Namun, penerbangan regulernya telah dibatalkan karena pandemi COVID-19. Pada hari kemunculan kura-kura, pesawat tersebut akan memulai perjalanan pertamanya ke Naha, ibu kota prefektur Okinawa paling selatan Jepang, sebagai bagian dari tur khusus.

"Di Hawaii, kura-kura dianggap membawa keberuntungan, dan kami berharap kura-kura yang datang untuk melihat penerbangan ini menandakan masa depan yang cerah,” kata seorang maskapai, dalam sebuah penyataan.

Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya