Liputan6.com, Jakarta - Tesla melakukan recall atau menarik lebih dari 321.000 kendaraan karena masalah perangkat lunak yang menyebabkan lampu belakang pada beberapa mobil tidak berfungsi dengan baik.
Langkah ini sebagai bagian dalam pengajuan Administrasi Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan Raya Nasional (National Highway Traffic and Safety Administration/NHTSA) yang dilaporkan Reuters, belum lama ini.
Advertisement
Mobil yang kena recall mencakup mobil listrik Model 3 keluaran 2023 dan 2020 serta Model Y keluaran 2023 yang diproduksi untuk pasar Amerika Serikat.
"Dalam kasus yang jarang terjadi, lampu belakang di satu atau kedua sisi kendaraan yang terkena dampak dapat menyala sebentar-sebentar karena anomali firmware yang dapat menyebabkan deteksi kesalahan palsu selama proses bangun kendaraan," demikian pernyataan NHTSA, dikutip dari Engadget, Selasa (22/11/2022).
“Lampu rem, lampu cadangan, dan lampu sein tidak terpengaruh oleh kondisi ini dan terus beroperasi sesuai desain,” sambung NHTSA.
Tesla disebut akan merilis pembaruan perangkat lunak untuk mengatasi masalah di mobil listrik tersebut. Sementara itu, perusahaan belum menerima laporan tentang kerusakan atau cedera apa pun yang terkait dengan bug tersebut.
Tesla menyadari masalah tersebut pada akhir Oktober. Dalam pengumuman terpisah sebelumnya, Tesla recall sekitar 30.000 unit kendaraan karena masalah yang dapat menyebabkan airbag penumpang depan pada kendaraan Model X tidak terpasang dengan benar dalam beberapa situasi.
Tesla Laporkan 2 Kecelakaan Fatal Model 3 yang Sebabkan Kematian
Sebelumnya, Tesla mengatakan kepada regulator keselamatan mobil Amerika Serikat (AS) bahwa pihaknya memiliki laporan tentang dua kematian kecelakaan baru di Model 3. Insiden tersebut, terkait dengan sistem bantuan pengemudi canggih.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) pada Juni, mulai merilis data yang diberikan oleh pembuat mobil asal Negeri Paman Sam tentang laporan kecelakaan yang terkait dengan sistem bantuan pengemudi, seperti Autopilot Tesla. Demikian dilansir Reuters, Kamis (17/11/2022).
"NHTSA telah meninjau kecelakaan ini dan sedang melakukan tindak lanjut yang sesuai. NHTSA menggunakan banyak sumber data dalam proses penegakannya," tulis NHTSA, dalam keterangan resminya.
NTHSA mengeluarkan perintah pada Juni 2021, yang mewajibkan pembuat mobil dan perusahaan teknologi untuk segera melaporkan semua kecelakaan yang melibatkan sistem bantuan pengemudi lanjutan (ADAS), dan kendaraan yang dilengkapi dengan sistem mengemudi otomatis yang diuji di jalan umum.
Regulator keselamatan mengatakan, bahwa pihaknya menggunakan data yang dikirimkan oleh pembuat mobil berdasarkan pesanan 2021, sebagai bagian dari penyelidikan.
Dari 18 kecelakaan fatal yang dilaporkan sejak Juli 2021, yang berkaitan dengan sistem bantuan pengemudi, hampir semuanya melibatkan kendaraan Tesla.
Advertisement
19 Kematian
Secara terpisah, sejak 2016, NHTSA telah membuka 38 investigasi khusus atas kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla di mana diduga digunakan sistem bantuan pengemudi canggih seperti Autopilot.
Secara keseluruhan, 19 kematian akibat kecelakaan telah dilaporkan dalam investigasi terkait Tesla tersebut.
Sementara itu, Tesla sendiri tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut.
Infografis Mobil Kepresidenan di Indonesia
Advertisement