Liputan6.com, Jakarta - Qatar resmi melarang penjualan bir beralkohol di delapan stadion yang menjadi tempat pertandingan Piala Dunia 2022. Aturan itu keluar hanya dua hari sebelum turnamen sepak bola akbar dimulai.
Meski begitu, bir non-alkohol masih akan dijual pada 64 pertandingan Piala Dunia. "Menyusul diskusi antara otoritas negara tuan rumah dan FIFA, sebuah keputusan telah dibuat untuk memfokuskan penjualan minuman beralkohol di Festival Penggemar FIFA, destinasi penggemar lainnya, dan tempat berlisensi, menghapus titik penjualan bir dari … perimeter stadion," kata FIFA dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari NY Post, Sabtu (19/11/2022), sampanye, anggur, wiski, dan minuman beralkohol lainnya kemungkinan masih akan disajikan di area VVIP di dekat stadion. Di luar tempat-tempat tersebut, bir biasaya menjadi satu-satunya minuman beralkohol yang dijual kepada pemegang tiket reguler.
Asosiasi Pendukung Sepak Bola Inggris pun merilis pernyataan tentang perubahan mendadak tersebut. Walau mengakui tak semua penggemar suka minum bir selama pertandingan berlangsung, masalah utama yang dikeluhkan adalah soal perubahan kebijakan secara mendadak.
"Pergantian di menit terakhir menunjukkan masalah yang lebih luas, kurangnya komunikasi dan kejelasan dari panitia penyelenggara terhadap suporter," demikian pernyataan tertulis tersebut.
"Jika mereka dapat berubah pikiran tentang hal ini pada saat itu juga, tanpa penjelasan, wajar bila pendukung memiliki kekhawatiran tentang apakah mereka bisa memenuhi janji lain yang berkaitan dengan masalah akomodasi, transportasi, atau budaya."
Pelarangan penjualan bir itu direspons oleh Budweisser dengan sebuah cuitan di Twitter. "Yah, ini canggung," tulis akun tersebut sebelum mereka menghapusnya.
FIFA Ketar-ketir
Ab InBev, perusahaan induk sponsor bir Piala Dunia Budweiser, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Perusahaan itu telah membayar puluhan juta dolar kepada FIFA di setiap Piala Dunia untuk hak eksklusif penjualan bir dan telah mengirimkan sebagian besar stoknya dari Inggris ke Qatar dengan harapan dapat menjual produknya ke jutaan penggemar.
Kemitraan perusahaan dengan FIFA dimulai pada turnamen 1986. Saat ini, mereka sedang bernegosiasi untuk memperbarui kesepakatan mereka untuk Piala Dunia berikutnya di Amerika Utara.
Melansir The Guardian, kini, badan pengatur sepak bola itu mengkhawatirkan kemungkinan Budweiser mengambil tindakan hukum atas perjanjian sponsor senilai 75 juta dolar AS. Pelarangan yang dikeluarkan Qatar bisa dianggap mereka sebagai pelanggaran kontrak serius.
Sebelumnya, panitia berjanji akan menyediakan minuman beralkohol di tempat pertandingan dan zona penggemar dengan harga yang masuk akal. Dengan perubahan aturan, alkohol kini hanya akan tersedia di area VVIP dengan suite termurah harganya hampir 20ribu pound sterling atau lebih dari Rp370 juta.
Bir beralkohol juga akan dijual di zona penggemar setelah jam 7 malam. Harganya hampir 12 pound sterling atau sekitar Rp224 ribu untuk ukuran 500 ml.
Advertisement
Reaksi Media Asing
NY Post melaporkan ketika Qatar menawarkan diri untuk menjadi tuang rumah Piala Dunia, negara Teluk itu menyetujuai persyaratan FIFA untuk menjual alkohol di stadion. Mereka kembali meyakinkan akan mematuhi kesepakatan itu dengan menandatangani kontrak setelah memenangkan pemungutan suara pada 2010.
Tapi, Qatar dikenal mengatur ketat penjualan minuman beralkohol. Minuman keras itu hanya diizinkan dijual di bar hotel selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Brasil saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 bahkan mengubah undang-undang yang mengizinkan penjualan alkohol di stadion.
Sementara, The Guardian menyatakan memahami keputusan Qatar itu. Tuan rumah dinilai mengedepankan kenyamanan semua orang di dalam stadion selama ajang Piala Dunia berlangsung, terlebih minum minuman keras bukan budaya mereka. "Dan ini tidak akan terjadi jika penggemar terlihat minum alkohol atau mabuk," kata media tersebut.
Hanya saja, mereka menyayangkan pengambilan keputusan secara mendadak, bukan dari 12 tahun lalu sejak memenangkan hak untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia. "Sampai saat ini, penyelenggara selalu mengatakan bahwa mereka akan menemukan jalan tengah antara selera penggemar barat dan budaya konservatif Qatar," tulis Guardian.
Daging Babi
Sebagai negara muslim, Qatar juga melarang peredaran daging babi. Dua koki yang ikut mendampingi tim nasional Korea Selatan di Piala Dunia 2022 harus mencari akal untuk membuat hidangan yang bisa memenuhi nutrisi sekaligus disukai seluruh pemain.
Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA) pun membagikan menu tim nasional di pekan pertama mereka tinggal di Doha. Dari Senin hingga Sabtu, menu itu kebanyakan memasukkan makanan tradisional Korea dengan memasukkan sejumlah makanan Asia lainnya.
Karena daging babi tak tersedia, para pemain timnas akan memperoleh kebutuhan akan daging dari ayam, sapi, dan bebek. Hidangan ayam disajikan untuk makan siang setiap hari dalam seminggu, sementara daging sapi dan bebek menjadi menu makan malam. Para pemain juga menikmati makanan laut, seperti udang, kepiting, sea bream, dan cumi-cumi.
Chef Kim Hyung-chae, seorang koki veteran yang ikut dalam empat Piala Dunia berturut-turut, mengatakan kuncinya adalah menjaga keseimbangan antara nutrisi dan rasa.
"Para pemain hari ini sangat menjaga tubuh mereka dan menjaga pola makan yang sehat," kata Kim, dikutip dari Yonhap, Jumat, 18 November 2022. "Kami hanya ingin membantu mereka menjaga diet seimbang di sini."
Advertisement