Telkom Indonesia: Badai PHK Perusahaan Startup Bagian dari Proses Bisnis

Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Bambang Brodjonegoro mengomentari fenomena badai PHK yang belakangan ini terjadi pada perusahaan Startup besar di Indonesia

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Nov 2022, 18:30 WIB
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Liputan6.com, Bali Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Bambang Brodjonegoro mengomentari fenomena badai PHK yang belakangan ini terjadi pada perusahaan Startup besar di Indonesia. Menurut Bambang, badai PHK itu merupakan proses bisnis.

“Jika belakangan ini ada berita negatif terkait PHK di perusahaan Startup, itu adalah sebuah proses bisnis. Pengusaha pasti paham dalam bisnis ada naik dan turun,” kata Bambang dalam acara puncak Indonesia Development Forum di Bali, Senin (21/11/2022).

Bambang menambahkan, fenomena PHK ini juga bisa menjadi koreksi untuk para pengusaha yang mungkin harus merubah model bisnis. Komisaris Utama PT Telkom juga menyebut masuknya Indonesia dalam urutan 10 besar negara dengan jumlah startup terbanyak bisa menjadi modal pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Masuknya Indonesia dalam urutan tersebut menunjukkan market yang besar ditambah kemampuan entrepreneur ekonomi domestik konvensional dan digital yang terus dikembangkan.

“Ekonomi digital dapat mendukung potensi entrepreneurship yang masih kurang. Diharapkan dengan adanya ekonomi digital di Indonesia, para entrepreneur bisa eksplor potensial seperti startup,” pungkas Bambang.

Seperti dilaporkan sebelumnya, badai PHK telah terjadi di berbagai Startup di Indonesia, yang terbaru saat ini adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi mengumumkan pengurangan karyawan pada Jumat, 18 November 2022.

Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengurangi 1.300 karyawan atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap grup GoTo.

Adapun perseroan memiliki kegiatan operasional di Indonesia, Singapura, Vietnam dan India. Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2022, GoTo Gojek Tokopedia dan entitas anak memiliki 9.630 orang karyawan tetap. Pada 31 Desember 2021 sebesar 9.044 orang.

2 dari 3 halaman

Analisis Rhenald Kasali Soal PHK Massal di Startup, Benar Dampak Resesi?

Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di tahun ini beberapa perusahaan rintisan atau startup melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. Sebagian besar narasi menyebutkan bahwa situasi global terutama ancaman resesi menjadi salah satu alasan aksi PHK tersebut.

Terbaru adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan mengumumkan melakukan PHK kepada 1.300 karyawan di Asia. Dikatakan jika tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. 

Akademisi dan Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali berpendapat bahwa langkah PHK massal yang dijalankan beberapa startup tersebut tidak ada hubungannya dengan resesi global.

Jika memang keadaan global menjadi alasan startup melakukan PHK, ia meminta perusahaan rintisan membeberkan secara jelas laporan keuangan. Rhenald Kasali menduga, salah satu aksi PHK ini justru karena para perusahaan ini masih saja melakukan aksi bakar uang.

"Buka laporan keuangan Anda, jelaskan sebaik-baiknya, atau jangan-jangan Anda bakar duitnya memang berlebihan. Sekarang situasinya online to offline, tidak hanya cukup hanya online semua," terangnya dalam konten video di akun Youtubenya dikutip, Senin (21/11/2022).

 

3 dari 3 halaman

Dia Ragu

Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Rhenald Kasali mengaku ragu karena memang pada kenyataannya selama masa pandemi, layanan antar makanan dan barang yang diberikan GoTo sangat dibutuhkan.

Dia juga menduga apa yang terjadi dengan startup bahkan yang sudah raksasa seperti GoTo bukan karena situasi ekonomi global tapi karena bakar duit yang terlalu berlebihan.

"Yang pertama mungkin bakar duitanya secara berlebihan. kalau bakar duit secara berlebihan ini yang terjadi, kompetisi di antara mereka," ucapnya.

"Resesi itu tidak selalu berdampak pada semua bangsa di seluruh dunia. Jangan mencari kambing hitam, barangkali kita sendiri yang miss management," tambah Rhenald Kasali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya