Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang belum mengetahui tempat wisata religi yang satu ini, yaitu Kampung Mualaf Baduy. Kampung ini terletak di Desa Bojong Menteng, Banten tepatnya di sebuah tempat bernama Lembah Barokah yang berjarak sekitar 500 meter dari terminal Ciboleger dan menempuh perjalanan sekitar 3,5 - 4 jam dari Ibu Kota.
Suasana di Lembah Barokah sangat indah dan menyejukkan mata. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani jadi tidak heran jika sejauh mata memandang terlihat hamparan sawah dengan padi yang menguning, ditambah alunan kicauan burung yang menambah nuansa kedamaian di kampung ini.
Ketika memasuki Lembah Barokah tamu akan disambut dengan tanah lapang bertekstur unik dengan warna campuran merah dan coklat, namun sangat gembur. Tidak perlu khawatir karena ada paving blok yang tidak akan membuat tergelincir meski di saat musim hujan.
Ragam kerajinan dan potensi lokal masyarakatnya juga tidak kalah menariknya seperti kain tenun, madu, gula aren dan banyak hal lainnya yang mudah dijumpai. Lembah ini merupakan tempat tinggal bagi masyarakat muslim Baduy.
Baca Juga
Advertisement
Bentuk bangunannya seperti rumah panggung. Secara umum, ada suatu sistem adat yang dikenal dengan sebutan pikukuh atau kepatuhan yang menjadi pedoman masyarakat Baduy dalam bertingkah laku sehari-hari.
Mereka tidak diperbolehkan bersekolah formal, memakai alas kaki hingga larangan menggunakan kendaraan untuk meminimalisir sentuhan dengan dunia luar.
Saksikan Video Pilihan ini:
Hunian Merupakan Wakaf dari Para Dermawan
Persentuhan kaum Baduy luar dengan kaum muslim membuat mereka mempelajari agama Islam dan perlahan-lahan menjadi mualaf.
Namun, masih sedikit perhatian terhadap kaum mualaf Baduy ditambah dengan ada aturan yang mewajibkan seseorang yang tidak lagi memeluk agama leluhurnya wajib untuk keluar dari wilayahnya dengan mencari tempat tinggal baru atau menumpang di tempat orang lain.
Akhirnya, didirikanlah hunian ini yang merupakan wakaf dari para dermawan sebagai bentuk kepedulian kepada sesama saudara muslim.
Pembangunan Lembah Barokah Ciboleger merupakan inisiatif dari Dokter Ashari, selaku Direktur Eksekutif Gerakan Kebangkitan (Gerbang) Betawi, yang merasa prihatin dengan keberadaan kaum dhuafa dan mualaf Baduy yang hidup nomaden serta tidak memiliki penghasilan yang cukup.
Selain itu, tujuan didirikannya tempat ini adalah sebagai sarana pemberdayaan ekonomi serta pembinaan aqidah bagi masyarakat. Pada tahap perencanaannya Lembah Barokah ini akan dikembangkan menjadi kawasan ecotourism baru di Banten dengan bantuan Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiah (YASMUI).
Penulis: Putry Damayanty
Advertisement