Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali telah selesai digelar pada Selasa 15 November dan Rabu 16 November 2022 lalu. Selama acara berlangsung, tak ada kendala berarti hingga semuanya berjalan mulus.
Hal tersebut juga seperti disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi.
Advertisement
"KTT G20 di Bali terselenggara dengan baik, dari penyelenggaraan hingga keamanan berlangsung mulus. Tentu hal ini menjadi hal yang positif bagi Indonesia, dunia melihat Indonesia adalah negara yang aman dan nyaman, sehingga terbuka untuk investasi maupun pariwisata," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/11/2022).
Dia menyebut, ekonomi dan keamanan memang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
"Para Kepala Negara yang hadir, tokoh-tokoh besar dunia, bisa begitu nyaman berada di Indonesia, bahkan Perdana Menteri Inggris dan Kanada nongkrong santai sambil minum kopi di cafe Bali," papar Teddy.
Selain itu, lanjut dia, beberapa kesepakatan kerjasama pun berhasil didapat Indonesia saat perhelatan KTT G20 Bali.
"Rp125 triliun komitmen investasi telah ditanda tangani dan ada Rp150 triliun komitmen investasi yang masih dibicarakan tapi sudah ada kesepahaman," kata Teddy.
Oleh karena itu, ia pun meminta agar jangan sampai semua dirusak usai digelarnya KTT G20 Bali.
"Ini tentu tidak mungkin terjadi jika sebelum KTT G20 diadakan bahkan saat KTT diadakan, kondisi keamanan Indonesia buruk. Keamanan dan kenyamanan dalam KTT G20 adalah modal, maka jaga hal ini, jangan dirusak, agar supaya investasi dan pariwisata pasca KTT G20 berdatangan," terang dia.
"Dengan sengaja merusak keamanan, artinya sengaja merusak ekonomi rakyat. Karena modal kepercayaan dan kenyamanan rusak, maka masyarakat dunia dapat dipastikan mengurungkan niat mereka untuk melakukan investasi maupun berwisata di Indonesia," jelas Teddy.
Hasil KTT G20 Bali: Ajak Dunia Kolaborasi Kebijakan Ekonomi Demi Atasi Krisis
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan deklarasi pemimpin, atau Leaders' Declaration yang dihasilkan pada KTT G20 Bali, Rabu 16 November 2022.
Dalam dokumen tersebut, ada 52 poin yang disepakati para pemimpin negara G20, salah satunya terkait kebijakan makro ekonomi dalam menghadapi situasi krisis dunia.
Pada momen dimana ekonomi global sedang dalam situasi kritis, Leaders' Declaration KTT G20 menilai perlu adanya tindakan nyata yang tepat dan cepat untuk mengatasi tantangan itu. Termasuk melalui kerjasama kebijakan makro internasional dan kerjasama nyata.
"Dengan demikian, kita tetap berkomitmen untuk mendukung negara-negara berkembang, khususnya negara-negara kurang berkembang dan negara berkembang, dalam menanggapi tantangan global ini dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)," bunyi poin ke-5 Leaders'' Declaration KTT G20 Bali.
Mengikuti tema Presidensi G20 Indonesia 2022, Recover Together, Recover Stronger, negara anggota G20 sepakat mengambil tindakan terkoordinasi untuk menempuh misi pemulihan global yang kuat, inklusif, tangguh, serta pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Salah satunya, G20 berkomitmen tetap gesit dan fleksibel dalam merespon kebijakan makro ekonomi negaranya. Implementasinya, dengan menyiapkan investasi publik dan melakukan reformasi struktural, mendorong investasi swasta.
Advertisement
Perkuat Perdagangan
Kemudian, memperkuat perdagangan multilateral dan menjaga ketahanan rantai pasok global. Tujuannya, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang, inklusif dan berkelanjutan, serta adil dan ramah lingkungan.
"Kami akan memastikan kesinambungan fiskal jangka panjang, dengan bank sentral kami berkomitmen untuk mencapai stabilitas harga," tulis Leaders' Declaration KTT G20.
G20 pun berikrar melindungi stabilitas ekonomi makro dan keuangan dengan menggunakan semua perangkat yang tersedia untuk memitigasi risiko penurunan.
Lalu, belajar dari berbagai kebijakan yang dibuat sejak krisis keuangan global untuk memperkuat ketahanan finansial, seraya mendorong pembiayaan berkelanjutan dan arus modal.
Berikutnya, mengambil aksi untuk mengusung ketahanan pangan dan energi serta mendukung stabilitas pasar. Juga, menekankan dukungan untuk meredam dampak kenaikan harga, dengan memperkuat dialog antara produsen dan konsumen, serta mendongkrak sektor perdagangan dan investasi guna menjaga ketahanan pangan dan energi untuk jangka panjang.
Investasi
Selanjutnya, investasi lebih lanjut untuk negara berpenghasilan rendah dan berkembang, melalui lebih banyak variasi sumber dan instrumen pembiayaan inovatif. Termasuk, mengkatalisasi investasi dari sektor swasta untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Kami meminta Bank Pembangunan Multilateral untuk mengedepankan tindakan guna memobilisasi dan memberikan pembiayaan tambahan sesuai mandat, untuk mendukung pencapaian SDGs, termasuk melalui pembangunan berkelanjutan dan investasi infrastruktur, dan dalam memberikan respon terhadap tantangan global."
Terakhir, Leaders' Declaration KTT G20 Bali juga berkomitmen kembali untuk mempercepat pencapaian SDGs, serta mencapai kesejahteraan bagi semua melalui pembangunan berkelanjutan.
Advertisement
Penyelenggaraan KTT G20 Bali
Sebagai informasi, KTT G20 di Bali berlangsung 15 sampai 16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.
Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese. Ada pula Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden Uni Emirate Arab Muhammad bin Zayed Al Nahyan.Lalu, PM Italia Giorgia Meloni,
Selain itu, Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Sementara itu, pemimpin lembaga internasional yang hadir yakni, Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Direktur Jenderal ILO Gilbert F. Houngbo, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, hingga Muhammad Sulaiman Al Jasser selaku Presiden Islamic Development Bank (ISBD).