4 Gaya Parenting Menurut Psikolog dan Ciri-Cirinya

Gaya pengasuhan anak atau parenting dapat memengaruhi kehidupan seorang anak ke depannya.

oleh Elly Purnama diperbarui 21 Nov 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi ayah terbaik untuk anak dan istrinya/copyright freepik.com/senivpetro

Liputan6.com, Jakarta - Gaya pengasuhan anak atau parenting dapat memengaruhi segalanya, mulai dari harga diri atau self-esteem dan kesehatan fisik anak hingga bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain.

Penting untuk memastikan gaya pengasuhan pada anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, karena cara orangtua berinteraksi dengan anak dan bagaimana orangtua mendisiplinkan mereka akan memengaruhi mereka selama sisa hidupnya.

Beberapa orangtua bersikap tegas, sementara yang lain bersikap lunak. Ada yang waspada, sementara yang lain justru menjauh.

Melansir cnbc.com, Senin (21/11/2022), empat gaya pengasuhan utama - permisif, otoritatif, abai, dan otoriter - yang digunakan dalam psikologi anak saat ini didasarkan pada karya Diana Baumrind, seorang psikolog perkembangan, dan peneliti Stanford Eleanor Maccoby dan John Martin.

Setiap gaya pengasuhan memiliki efek yang berbeda pada perilaku anak-anak dan dapat diidentifikasi dengan karakteristik tertentu, serta tingkat responsif (sejauh mana orangtua bersikap hangat dan peka terhadap kebutuhan anak-anak mereka) dan menuntut (sejauh mana orangtua mengendalikan anak-anak mereka dalam upaya untuk memengaruhi perilaku mereka).

Berikut ini empat gaya parenting menurut psikolog:

 

1. Orangtua Permisif

Ciri-ciri umum:

- Daya tanggap tinggi, tuntutan rendah

- Berkomunikasi secara terbuka dan biasanya membiarkan anak-anak mereka memutuskan untuk diri mereka sendiri, daripada memberikan arahan

- Aturan dan ekspektasi tidak ditetapkan atau jarang ditegakkan

- Biasanya berusaha keras untuk membuat anak-anak mereka bahagia, kadang-kadang dengan pengeluaran mereka sendiri

Orangtua permisif lebih cenderung mengambil peran persahabatan, daripada peran sebagai orangtua, dengan anak-anak mereka. Mereka lebih suka menghindari konflik dan sering kali akan menuruti permintaan anak-anak mereka pada tahap pertama yang menunjukkan adanya kesulitan.

Orangtua ini kebanyakan membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang mereka inginkan dan menawarkan bimbingan atau arahan yang terbatas.


2. Orangtua yang Otoritatif

Sumber: Freepik

Ciri-ciri umum:

- Daya tanggap yang tinggi, tuntutan yang tinggi

- Menetapkan aturan dan ekspektasi yang jelas untuk anak-anak mereka sambil mempraktikkan fleksibilitas dan pengertian

- Sering berkomunikasi; mereka mendengarkan dan mempertimbangkan pikiran, perasaan, dan pendapat anak-anak mereka

- Membiarkan konsekuensi alami terjadi (misalnya, anak gagal dalam kuis ketika mereka tidak belajar), tetapi menggunakan kesempatan itu untuk membantu anak-anak mereka merefleksikan dan belajar

Orangtua yang otoritatif bersifat mengayomi, mendukung, dan sering kali selaras dengan kebutuhan anak-anak mereka. Mereka membimbing anak-anak mereka melalui diskusi yang terbuka dan jujur untuk mengajarkan nilai-nilai dan penalaran.

Anak-anak yang memiliki orangtua yang otoritatif cenderung disiplin diri dan dapat berpikir untuk diri mereka sendiri.


3. Orangtua yang Abai

Masalah kesehatan mental bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal batas usia, termasuk anak-anak. (Foto: Unsplash.com/Tadeusz Lakota),

Ciri-ciri umum:

- Daya tanggap rendah, tuntutan rendah

- Membiarkan anak-anak mereka sebagian besar mengurus diri mereka sendiri, mungkin karena mereka acuh tak acuh terhadap kebutuhan mereka atau tidak terlibat/terlalu sibuk dengan hal-hal lain

- Menawarkan sedikit pengasuhan, bimbingan, dan perhatian

- Sering bergumul dengan masalah harga diri mereka sendiri dan sulit membentuk hubungan dekat

Kadang-kadang disebut sebagai pengasuhan yang tidak terlibat (uninvolved parenting), gaya ini dicontohkan oleh rasa ketidakpedulian secara keseluruhan.

Orangtua yang abai memiliki keterlibatan yang terbatas dengan anak-anak mereka dan jarang menerapkan aturan. Mereka juga dapat dilihat sebagai orangtua yang dingin dan tidak peduli, tetapi tidak selalu disengaja, karena mereka sering bergumul dengan masalah mereka sendiri.


4. Orangtua Otoriter

Ilustrasi Orang Tua dan Anak Remaja (Sumber: unsplash)

Ciri-ciri umum:

- Tuntutan yang tinggi, daya tanggap yang rendah

- Menegakkan aturan yang ketat dengan sedikit pertimbangan perasaan atau kebutuhan sosial-emosional dan perilaku anak mereka

- Sering mengatakan "karena saya bilang begitu" ketika anak mereka mempertanyakan alasan di balik suatu aturan atau konsekuensi

- Komunikasi sebagian besar bersifat satu arah, dari orangtua ke anak

Gaya pengasuhan yang kaku ini menggunakan disiplin yang keras, sering kali dijustifikasi sebagai "cinta yang keras". Dalam upaya untuk memegang kendali penuh, orangtua otoriter sering berbicara dengan anak-anak mereka tanpa menginginkan masukan atau umpan balik.


Apa Gaya Parenting Terbaik?

Ilustrasi Orang Tua dan Anak Remaja (sumber: unsplash)

Penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang otoritatif lebih mungkin membesarkan anak-anak yang mandiri, andal, dan kompeten secara sosial.

Meskipun anak-anak dari orangtua yang otoritatif tidak kebal terhadap masalah kesehatan mental, kesulitan dalam menjalin hubungan, penyalahgunaan zat, pengaturan diri yang buruk, atau harga diri yang rendah, sifat-sifat ini lebih sering terlihat pada anak-anak dari orangtua yang secara ketat menerapkan gaya pengasuhan otoriter, permisif, atau tidak terlibat.

Tentu saja, dalam hal pengasuhan anak, tidak ada "satu ukuran yang cocok untuk semua". Kamu tidak perlu mengikuti satu tipe saja, karena mungkin ada kalanya kamu harus menggunakan pendekatan pengasuhan yang bervariasi, tetapi secukupnya saja.

Orangtua yang paling sukses tahu kapan harus mengubah gaya mereka, tergantung pada situasinya. Orangtua yang otoritatif, misalnya, mungkin ingin menjadi lebih permisif ketika seorang anak sakit, dengan terus memberikan kehangatan dan melepaskan beberapa kontrol (misalnya, "Tentu, kamu bisa makan es krim untuk makan siang dan makan malam.").

Kemudian, orangtua yang permisif mungkin lebih tegas jika keselamatan anak dipertaruhkan, seperti ketika menyeberang jalan yang sibuk (misalnya, "Kamu akan memegang tanganku suka atau tidak suka.").

Pada akhirnya, gunakan penilaian terbaik kamu dan ingatlah bahwa gaya pengasuhan yang paling cocok untuk keluarga kamu pada saat itu adalah yang harus kamu gunakan.

Infografis peranan penting orang tua dalam pengasuhan anak (parenting) Source: Kementerian Sosial Reublik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya