Ada Beras Negara Lain Masuk Indonesia, Bulog: Bukan Impor!

Perum Bulog memastikan kalau stok beras yang dimiliki di kuar negeri merupakan hasil kerja sama komersial.

oleh Arief Rahman H diperbarui 19 Nov 2022, 15:00 WIB
Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog memastikan kalau stok beras yang dimiliki di kuar negeri merupakan hasil kerja sama komersial. Bulog menyebut ada sekitar 500 ribu ton beras milik Bulog di luar negeri.

Kepala Bagian Humas Bulog Tomi Wijaya mengatakan volume beras tersebut merupakan hasil kerja sama komersial sejak lama. Dia menekankan kalau itu bukan seperti skema importasi pada umumnya.

"Bulog sudah punya hubungan tradisi kerja sama yang baik dengan negara-negara Asia untuk urusan beras," kata dia saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu (19/11/2022).

Kendati begitu, Tomi enggan mengungkapkan negara mana saja yang dimaksud. Dia pun enggan berbicara lebih banyak soal skema kerja sama yang dijalankan tersebut.

Tomi menerangkan kalau dengan skema kerja sama ini, Bulog bisa mengambil stok beras itu kapan saja ketika dibutuhkan. Sama halnya dengan kondisi saat ini, untuk memenuhi cadangan beras pemerintah di dalam negeri yang ditarget 1,2 juta ton di akhir 2022.

"Karena sudah ada kesepakatan kerja sama, sewaktu-waktu dibutuhkan, stok itu bisa kita datangkan jika memang stok dalam negeri habis," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso memastikan, dengan adanya stok di luar negeri itu, targer 1,2 juta ton beras di akhir tahun bisa terpenuhi. Mengingat, saat ini stok yang ada di dalam negeri ada sekitar 625 ribu ton.

 


Punya 500 Ribu Ton Beras

Bulog tak perlu melakukan operasi pasar beras. Karena jika stok beras di pasar berlebih, akan beresiko bagi petani.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan cadangan beras masih tetap aman hingga 6 bulan kedepan. Menyusul, adanya stok milik Bulog yang disimpan di dalam negeri.

Budi mengungkap kalau stok beras milik Bulog di dalam negeri ada sekitar 625 ribu ton. Sementara, stok hasil kerja sama komersial yang ada di luar negeri sejumlah 500 ribu ton.

"Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang BULOG di seluruh Indonesia ditambah stok beras komersil hasil kerjasama di luar negeri. Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah,” kata Budi Waseso alias Buwas dalam keterangannya, Jumat (18/11/2022).

 


Jaringan Bulog

Aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Dia menjelaskan kalau Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan ini. Selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampe pelosok tanah air, pihaknya juga sudah memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.

"Kami pastikan juga bahwa seluruh jaringan yang bekerjasama dengan Perum BULOG sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online, juga outlet-outlet binaan Perum BULOG seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada" paparnya.

"BULOG juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap stabil atau tidak mengalami lonjakan," tambahnya.

 


Aman untuk 6 Bulan

Pekerja memikul karung beras di sentra pasar beras Cipinang, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Perum bulog menjamin stok beras nasional pada Juni 2020 mencapai 1,8 juta ton dengan hasil penyerapan panen di sejumlah sentra produksi diperkirakan 650 ribu ton pada Juni 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, Buwas menuturkan kalau pasokan beras yang ada ini mampu untuk memenuhi kebutuhan selama 6 bulan kedepan. Bahkan, stok ini bisa kapan saja digelontorkan ke masyarakat.

“Masyarakat jangan khawatir, BULOG menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” tegasnya.

Menurutnya, hal itu berkaitan dengan munculnya isu mengenai ancaman kelangkaan pangan. Pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras.

Menyusul, terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri. Seperti anomali cuaca, kenaikan harga BBM dan juga situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam.

Kegiatan Operasi Pasar atau Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dilakukan sepanjang tahun oleh BULOG. Instrumen tersebut terbukti efektif menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen.

“Sampai dengan pagi ini kami sudah menggelontorkan beras operasi pasar di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak hampir 1 juta ton dan selanjutnya setiap hari kami akan gelontorkan terus sampai dengan panen raya berikutnya,” bebernya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya