Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti jajaran menteri di kabinetnya soal pilihan kebijakan yang diambil. Menurutnya, dalam mengambil kebijakan, perlu dilakukan secara hati-hati.
Kalau tidak, akan berimbas buruk pada kondisi ekonomi Indonesia. Hal ini juga disampaikannya untuk para pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Advertisement
"Kalau ekonomi dunia gonjang-ganjing hati-hati, lanskap ekonomi global nanti juga akan bisa berimbas ke kita, oleh sebab itu strateginya harus benar. Ini betul-betul harus hati-hati mengelola dalam posisi dunia global yang sulit diprediksi sulit dihitung, sulit dikalkulasi," ungkapnya dalam pembukaan Musyawarah Nasional Hipmi, mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/11/2022).
"Hati-hati membuat kebijakan, begitu salah sedikit, bisa berdarah-berdarah dan itu sudah ada contohnya, saudara-saudara tau," tegasnya.
Dia menuturkan kalau Indonesia kini tengah memiliki lanskap ekonomi yang baik. Sebut saja, angka pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen, inflasi 5,7 persen, dan konsumsi rumah tangga mencapai 5,4 persen. Tingkat ekspor juga masih tumbuh sebesar 21,6 persen.
Sementara itu, Jokowi menuturkan, kalau di Inggris tengah dalam kondisi yang tak sebaik Indonesia. Ini jadi salah satu imbas dari salahnya mengambil kebijakan dalam merespons kondisi ekonomi global.
"Inggris, salah sedikit kebijakan, salah membuat policy, hasilnya bisa kemana-mana. Inilah yang kita tidak mau. Saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini, jangan keliru, jangan salah. Utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak," bebernya.
"Kenapa tiap hari, setiap minggu saya masuk ke pasar-pasar, baru saja tadi pagi saya masuk ke pasar di Boyolali, saya cek harga-harga yang naik apa, harga yangbstabil apa, supaya kita dapat feeling-nya, jangan keliru kita membuat kebijakan," sambung Jokowi.
Neraca Perdagangan Surplus
Pada kesempatan ini, Jokowi juga mengungkap kondisi ciamik dari neraca perdagangan Indinesia. Yakni, soal kondisi surplus neraca perdagangan selama 30 bulan berturut-turut.
Kondisi ini, yang menurutnya tidak seluruh negara di dunia mampu mencapainya. Apalagi, ditengah kondisi ekonomi global yang berangsur dibayangi resesi.
"Neraca perdagangan kita juga sudah 30 bulan berturut-turut selalu surplus. Artinya yang berproduksi di dalam negeri, itu ruang barangnya masih banyak yang nerima, ingat, negara lain tidak seperti ini," pesannya.
Kondisi krisis, menurutnya, sedang dihadapi seluruh negara di dunia. Mulai dari urusan energi seperti BBM, hingga urusan pangan yang masih menjadi momok setiap negara.
"Sekarang ini, urusan yang namanya BBM saja, pusing semuanya, urusan yang namanya pangan, kekurangan semuanya, ini semua negara, kenaikan bisa 30 persen, bisa 40 persen, bisa 50 persen. Ini kita stabilitas harga masih ktia bisa pertahankan," ujarnya.
"Inilah yang harus kita sampaikan agar kita optimis, tetapi harus tetap hati-hati dan harus tetap waspada," pungkas Jokowi.
Advertisement
Jaga Kepercayaan, Ini Tidak Mudah
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti deretan pengusaha muda untuk bisa menjaga kepercayaan. Dia mengaca pada keberhasilan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali.
Menurutnya, KTT G20 menjadi salah satu bukti Indonesia dipercaya oleh pimpinan negara di dunia. Bahkan, ditambah dengan keketuaan Indonesia di ASEAN yang menjadi bukti tambahan.
"Apa yang ingin saya ingatkan? Bahwa itu adalah sebuah kepercayaan yang tidak mudah kita peroleh, kepercayaan. Kalau kita jadi pengusaha juga yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita," ujarnya dalam pembukaan Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Solo, mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/11/2022).
"Ini juga sebagai negara kita juga membangun kepercayaan internasional, kepercayaan global, kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia. Ini yang tidak mudah, ini yang tidak mudah," sambungnya.
Di sisi lain, Jokowi menekankan kalau dunia internasional melihat hal konkret di Indonesia. Mengacu juga tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, ditengah anggota G20 lainnya yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.
"Kenapa? Negara lain internasional global percaya kepada kita karena memang kita bisa dipercaya dna konkret riil, menyajikan angka-angka, ekonomi kita bagus, diantara negara-negara G20 kita termasuk yang terbaik. Ini membangun kepercayaan dari sana. Pas kita sebagai ketua G20 menyelenggarakan KTT G20 di Bali, pas ekonomi kita di kuartal III berada di angka 5,72 persen. Coba dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya," bebernya.
Pada saat yang sama, Jokowi mengklaim kalau tingkat inflasi Indonesia masih pada batas yang terkendali. Yakni, sebesar 5,7 persen di kuartal III 2022. Angka ini juga lebih baik dari negara lain di dunia.
"Hal seperti ini yang menumbuhkan kepercayaan, trust global kepada kita," tegasnya.
Mudah Jual Barang
Lebih lanjut, kepala negara melihat dari sisi pengusaha jika sudah adanya kepercayaan dari konsumen dan pihak lainnya. Salah satunya, memasarkan barang yang jauh lebih mudah.
"Kalau sudah muncul trust, muncul kepercayaan, apa yang akan terjadi? Sama seperti kalau kita pengusaha, punya perusahaan, punya produk, kalau dipercaya, jual barangnya itu mudah," ungkapnya.
Hal ini, jadi salah satu standar yang sama, baik dari sudut pandang pengusaha maupun sudut pandang negara. Posisi ini yang diyakini Jokowi sedang dijalankan oleh Indonesia.
Advertisement