Kepala BKKBN Sarankan Ganti Mi Instan dengan Telur buat Korban Gempa Cianjur

Bantuan makanan kepada korban Gempa Cianjur disarankan mengganti mi instan dengan telur.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Nov 2022, 19:00 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Dok Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN RI)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo menyarankan agar bantuan makanan untuk korban terdampak Gempa Cianjur berupa mi instan dapat diganti dengan telur. 

Saran dari Hasto di atas juga melihat banyaknya korban anak Gempa Cianjur di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dalam hal ini, kepada para penyumbang bantuan makanan dapat pula memerhatikan asupan gizi korban gempa, termasuk gizi anak.

"Kalau ada bencana, banyak anak menjadi korban dan terlantar, yang paling penting untuk diperhatikan sekarang buat saya ya anak-anak kita. Ini masalah asupan gizinya," kata Hasto di sela-sela acara Kick Off Penguatan Program Pengasuhan 1.000 HPK Melalui BKB HI Unggulan dan Wisuda Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT) di HK Tower Jakarta pada Selasa, 22 November 2022.

"Kalau di tenda itu pasti (kebanyakan) mi, tapi kalau saran saya anak tersebut (makan) telur. Jadi, kepada para penyumbang-penyumbang (bantuan korban gempa), saya sarankan lebih baik (menyumbang) telur."

Untuk perkembangan terbaru informasi seputar gempa, Hasto juga menekankan pentingnya informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Apalagi dilaporkan sempat terjadi beberapa kali gempa susulan.

"Tidak ada salahnya kita selalu memonitor informasi dari BMKG. Ini penting saya kira, karena BMKG beberapa waktu selalu memberikan prediksinya. Jadi, saya kira penting untuk lebih dipertajam (informasi dari BMKG)," pesan Hasto.


Waspada Kondisi Lingkungan

Pekerja memeriksa toko yang rusak akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, Senin (21/11/2022). Gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur menyebabkan ratusan bangunan rusak. (AP Photo/Firman Taqur)

Hasto Wardoyo turut menyampaikan duka cita atas Gempa Cianjur dengan kekuatan Magnitudo 5,6 di darat dengan kedalaman 10 km berpusat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Masyarakat diimbau lebih waspada dengan kondisi lingkungan, terlebih saat musim hujan.

"Saya kira memang kita semua berduka ada bencana di Cianjur. Kita mendoakan semoga mereka diberikan ketabahan dan yang tidak bisa diselamatkan (meninggal dunia), semoga khusnul khotimah," ucap Kepala BKKBN.

"Tapi yang paling penting, saya kira kita imbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih waspada terhadap kondisi lingkungan dan musim hujan yang sekarang tidak menentu."

Adapun pemicu Gempa Cianjur disebut-sebut adanya pergeseran Sesar Cimandiri. Pernyataan ini disampaikan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Irwan Meilano.

“Menurut beberapa data yang didapatkan saat ini serta melihat gempa susulan dan kerusakan yang terjadi, penyebab gempa ini adalah Sesar Cimandiri yang membujur dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai sekitar Padalarang. Hal ini juga senada dengan perkataan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati,” tulis Irwan dalam rilis yang diterbitkan ITB, Selasa (22/11/2022).

Irwan menjelaskan, Sesar Cimandiri tergolong sesar aktif. Sesar merupakan bidang rekahan yang disertai dengan adanya pergeseran, mengalami retakan atau memiliki celah.


Mayoritas Anak Jadi Korban

Anak-anak mengungsi di dalam tenda darurat setelah diguncang gempa di kawasan Cibeureum, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 5,6 SR yang terjadi pada Senin, berpusat di Kabupaten Cianjur. (merdeka.com/Arie Basuki)

Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan, mayoritas korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur merupakan anak-anak.

Menurutnya, anak-anak yang meninggal tersebut mengalami patah tulang.

"Anak-anak, iya rata-rata patah tulang," ujar Herman saat dikonfirmasi, Senin (21/11/2022).

Adapun korban meninggal dunia kebanyakan karena tertimpa bangunan saat berada di dalam rumah dan sekolah saat gempa terjadi.

"Ada yang lagi sekolah, ada yang di rumah, rata-rata sedang ada di dalam rumah," lanjut Herman.


Banyak Anak Meninggal Dunia

Warga mencari barang yang masih bisa diselamakan dari sebuh toko yang rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di kawasan Cibeureum, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Bupati Cianjur Herman Suherman menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur selama 30 hari dimulai sejak 21 November hingga 20 Desember 2022. (merdeka.com/Arie Basuki)

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur didominasi oleh anak-anak. Ia tak menyebut secara pasti berapa jumlah anak yang meninggal dunia.

"Tercatat di call center BPBD Cianjur, mohon izin menyampaikan mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak. Karena kejadiannya saat anak-anak belajar di sekolah madrasah dan pesantren," kata Kang Emil usai meninjau korban gempa di Cianjur, Senin (21/11/2022).

Korban luka-luka tercatat hingga pukul 20.00 WIB ada 325 orang dan pengungsi 13.784 orang.

"Mayoritas korban luka patah tulang dan luka memar akibat tertimpa material bangunan," lanjut Kang Emil, sapaan akrabnya.

Perkembangan terkini, Warga meninggal dunia pasca gempa bumi di Kabupaten Cianjur masih terus bertambah. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Selasa (22/11/2022) pukul 09.55 WIB dilaporkan 103 orang meninggal dunia.

Mayoritas warga meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk saat peristiwa terjadi. Selain itu, 31 orang masih dilaporkan hilang. Pencarian masih terus dilakukan hingga hari ini.

Infografis Rokok Kalahkan Telur dan Ayam, Tertinggi Kedua Setelah Beras (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya