Liputan6.com, Cianjur - Bencana gempa bumi Magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur dan sekitarnya, Senin (21/22/22). Dalam peristiwa ini, seratusan lebih orang meninggal dunia dan ribuan lainnya menderita luka-luka.
Tak hanya itu, belasan ribu orang mengungsi lantaran rumah rusak maupun penyebab lainnya. Pemrov Jabar mendata, kini telah terdapat sebanyak 13.784 pengungsi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut, gempa Cianjur menyebabkan sebanyak 2.345 unit rumah hancur dengan skala kerusakan mulai dari 60 persen hingga 100 persen. Menurutnya titik yang terdampak gempa luar biasa berada di Kecamatan Cugenang.
Baca Juga
Advertisement
"Seluruh infrastruktur evakuasi sudah berdatangan, alat berat dari TNI sudah disiapkan, TNI-Polri sudah siap, dapur umum sudah siap, akan dihadirkan di titik pengungsian," kata Ridwan Kamil di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin.
Terlepas dari duka dan prihatin yang kini tengah dirasakan, Islam telah mengajarkan agar umat selalu menyandarkan diri kepada Allah SWT. Di samping ikhtiar lahir, secara bathiniyah, umat Islam wajib ber-doa.
Gempa, seperti yang terjadi di Cianjur adalah bencana alam yang tidak bisa diatur oleh manusia. Karena itu, kekuatan dari Allah SWT menjadi penting dan mengartikan bahwa manusia amat kecil di depan kekuasan-Nya. Berikut ini adalah doa tertimpa musibah.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Doa Ketika Tertimpa Musibah
Mengutip NU Online, Rasulullah SAW mengajarkan, saat kita tertimpa musibah agar membaca doa berikut ini:
إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.
Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.
Dalam hadis Shahih Muslim disebutkan bahwa barangsiapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir).
Musibah, meski berwujud dalam satu bentuk, bisa dimaknai dalam berbagai sudut pandang. Musibah dapat diartikan sebagai adzab atau peringatan atau sebagai ujian atau cobaan. Cara memahami musibah dari perspektif pertama ini lebih utama karena dapat menimbulkan introspeksi (muhasabah), yang mendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu berusaha memperbaiki diri.
Redaksi doa di atas memberi pesan tentang hakikat kepemilikan yang seluruhnya dikembalikan kepada Allah sebagai Pemilik Sejati. Juga tentang ajaran bahwa segenap musibah tak ada yang sia-sia, bahkan bisa berpahala, bila si penerima musibah mampu menyikapinya secara tepat. Doa tersebut juga mengandung optimisme, ditandai dengan harapan kepada Tuhan akan karunia pengganti yang lebih baik.
Tim Rembulan
Advertisement