Liputan6.com, Jakarta Truk tangki BBM Pertamina kebakaran di jalan tol. Hal ini menyebabkan kemacetan yang luar biasa. Sehingga nampak, para pengendara mobil yang melintas terpaksa berhenti dan keluar dari mobil.
Kebakaran truk tangki Pertamina ini terjadi di jalan tol Lingkar Luar Jakarta, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat pukul 21.56 WIB.
Advertisement
"Terjadi insiden kebakaran mobil tangki yang membawa produk jenis Pertalite dengan Nomor Polisi B 9407 SEH di jalan tol Lingkar Luar Jakarta, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat pukul 21.56 WIB," kata Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, Sabtu (19/11/2022).
Dalam video yang diperoleh Liputan6.com, api membumbung tinggi ke langit di lokasi kejadian. Sejumlah mobil pemadam kebakaran juga tengah berusaha memadamkan truk yang berisi BBM jenis Pertalite tersebut.
"Tidak ada korban dalam kejadian ini. Api telah berhasil dipadamkan dengan bantuan dari Damkar Jakarta Barat.Penyebab insiden akan diinvestigasi lebih lanjut bekerjasama dengan pihak aparat berwajib," pungkas Eko.
Pertamina memastikan kejadian tersebut tidak mengganggu stok dan pasokan BBM untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kebutuhan BBM masyarakat tetap dapat terpenuhi dari SPBU-SPBU Pertamina terdekat.
KNKT: Klakson Telolet Jadi Sumber Kecelakaan Maut Truk Pertamina Cibubur
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan salah satu penyebab kecelakaan truk tangki Pertamina di Cibubur pada Juli 2022 lalu karena rem blong. Faktornya ada kebocoran angin sebagai sistem pengereman.
Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan, menerangkan kalau kegagalan sistem pengereman ini imbas dari adanya tambahan klakson yang digunakan. Akar masalahnya, tambahan klakson ini mengambil modal angin dari sumber yang sama untuk pengereman.
Alhasil, sumber angin dari kompresor dibagi kepada dua sumber, yakni rem dan klakson. Wildan menemukan ada celah kebocoran dari pemasangan klakson tambahan tersebut.
Dengan begitu, pengisian angin dari kompresor ke penampung menjadi lebih lama dari biasanya. Ini jadi salah satu penyebab tekornya angin untuk pengereman truk Pertamina.
"Penurunan udara tekan dipicu oleh dua hal, pertama adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan kedua adalah travel stroke kampas rem. Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem dan mempercepat berkurangnya angin pada tabung angin," ujarnya dalam Konferensi Pers, Selasa (18/10/2022).
Dia menerangkan, keadaan fatal pada truk adalah jika tabung angin tidak terisi penuh, maka akan mengganggu sistem pengereman. Di sisi lain, kondisi kampas rem yang tidak baik juga jadi penyebab kecelakaan tersebut.
Wildan menemukan adanya jarak kampas rem yang terlalu jauh, sehingga pengereman tidak terjadi maksimal. "Travel stroke 2,6 mili, idealnya 0,4-0,8 mili. Jika tercapai maka tenaga sekali injakan 0,3 bar," kata dia.
"Pengemudi sekali nginjek rem, dia buang angin terlalu banyak, ngisinya lama, buangnya cepet, maka dia akan berhadapan dengan risiko dimana dia dipaksa dua tiga kali injekan dia akan tekor (anginnya)," terang Wildan.
Advertisement
Mendesis di Perjalanan
Sebelumnya, Wildan juga menerangkan kalau menurut pengakuan sopir, ada bunyi mendesis ketika di perjalanan. Hanya saja tak ditemukan sumber bunyi tersebut.
Mengacu pada hasil investigasi KNKT, sumber bunyi itu ternyata dari katup angin menuju klakson tambahan yang dipasang. Ini jadi fakta baru yang ditemukan KNKT
"Saat melewati tol Rawamangun – Cawang Pengemudi mendengar suara mendesis dan tekanan angin di kabin menunjukkan angka 7 bar, pengemudi memeriksa kendaraan namun tidak menemukan sumber suara mendesis," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (18/10/2022).
Semula, pada 18 Juli 2022 Truk Trailer Pertamina B-9598-BEH berangkat dari TBBM Plumpang sekitar jam 14.00 menunju Cileungsi Kabupaten Bogor dengan membawa Pertalite 24.000 liter. Kemudian ada gangguan dengan suara mendesis tadi.