Waskita Karya Buyback Saham Kresna Kusuma Dyandra Rp 52,87 Miliar

Waskita Toll Road (WTR) telah menjalankan opsi pembelian kembali (buyback) saham KKDM sebanyak 53.785.872 lembar saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Nov 2022, 10:52 WIB
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) (Foto: Waskita Karya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengumumkan pembelian kembali saham (buyback) PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) oleh anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR).

WTR telah menjalankan opsi pembelian kembali (buyback) saham KKDM sebanyak 53.785.872 lembar saham atau setara dengan 2,10 persen dari kepemilikan Reksa Dana Penyertaan terbatas (RDPT) Ekuitas Danareksa Tol Road-01 dengan nilai transaksi sebesar Rp 52,87 miliar.

Transaksi itu dilakukan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham Nomor 21 Tanggal 17 November 2022 yang dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH Notaris di Jakarta.

“Dengan adanya transaksi tersebut, meskipun kepemilikan WTR pada KKDM bertambah, namun KKDM selaku anak Perusahaan WTR tetap tidak akan terkonsolidasi pada laporan keuangan WTR maupun perseroan,” ungkap manajemen Waskita Karya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI)< ditulis Selasa (22/11/2022).

Lebih rinci, struktur kepemilikan saham pada KKDM teranyar usai transaksi yakni Waskita Toll Road memiliki saham sebanyak 73,90 persen atau setara dengan 1.892.784.144 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1,89 triliun RDPT memiliki saham sebanyak 25,80 persen atau setara dengan 660.797.856 lembar saham dengan nilai nominal Rp 660,79 miliar.

Kemudian PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) memiliki saham sebanyak 0,30 persen atau setara dengan 7.650.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 7,65 miliar.


Waskita Karya Bakal Lepas Lima Ruas Tol hingga 2025

Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk (dok: WSKT)

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan melepas kepemilikannya di lima ruas tol hingga 2025. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk melakukan kerja sama strategis atau biasa disebut strategic partnership.

Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Septiawan Andri Purwanto menuturkan, pihaknya akan melakukan divestasi lima ruas tol hingga 2025, antara lain ruas tol Jalan Tol Pemalang-Batang, Jalan Tol Depok-Antasari, Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). 

“Ruas-ruas tol tadi belum seluruhnya selesai, kami fokus selesaikan dengan dukungan pemerintah harapan tahun ini dan depan selesai,” kata Septiawan dalam konferensi pers Waskita Karya secara virtual, Senin (14/11/2022).

Dengan demikian, harapannya 2022 hingga tahun depan ruas-ruas tersebut bisa diselesaikan oleh Waskita Karya.

“Kita akan lihat seberapa jauh LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata), apa sesuai dengan rencana awal,” kata dia. 

Dia menambahkan, masih ada sisa ruas tol sebanyak sembilan ruas tol. Kemudian, dalam lima ruas ini, Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung masih belum berada dalam kondisi terbaiknya untuk dilakukan kerja sama bersama investor.

“Kayu Agung-Palembang-Betung masih belum dalam kondisi terbaiknya untuk partnership. Kami kedepankan sisa kepemilikan 35 persen Cimanggis- Cibitung, di Bocimi juga sudah parsial operated, dengan PMN ini seksi dua diselesaikan, dan bisa divestasikan beberapa ruas yang kita lakukan partnership sampai 2025,” imbuhnya. 


Waskita Karya Bakal Terbitkan Obligasi Rp 3,9 Triliun

(Foto:BUMN)

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi Rp 3,9 triliun. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Wiwi Suprihatno menuturkan, saat ini Waskita dalam proses mendapatkan dukungan fiskal dari pemerintah dari Kementerian Keuangan, untuk bisa mendapatkan penjaminan dalam menerbitkan obligasi sukuk IV 2022.

"On going, menunggu izin prinsip dari Kemenkeu. Kami butuh penjaminan, karena di tengah kondisi makro yang cukup menantang, peringkat Waskita masih BBB stable. Kalau tanpa penjaminan, bisa berdampak ke beban suku bunga yang tinggi,” kata Wiwi dalam konferensi pers Waskita Karya secara virtual, Senin (14/11/2022).

Waskita Karya berharap dengan penjaminan pemerintah akan memperbaiki pemeringkatan Waskita untuk mendapatkan suku bunga obligasi lebih rendah.  "Ini kami lakukan dalam proses sampai akhir dan awal tahun,” kata Wiwi.

Dia mengatakan, Rp 3,4 triliun akan digunakan untuk pendanaan kembali atau refinancing obligasi yang jatuh tempo pada tahun depan. Sedangkan, Rp 500 miliar untuk modal kerja dan menyelesaikan proyek Waskita.

“Totalnya Rp 3,9 triliun, Ro 3,4 triliun akan digunakan untuk refinancing obligasi jatuh tempo tahun depan, Rp 500 miliar untuk modal kerja dan penyelesaian proyek,” kata dia.

Sementara itu, surat utang Rp 3,9 triliun ini berasal dari obligasi konvensional dan sukuk. Penerbitan sukuk Rp 1 triliun dan konvensional Rp 2,9 triliun. 


Target Kontrak Baru 2022

Lima ruas bagian dari Tol Trans Jawa yang dikerjakan oleh Jasa Marga dan Waskita Karya siap diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (Dok Kementerian BUMN)

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membidik nilai kontrak baru senilai Rp25 triliun hingga akhir 2022. Hingga November 2022, perseroan raup kontrak baru Rp 13,3 triliun.

"Sampai November kontrak baru sudah Rp 13,3 triliun. Kita optimis hingga akhir tahun di level Rp 25 triliun,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Septiawan Andri Purwanto dalam paparan publik, Senin (14/11/2022).

Adapun, lima kontrak baru terbesar selama tiga bulan terakhir Waskita berasal dari Jalan Tol IKN Tempadung-Jembatan Pulau Balang sebesar Rp 990,21 miliar, Tol Jakarta-Cikampek senilai Rp 905 miliar, serta paket pekerjaan sipil untuk mining area NTB sebesar Rp 262,53 miliar.

Tak hanya itu, ada juga proyek Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta senilai Rp 227,03 miliar, dan Lingkar Sepaku - IKN senilai Rp 114,64 miliar.

Dia menuturkan, terkait sejumlah proyek saat ini, Waskita Karya sedang dalam proses tender dengan asumsi winning rate 26 persen. Maka sebab itu, Waskita membidik nilai kontrak baru bisa bertambah menjadi Rp 6 triliun pada 2022.

“Berarti sekitar Rp 6 triliun lagi yang bisa kita harapkan untuk menambah nilai kontrak baru pada tahun ini,” kata dia. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya