Penembakan di Klub Gay Orlando, 5 Orang Tewas

Aksi penembak dihentikan oleh dua tamu di klub gay tersebut.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Nov 2022, 06:34 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Liputan6.com, Colorado Springs - Penembakan massal lagi-lagi terjadi di Amerika Serikat. Klub malam khusus gay di Orlando, Amerika Serikat, menjadi sasaran penembakan pada Sabtu malam (19/11) waktu setempat. Polisi menyebut aksi penembak berhasil dihentikan dua orang heroik di klub gay tersebut.

Berdasarkan laporan BBC, Senin (21/11/2022), peristiwa terjadi di Club Q yang berlokasi di Coloradi Springs. Penembakan terjadi menjelang tengah malam.

Polisi mendapat laporan darurat tentang penembakan pada pukul 23.57 pada Sabtu siang. Tersangka berhasil ditemukan di dalam klub. Ada dua senjata api yang juga ditemukan di TKP.

Pelaku penembakan masih muda, yakni berusia 22 tahun. Ia telah ditahan polisi. Si penembak disebut menggunakan senapan laras panjang saat menyerang. Polisi belum tahu apakah penembakan yang terjadi adalah kejahatan kebencian atau bukan. FBI ikut turun tangan membantu kepolisian setempat. 

Salah satu saksi mata bernama Joshua Thurman (34) awalnya mengira tembakan itu adalah bagian dari musik. Ia kemudian melihat ada tubuh-tubuh tergeletak di lantai, gelas-gelas pecah, dan orang-orang menangis.

"Tidak ada yang menghalau orang itu datang untuk membunuh kita. Kenapa ini harus terjadi? Kenapa? Kenapa orang-orang harus kehilangan nyawanya?" ujar Thurman.

Wali Kota Colorado Springs, John Soothers, berkata peristiwa yang terjadi adalah sebuah tragedi. Ia berkata masyarakatnya akan kuat melawan kebencian.

"Kita adalah komunitas kuat yang telah menunjukkan resiliensi di hadapan kebencian dan kekerasan di masa lalu, dan kita akan melakukannya lagi," ujar Soothers.

Presiden AS Joe Biden juga berduka atas kejadian ini dan mengecam teror yang terjadi. 

"Kita harus menumpas ketidaksetaraan yang berkontirbusi terhadap kekekarasan kepada masyarakat LGBTQI+," ujar Presiden Joe Biden.


Penembakan di Universitas Virginia AS Tewaskan 3 Orang, Pelaku Ditangkap Usai 12 Jam Diburu

Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Sebelumnya dilaporkan, tiga orang tewas dan dua lainnya luka-luka dalam penembakan di sebuah garasi parkir di University of Virginia di Charlottesville, menurut rektor perguruan tinggi.

Polisi pada Senin 14 November 2022 mencari seorang mahasiswa yang diduga melakukan kekerasan mematikan pun diburu. 

Penembakan itu terjadi Minggu 14 November 2022 sekitar pukul 22.30, kata rektor universitas, Jim Ryan, dalam sebuah surat kepada komunitas sekolah yang diposting di media sosial seperti dikutip dari The Guardian.

Surat itu mengatakan tersangka pembunuhnya adalah Christopher Jones Jr, yang dulu bermain untuk tim sepak bola Universitas Virginia.

Pihak berwenang belum membahas kemungkinan motif dalam kasus tersebut atau mengidentifikasi salah satu korban.

Sistem manajemen darurat universitas mengeluarkan peringatan pada Minggu malam yang memperingatkan mahasiswa untuk berlindung, setelah seseorang melepaskan tembakan di pinggiran utara kampus. Kelas dibatalkan pada hari Senin.

Polisi universitas memposting pemberitahuan online mengatakan beberapa lembaga penegak hukum, termasuk pasukan negara, sedang mencari tersangka yang mereka anggap "bersenjata dan berbahaya".

Surat Ryan ke kampus kemudian menyebutkan nama Jones, yang diyakini mengenakan jeans biru serta jaket warna burgundy dan mengendarai kendaraan sport hitam dengan label Virginia.

Penyelidik mengatakan mereka masih menggeledah halaman Universitas Virginia sesaat sebelum jam 7 pagi pada hari Senin dan meminta mereka yang berada di kampus untuk tetap berlindung.


Pelaku Sempat Buron

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Agen dari federal Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives atau Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak federal dikerahkan ke kampus untuk membantu penyelidikan atas pembunuhan yang dituduhkan pada Jones.

Surat Ryan menggambarkan Jones sebagai seorang siswa dan mengatakan dia masih buron pada Senin pagi.

"Ini adalah pesan yang diharapkan tidak pernah dikirim oleh pemimpin mana pun, dan saya sangat terpukul karena kekerasan ini telah mengunjungi Universitas Virginia," tulis Ryan. "Ini adalah insiden traumatis bagi semua orang di komunitas kami."

Penembakan itu hanya yang terbaru dari beberapa yang terjadi di kampus AS, sekolah menengah atau sekolah dasar dalam beberapa tahun terakhir. Semua telah memicu perdebatan tentang pembatasan yang lebih ketat pada akses ke senjata di negara itu, yang amandemen konstitusi keduanya menjamin hak untuk membawa senjata api.

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya