Liputan6.com, Jakarta- Beredar rekaman yang menunjukkan seorang turis wanita dikecam atas aksinya karena secara illegal memanjat situs suci di Meksiko.
Terlihat, ia memanjat Piramida Maya Kuno di Chichen Itza, Meksiko yang curam sehingga berbahaya baginya dan situs sejarah itu sendiri karena dapat runtuh kapan saja.
Advertisement
Rekaman ini dibagikan oleh akun TikTok dengan username @angelalopeze.
"this is so disrespectful… don’t mess with my Mexican people 🇲🇽 #chichenitza #disrespectful #mayanpyramid #vacation #crazy #viral (Ini sangat tidak sopan... jangan main-main dengan orang Meksiko #chichenitza #tidaksopan #piramidamaya #liburan #gila #viral),” Senin, 21 November 2022.
Berdasarkan hasil penelusuran Citizen Liputan6.com, dalam video tersebut terlihat turis perempuan yang tidak diketahui namanya, nekat naik ke atas Piramida Maya Kuno tanpa pengaman dan pemandu.
Ketika sampai di atas, ia kemudian melakukan sedikit tarian di atas situs dan aksinya dikecam oleh para turis lain di bawah.
Sesaat ia sampai bawah, para turis lain langsung meneriaki dan menyiramnya dengan air saat ia mencoba melewati kerumunan. Kerumunan orang juga dilaporkan meneriakkan "cárcel" padanya, yang berarti "penjara" dalam bahasa Spanyol.
Dilansir International Bussines Times, Selasa (22/11/2022), video ini berlatar belakang di El Castillo (Kastil), juga dikenal sebagai Piramida Kukulcan, yang memiliki tinggi 30 meter dan memiliki 365 anak tangga untuk melambangkan jumlah hari dalam setahun.
Situs bersejarah Meksiko ini dibangun oleh peradaban Maya pra-Columbus antara abad ke-8 dan ke-12 Masehi. El Castillo diyakini sebagai salah satu struktur kuno yang paling luar biasa di dunia.
Reaksi Warganet
Tak hanya para turis, para netizen di dunia maya juga kerap memberikan kecaman atas aksi sang wanita yang tidak menghargai situs sejarah.
Setidaknya video ini telah ditonton lebih dari 4 juta kali dan mendapatkan likes sebanyak 415 ribu.
@angelalopeze this is so disrespectful… don’t mess with my Mexican people 🇲🇽 #chichenitza #disrespectful #mayanpyramid #vacation #crazy #viral ♬ original sound - ang
“Bagi orang-orang yang mengatakan “ baiklah, dahulu orang diizinkan untuk memanjat”, tetapi mereka menghentikannya karena semua pemanjatan itu tidak hanya berbahaya tetapi juga merusak fondasi. Saya pribadi lebih memilih untuk melestarikan Chichen Itza”, ungkap akun @beau.**na8*.
“ya pada satu titik kamu bisa memanjatnya, tetapi situs bersejarah tidak hidup selamanya sehingga untuk melestarikannya, orang tidak diizinkan memanjatnya lagi. sebagai turis, adalah tanggung jawabnya untuk mengetahui hal itu dan menghormatinya” ucap akun @jasm**eehasb**n.
“Kelas bahasa Spanyol ku melakukan perjalanan ke sana sekitar 15 tahun yang lalu, di sekolah menengah atas, kami diberitahu untuk hanya menaiki 5 anak tangga karena kemungkinan terjatuh”, bagi akun @amyly**19*3.
Advertisement
Sanksi Menanjaki Monumen Suci
Institut Nasional Antropologi dan Sejarah (INAH) yang menaungi situs sejarah, melaporkan bahwa bagi mereka yang merusak atau mengeksploitasi monumen arkeologi tanpa otorisasi dari Institut, akan dihukum sesuai dengan Undang-Undang Federal tentang Monumen dan Zona Arkeologi, Artistik, dan Bersejarah yang, dalam Bab VI.
Dikutip dari Merco Press, Institut Antropologi dan Sejarah Nasional (INAH) telah melarang pendakian bangunan suci Maya sejak tahun 2008, memasang penjagaan keamanan di sekitarnya dan mengumumkan denda mulai dari 50.000 (sekitar 2.558 dolar AS) hingga 100.000 peso Meksiko (sekitar 5.115 dolar AS), tergantung pada kerusakan yang disebabkan oleh struktur tersebut.
Namun mengenai insiden ini, pihak berwenang INAH belum melaporkan aksi sang turis wanita, hal ini membuat kerumunan massa terus menuntut penjara dan pengusiran dari Yucatán.
Beberapa bahkan menuntut agar dia dideportasi dari negara itu. "Jika dia berasal dari luar negeri, dia harus meninggalkan Meksiko," teriak salah satu pengunjung.
Situs Tak Lagi Dapat Didaki Setelah Kecelakaan Fatal
Melansir New York Post, pada 2021 lalu, seorang pria dilaporkan telah jatuh hingga tewas di air terjun Bridal Veil Falls di Provo Canyon, di negara bagian Utah, Amerika Serikat.
Saat itu, ia mengunjungi lokasi situs bersejarah bersama putra tiri nya yang berusia 9 tahun kala itu.
Pria itu diidentifikasi sebagai Adrian Vanderklis, berusia 40 tahun. Laporan mengenai tewasnya Vanderklis diberitahu oleh ibu sang anak yang mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia melihat putranya menangis, dan tak melihat keberadaan Vanderklis.
Setelah mengetahui kabar bahwa Vanderklis tewas karena tergelincir, dua tahun kemudian pada tahun 2008, Institut Sejarah dan Antropologi Meksiko melarang wisatawan mendaki situs tersebut, dengan alasan pelestarian.
Advertisement