Liputan6.com, Jakarta - Serial 1899 banyak mendapat respons positif di seluruh dunia. Serial terbaru keluaran platform streaming Netflix ini dalam sekejap menjadi bahan perbincangan orang-orang. Bahkan serial ini sampai menjadi trending di Twitter selama beberapa hari setelah dirilis pertama kali pada 17 November 2022.
Sayangnya, kesuksesan serial garapan filmaker Jerman Jantje Friese dan Baran bo Odar ini sedikit tercoreng. Serial 1899 dituduh "mirip" atau menjiplak komik Brasil berjudul Black Silence. Tuduhan ini disampaikan oleh penulis, ilustrator, sekaligus kartunis asal Brasil, Mary Cagnin. Pembuat komik Black Silence itu sendiri.
Hal ini dia sampaikan melalui akun Twitter-nya @marycagnin dalam bentuk utas yang cukup panjang. Utas yang pertama kali dibuat pada 20 November ini berisikan komentar Mary Cagnin mengenai kesamaan dalam serial 1899 dan buku komiknya itu.
"SAYA TERKEJUT. Pada hari saya mengetahui bahwa serial 1899 IDENTIK dengan komik saya Black Silence, yang diterbitkan pada tahun 2016. Ikuti utasnya," tulis Mary Cagnin memulai utasnya.
"SPOILER DI DEPAN. Semuanya ada di sana (di serial 1899): Piramida Hitam. Kematian di dalam kapal/kapal. Kru multinasional. Hal-hal yang tampaknya aneh dan tidak dapat dijelaskan. Simbol di mata dan saat muncul (+)," lanjut Mary Cagnin. "Kode yang tertulis. Suara-suara memanggil mereka. Detail plot yang halus, seperti drama pribadi karakter, termasuk kematian misterius mereka."
Dalam utas itu, Mary Cagnin juga mengunggah foto editan adegan serial 1899 dan komiknya Black Silence, berusaha menampilkan kesamaan konsep-konsep tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Alasan Terjadi
Mary Cagnin juga memberikan alasan mengapa kemiripan ini bisa terjadi.
"Anda pasti bertanya-tanya: bagaimana ini mungkin? Nah, pada tahun 2017 saya diundang oleh kedutaan Brasil untuk berpartisipasi dalam Pameran Buku Gothenburg, pameran internasional yang sangat terkenal dan berpengaruh di Eropa," jelas Mary Cagnin.
"Saya telah ikut di beberapa panel dan mendistribusikan komik Black Silence ke banyak penerbit dan orang-orang dalam bisnis ini. Tidak sulit membayangkan pekerjaan saya menjangkau mereka. Saya tidak hanya mengirimkan komik fisiknya tetapi juga menyediakan versi terjemahannya dalam bahasa Inggris."
Advertisement
Merasa Sedih
Dalam utas itu Mary Cagnin mengaku sedih. Sebagai orang Brasil, dia merasa kesempatannya untuk sukses telah direnggut.
"Saya banyak menangis. Impian saya selama ini adalah diakui untuk pekerjaan saya secara nasional dan internasional. Dan melihat hal seperti itu benar-benar menghancurkan hatiku. Kami tahu bahwa di Brasil kami memiliki sedikit kesempatan untuk menunjukkan pekerjaan kami dan diakui karenanya," tulisnya.
Mary Cagnin sadar bahwa tuduhan yang dia berikan ini berat. Maka dari itu, dia juga mengunggah link untuk komiknya itu. Hal itu agar orang-orang bisa memberikan penilaiannya sendiri terhadap tuduhan yang dibuatnya itu. Dia juga berharap orang-orang akan memberitahunya bila menemukan kesamaan lagi dari serial 1899 dan komiknya itu.
Tidak Sama
Melihat hal ini, banyak warganet yang merasa tuduhan Mary Cagnin terlalu "dipaksakan." Banyak yang menyebut kesamaan konsep di serial 1899 dan komik Black Silence tersebut sudah sering ditemukan di media-media cerita lain, terlebih cerita bergenre sains fiksi.
"Acara dan komik sama sekali berbeda, selain di bagian beberapa unsur yang tumpang tindih (yang biasa terjadi dalam fiksi, terutama fiksi ilmiah)," tulis salah satu warganet.
"Ah ya, piramida, mata segitiga, dan pakaian luar angkasa (?), semua hal yang sangat orisinal yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan tidak akan pernah dilakukan lagi," tulis warganet lain dengan nada sarkas.
Ada juga warganet yang menyebut Mary Cagnin hanya ingin buku komiknya mendapat "publikasi" secara gratis. "Benar karena itu salah, kedua cerita tersebut tidak memiliki kesamaan selain beberapa visualisasi yang cukup berstandar sci-fi. Penulis hanya ingin orang membaca barang-barangnya."
Advertisement