Pengidap Diabetes Takut Ketergantungan Suntik Insulin, Adakah Insulin yang Diminum?

Takut ketergantungan suntik insulin, adakah insulin oral yang bisa diminum?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Nov 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/steve

Liputan6.com, Jakarta Ada pandangan bahwa pengidap diabetes takut ketergantungan suntik insulin. Padahal, suntik insulin termasuk salah satu pilihan pengobatan untuk pengidap diabetes yang dapat membantu mengontrol gula darah diabetesi.

Pertanyaan pun menyeruak, adakah pilihan insulin tanpa suntik atau oral yang bisa diminum? Dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik, endokrin dan diabetes, Wardhana menyampaikan, sampai saat ini pengobatan insulin di Indonesia dengan cara suntik.

Di Amerika dan Eropa mulai ada terobosan penggunaan insulin oral dengan cara diminum dalam bentuk pil. Walau begitu, insulin oral tersebut masih dalam tahap uji klinik.

"Kalau kita berbicara mengenai insulin, sampai saat ini untuk ukuran Indonesia masih disuntik ya. Kecuali kalau di Amerika atau Eropa, barangkali sudah mulai yang namanya insulin yang diminum dalam bentuk pil," ujar Wadhana saat sesi Healthy Monday: Diabetes Picu Banyak Penyakit Cegah dengan Pola Hidup Sehat yang digelar Liputan6.com bersama EMC Healthcare pada Senin, 21 November 2022.

"Tapi kembali lagi, itu masih dalam tahap uji klinik. Sekali lagi, kita mau enggak mau ya bertahan dulu dengan insulin yang ada dalam suntikan."

Insulin adalah hormon yang membantu sel tubuh menyerap gula dari aliran darah. Gula digunakan sel tubuh sebagai bahan bakar untuk energi maupun menjalankan fungsi organ.

Prosedur suntik insulin menggunakan insulin buatan yang memiliki struktur kimia serta cara kerja serupa insulin alami yang diproduksi oleh pankreas.

Organ pankreas pengidap diabetes tipe 1 tidak dapat memproduksi insulin. Sementara itu, organ pankreas pengidap diabetes tipe 2, insulin tidak dapat dimanfaatkan dan diproduksi dalam jumlah semestinya.


Jenis Insulin untuk Pengidap Diabetes

Diabetes (pexels/paveldanilyuk).

Dokter Nadia Octavia dari KlikDokter memaparkan terkait jenis-jenis insulin untuk pengidap diabetes. Dokter akan meresepkan insulin bergantung dengan sejumlah faktor, seperti aktivitas pasien, usia, makanan yang dikonsumsi, seberapa baik pasien mengontrol kadar gula darah, dan kemampuan tubuh dalam menyerap insulin. 

Dikutip dari artikel berjudul, Mengenal Jenis-jenis Insulin untuk Pengobatan Diabetes yang tayang di KlikDokter pada 11 Agustus 2022, jenis-jenis insulin yang dimaksud, antara lain:

1. Insulin Kerja Cepat

Insulin kerja cepat atau rapid acting dapat menurunkan kadar gula darah dalam waktu 15 menit setelah digunakan. Setelah 1 jam, efek penurunan glukosa insulin kerja cepat terasa semakin jelas. Efek penurunan gula darah ini dapat bertahan selama 2-4 jam. 

Jenis insulin untuk diabetes ini biasanya diberikan sesaat sebelum makan. Sering kali, insulin rapid acting digunakan bersamaan dengan insulin kerja panjang.

2. Insulin Kerja Pendek 

Insulin kerja pendek atau short acting bekerja dalam waktu 30 menit. Puncak kerja insulin ini terjadi 2-3 jam usai digunakan. Efek insulin short acting dalam menurunkan gula darah bisa bertahan selama 3-6 jam. 

Jenis insulin ini biasanya diberikan 30-60 menit sebelum makan.

3. Insulin Kerja Menengah 

Insulin kerja menengah atau intermediate acting bekerja dalam waktu 2-4 jam. Diperlukan waktu sekitar 4-12 jam untuk pengidap diabetes benar-benar merasakan efek penurunan gula darah usai menyuntikkan insulin kerja menengah. Efek ini bisa bertahan selama 12-18 jam. 

Insulin intermediate acting lebih lambat diserap oleh tubuh. Biasanya jenis insulin ini digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah saat tidak makan atau puasa.


Jenis Insulin untuk Pengidap Diabetes

Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/PhotoMIX

4. Insulin Kerja Panjang

Insulin kerja panjang atau long acting bekerja dalam waktu 2 jam dan tidak memiliki waktu puncak. Efek penurunan gula darah insulin kerja panjang dapat bertahan hingga 24 jam. 

Insulin jenis ini paling lambat diserap oleh tubuh. Biasanya insulin long acting digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah seharian. Umumnya, insulin kerja panjang digunakan satu kali, misalnya sebelum tidur malam. 

5. Insulin Kerja Sangat Panjang

Insulin kerja sangat panjang atau ultra-long acting bekerja dalam waktu 6 jam. Jenis insulin ini juga tidak memiliki waktu puncak.

Meski begitu, efek penurunan gula darah insulin kerja sangat panjang bisa bertahan hingga 36 jam atau lebih.  Insulin jenis ini dapat mengendalikan kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama. 

6. Insulin Campuran

Insulin campuran alias premixed adalah insulin kombinasi dari insulin kerja menengah dan kerja pendek. Insulin campuran bekerja dalam waktu 5-60 menit. Waktu puncaknya pun bervariasi. 

Efek penurunan gula darah insulin campuran dapat bertahan selama 10-16 jam. Biasanya insulin premixed diberikan 10-30 menit sebelum makan pagi dan makan malam. 


Terapi Lain Selain Insulin

ilustrasi makanan manis/unsplash

Tak hanya insulin, Wardhana menambahkan, ada terapi lain bagi pengidap diabetes, yakni Glucagon like peptide-1 Receptor Agonist (GLP-1RA). Pengobatan ini sudah direkomendasikan oleh American Diabetes Association dan European Association for The Study of Diabetes sebagai opsi kedua untuk penatalaksanaan diabetes tipe 2.

Dalam perkembangannya sekarang, pengobatan GLP-1RA disuntikkan hanya satu kali per minggu, sebelumnya malah harus disuntikkan tiap hari. Tujuan GLP-1RA juga mengatasi masalah obesitas yang dialami pengidap diabetes.

"Kalau kita berbicara pengobatan diabetes, bukan hanya insulin saja, ada yang namanya Glucagon like peptide-1 Receptor Agonist (GLP-1RA) yang membantu pengobatan diabetes," jelas Wardhana yang sehari-hari berpraktik di RS EMC Alam Sutera.

"Nah, dulu mungkin disuntikan tiap hari, tapi sekarang perkembangannya cukup baik terkait terobosan teknologi barangkali, suntikannya bisa satu kali per minggu. Itu juga membantu pengobatan diabetes untuk mengatasi obesitasnya. Pengobatan ini buat menekan nafsu makan di pusat pengaturan nafsu makan di otak."

Mengutip KlikDokter dalam artikel berjudul, Terapi Kombinasi untuk Diabetes Tipe 2 yang tayang 30 Juli 2021, disebutkan GLP-1RA merupakan inkretin, yaitu hormon penting untuk mengatur glukosa.

“GLP-1 RA bekerja dengan menurunkan nafsu makan dan menurunkan penggunaan kadar glukagon yang dipakai tubuh pada penderita diabetes," kata dokter Arina dari KlikDokter.

Selain itu, inkretin meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas. Fungsinya juga menurunkan kadar glukosa yang dilepaskan dari hati.

Penelitian yang dilakukan Cochrane mengungkapkan, GLP-1 RA merupakan salah satu obat yang paling efektif menurunkan kadar glukosa darah. Riset juga menemukan, GLP-1RA efektif mengurangi berat badan.

Infografis 3 Tips Atasi Takut Jarum Suntik Saat Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya