Viral Aksi Bullying Siswa SMP di Bandung, Korban Ditendang Berkali-kali Sampai Pingsan

Aksi bullying di SMP Plus Baiturrahman tersebut nyatanya berhasil diabadikan dan dibagikan oleh seorang pengguna Twitter.

oleh Achmad Hafidz diperbarui 19 Nov 2022, 12:02 WIB
Siswa SMP di Bully di salah satu smp Bandung. (Twitter/@salmandoang)

Liputan6.com, Bandung - Publik, khususnya para pengguna jejaring sosial kembali dihebohkan dengan aksi bullying atau perundungan di kalangan pelajar. Dalam sebuah video yang beredar di lini masa Twitter, menunjukkan seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bandung, menjadi korban perlakuan perundungan oleh teman sekelasnya.

Aksi perundungan yang diduga terjadi di SMP Plus Baiturrahman tersebut nyatanya berhasil diabadikan dan dibagikan oleh seorang pengguna Twitter.

"Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan. @disdik_bandung@RESTABES_BDG," keterangan yang diunggah akun Twitter @salmandoang, Jumat 18 November 2022.

Dalam video yang viral tersebut, terlihat pelajar yang mengenakan seragam olahraga (korban) duduk di kursi paling depan. Tampak beberapa pelajar yang mengenakan seragam batik mengelilingi korban.

Tak lama, seorang pelajar menghampiri korban dengan memakaikannya helm merah. Tak lama, pelajar yang tak diketahui namanya itu menendang kepala korban beberapa kali hingga terjatuh dan tergeletak di lantai. Sementara pelajar lainnya hanya menonton dan menertawakan aksi perundungan tersebut. 

Dikonfirmasi dari keterangan video tersebut, korban dipukuli kepalanya hingga pingsan tak sadarkan diri. 

Kasus bully tersebut sontak menarik perhatian warganet. Banyak warganet bersimpati atas kejadian yang menimpa korban, dan mengharapkan hal ini tidak terulang lagi. Terutama para pelaku untuk segera ditindak lanjuti atas tindakan perundungan itu.

"Obrolan terakhir sama kawan gue. Kalo dibiarin, next bullying will be without footage," tulis akun @salmandoang

"Another update. Yg bikin gue tambah yakin ini mesti bgt viral, biar ada sanksi sosial buat pelaku, dan para heartless spectators," kata akun @salmandoang.

"Bantu kawal kalau hasil mediasinya nanti (senin) ngga berjalan baik ya kawan-kawan," sahut akun @salmandoang.

Dalam keterangan unggahan tersebut, Polrestabes Bandung akan mengusut tuntas kejadian tersebut hari ini, Sabtu (19/11/2022).

"Terima kasih, informasinya sudah kami terima kemarin malam dan hari ini akan dilakukan pengecekan ke lokasi yg diberikan," tulis akun resmi Twitter @RESTABES_BDG Sabtu (19/11/2022).


The Power of Netizen Indonesia

Bukan cuma orang dewasa, anak-anak juga bisa jadi pelaku bully. (Sumber Foto: thriving.childrenshospital.org)

Atas ramainya kejadian perundungan yang terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Bandung, tindakan perundungan ini langsung diusut tuntas kepolisian setempat.

Selain itu, warganet meminta agar pihak berwajib memberikan sanksi yang berat, jangan hanya dikeluarkan dari sekolah.

"Jgn dikeluarin doang, gede kemungkinan nadi kriminal, mending siksa sampe cacat seumur idup" tulis akun @berhalaprema.

"Keluarin yg nendang!! Ga pantes buat sekolah," sahut akun @sgngprsty.

Saking banyaknya simpati warganet terhadap korban perundungan, bahkan sekolah tersebut yang awalnya mempunyai rating bagus di Google menjadi bintang satu

"Hohoho .. sudah bintang 1," tulis akun @dedenwahyudi.

"Turun lg bang dari 1,6 jadi 1,3 wkwk tapi anehnya ulasan yg bintang 1 ga muncul walaupun udah difilter ‘terendah’" kata akun @luckygirl948.

Selain itu, warganet tampak menyerang akun instagram sekolah tersebut hingga menutup akun.

"Di maps udh tutup ramein IG nya mumpung belom gembokan," tulis akun @yayaya8890.

"Ulasannya udah dimatiin, instagramnya juga langsung di private," kata akun @cimcimits.


Bullying dan Bahayanya

Inilah akhir dari cerita seorang pria yang selama sembilan tahun selalu membully temannya, meskipun ia sudah tak berada di sekolah yang sama. (Ilustrasi: Bullying | Bully Awareness Resistance Education)

Bullying atau perundungan kerap menghantui anak-anak usia sekolah dari jenjang paling rendah sekalipun. Tidak sedikit orang tua yang menganggap bullying sebagai hal yang lumrah terjadi di dunia anak-anak karena mengusung permakluman, namanya juga anak-anak.

Jika dibiarkan bullying justru bisa merusak mental anak, terlebih jika sang anak memiliki kepribadian melankolis yang cenderung sensitif.

"Bullying bisa membahayakan perkembangan psikologis anak, bahkan dapat ke tahap depresi sampai berujung kematian karena bunuh diri," ujar Sekartaji Ayuwangi Purbapuri, konselor sekaligus pendiri Rumah Kasih Sekartaji Yogyakarta, kepada Liputan6.com 

Ia mengungkapkan, kepribadian melankolis yang sensitif, membuat anak memaknai pelabelan yang ditujukan kepadanya sebagai konsep diri. Misal, seorang anak dirundung dengan kata bodoh, jelek, menjijikkan, dan sebagainya, maka ia bisa memaknai konsep dirinya sesuai dengan kata-kata itu.

Kedua, bullying juga berpotensi memunculkan mental blocking. Dalam perkembangannya, sang anak bisa kesulitan mencari solusi saat menghadapi masalah. Persoalan yang menurut kebanyakan orang bisa ditangani dengan mudah, tidak berlaku bagi korban bullying.

"Dia tidak percaya diri menyelesaikan masalahnya, bingung dengan dirinya sendiri," kata Arta, sapaan akrab Sekartaji.

Ketiga, korban bullying berpotensi menjadi pelaku perundungan atau hal-hal yang mengarah pada kenakalan sebagai katarsis. Perilaku sebagai bentuk pelampiasan bisa menjadi lebih agresif, menyerang orang lain, dan menjadi mata rantai yang sulit diputus.

Keempat, bullying juga menghambat perkembangan otak. Kemampuan kognisi anak bisa menurun. Ia mencontohkan, anak yang sudah bisa membaca bisa mengalami penurunan kemampuan karena kerap dirundung dan menjadi tidak percaya diri.

"Kelima, bullying juga memiliki efek domino, ketika anak sudah dewasa dan menjadi orangtua bisa melakukan hal yang sama kepada anaknya," tutur Arta.


Cara Mencegeah Bullying Sedini Mungkin

SMA BPI 1 Bandung menggelar pembelajaran tatap muka di mana pihak sekolah mempersilakan siswa-siswinya mengikuti pelajaran di kelas. (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Bagaimana kita harus mencegah tindakan bullying agar tidak terjadi lagi? Dikutip dari Stopbullying, pencegahan perundungan haruslah dilakukan dari sedini mungkin dan mulai dari lingkungan.

Orang tua, staf sekolah, dan orang dewasa lainnya yang peduli memiliki peran dalam mencegah penindasan. 

  • Membantu anak-anak memahami penindasan. Bicarakan tentang apa itu penindasan dan bagaimana cara menghadapinya dengan aman. Beritahu anak-anak bahwa penindasan tidak dapat diterima.
  • Pastikan anak-anak tahu cara mendapatkan bantuan. Jaga agar jalur komunikasi tetap terbuka. Sering-seringlah bertemu dengan anak-anak. Dengarkan mereka. Kenali teman-teman mereka, tanyakan tentang sekolah, dan pahami kekhawatiran mereka.
  • Dorong anak-anak untuk melakukan apa yang mereka sukai. Kegiatan, minat, dan hobi khusus dapat meningkatkan kepercayaan diri, membantu anak-anak berteman, dan melindungi mereka dari perilaku bullying.
  • Beri contoh bagaimana memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan rasa hormat.
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya