Anak Terlahir Prematur, Orang Tua Harus Bagaimana?

Anak lahir prematur bisa tumbuh dan berkembang dengan baik asal mendapat perhatian khusus

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2022, 16:42 WIB
Ilustrasi anak prematur /copyright pixabay.com

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa satu dari 10 anak lahir prematur. Anak prematur adalah anak yang dilahirkan kurang dari 37 minggu usia gestasi.

Ketika seorang anak lahir dengan kondisi seperti ini, sudah pasti pertumbuhan serta perkembangannya harus dipantau karena masuk dalam kategori risiko tinggi.

"Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibanding anak-anak yang lahir cukup bulan di awal kelahirannya," kata dokter spesialis anak konsultan neonatologi, Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo SpA(K) dalam sebuah webinar Hari Prematur Sedunia 2022 belum lama ini.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa ada empat hal yang mesti jadi perhatian terkait tumbuh kembang anak prematur, yaitu kesehatan fisik, kemampuan kognitif, kesehatan mental, dan kualitas hidupnya.

Mengenai kesehatan fisik, Rinawati, mengatakan, masalah yang dapat timbul pada anak lahir prematur bisa bermacam-macam. Mulai dari gangguan pernapasan dan ketergantuan oksigen karena masalah pada paru hingga gangguan penglihatan.

Belum lagi gangguan pendengaran yang harus dideteksi sedini mungkin. Anak-anak ini, kata Rinawati, juga berisiko mengalami gangguan pertumbuhan stunting yang bikin otak mereka jadi tak optimal.

"Inilah mengapa pertumbuhan anak perlu dimonitor dengan pengisian grafik pertumbuhan serta pemantauan aspek perkembangan," katanya.

"Perhatikan kesinambungannya. Jangan pernah banding-bandingkan (anak prematur) dengan anak lain karena ini unik dan hanya milik si anak itu sendiri," Rinawati menambahkan.

 


Kemampuan Kognitif Anak Prematur

Webinar Hari Prematur Sedunia 2022

Sementara terkait kemampuan kognitif, Rinawati mengatakan bahwa perlu adanya stimulasi agar anak mampu mencerna informasi serta berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.

Menurut Rinawati nantinya ini akan memengaruhi keterampilan pra sekolah dan akademisnya.

"Orangtua tidak boleh acuh. Pemantauan anak yang lahir dalam kondisi risiko tinggi harus terus dilanjutkan, tidak hanya berhenti sampai perawatan selesai atau sampai umur 2 tahun saja," ujarnya.

"Pemantauan anak-anak, termasuk anak risiko tinggi seperti anak lahir prematur harus dilakukan bahkan sampai dia memasuki usia dewasa agar berkembang menjadi SDM yang unggul," Rinawati menambahkan.

 

 


Kesehatan Metabolik Anak Prematur

Ilustrasi Anak Prematur (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay)

Ketika memasuki usia sekolah, yang tidak kalah penting untuk diperhatian menurut Rinawati adalah kesehatan metabolik anak.

Sebab, sering kali menjelang usia remaja, muncul gejala pubertas terlalu dini karena gangguan hormon. Inilah salah satu alasan mengapa pemantauan anak-anak prematur harus dilakukan sesering mungkin dengan melibatkan berbagai macam dokter spesialis.

"Idealnya anak dengan risiko tinggi harus ditangani oleh tim khusus yang terdiri atas tenaga kesehatan dari berbagai ilmu multidisplin," ujarnya.

Dengan melakukan pemantauan secara rutin maka intervensi nutrisi juga dapat dilakukan optimal. Meski anak prematur lahir dengan berat badan yang tidak sama dengan anak lahir cukup bulan, bukan berarti targetnya kemudian adalah menjadikan anak itu gemuk.

Bagaimana menjadikan anak lahir prematur yang berat awalnya 500 gram menjadi ideal ?

"Itu tugas dokter. Menaikkan berat badan anak prematur tidak perlu cepat-cepat karena tidak ada yang instan. Semua harus diupayakan dengan sungguh-sungguh," katanya.

Artinya orangtua harus berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui intervensi nutrisi yang tepat untuk anak lahir prematur.

Terkait berat badan, Rinawati mengatakan bahwa yang terbaik adalah protein hewani.

"Harus ada protein hewani seperti daging, telur atau ikan," ujarnya.

 


Penuhi Nutrisinya

ilustrasi anak bayi lucu/Photo by Pixabay on Pexels

Dalam kesempatan yang sama, Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin juga mengatakan bahwa orangtua punya peran besar dan penting dalam intervensi nutrisi sejak dini pada anak lahir prematur untuk mengejar ketertinggalannya.

"Adalah hak anak Indonesia untuk tumbuh berprestasi dan menjadi generasi maju, tidak terkecuali anak lahir prematur. Dan orangtua memiliki peran penting untuk mengontrol asupan nutrisi anak lahir prematur sejak dini sehingga kebiasaan makan bergizi seimbang akan membuat anak lahir prematur tumbuh optimal," ujarnya.

Adapun edukasi Bicara Gizi ini adalah bentuk dukungan aktif Danone Indonesia dalam membentuk generasi Indonesia yang berkualitas dan tumbuh menjadi generasi maju.

Infografis: Deretan Negara yang Sudah Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun (Liputan6.com / Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya