Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Sentuh Rp 22.500 Triliun di 2045

Ekonomi digital Indonesia diprediksi dapat menyentuh Rp 4.500 triliun pada 2030 dan naik 5 kali lipat menjadi Rp 22.500 triliun pada 2045.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Nov 2022, 16:30 WIB
Ekonomi digital Indonesia diprediksi dapat menyentuh Rp 4.500 triliun pada 2030 dan naik 5 kali lipat menjadi Rp 22.500 triliun pada 2045. Ilustrasi ekonomi digital. Freepik

Liputan6.com, Jakarta Direktur Bisnis Digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Muhammad Fajrin Rasyid mengungkapkan ekonomi digital Indonesia diprediksi dapat menyentuh Rp 4.500 triliun pada 2030 dan naik 5 kali lipat menjadi Rp 22.500 triliun pada 2045.

Menurut Fajrin, ini karena ekosistem digital di Indonesia menjadi salah satu sektor pendorong pemulihan ekonomi setelah pandemi. 

“Ekonomi digital di Indonesia menjadi sebuah potensi besar yang harus didorong dari berbagai aspek mulai dari supply dan demandnya,” kata Fajrin dalam konferensi pers Indonesia Development Forum 2022, Selasa (22/11/2022) di Bali.

Demi mendorong transformasi ekonomi digital di Indonesia, PT Telkom Indonesia berkolaborasi bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) meluncurkan rencana induk pengembangan industri digital Indonesia. Kolaborasi ini merupakan salah satu hasil inisiatif dari acara Indonesia Development Forum 2022. 

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pemerintah ingin mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang terfokus pada ekosistem. 

“Peluncuran peta jalan ini, Bappenas ingin mendorong transformasi ekonomi digital, tetapi bukan transformasi digital biasa. Kita ingin agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, melainkan menjadi produsen dari produk ekonomi digital untuk pasar domestik dan global,” jelas Amalia. 

Amalia menambahkan, Indonesia juga harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di ekosistem digital, sehingga tak perlu menggunakan SDM dari luar negeri. 

“Kita hrus membangun industri digital dan enablernya seperti plarform dari pelaku domestik dan SDM nya dari Indonesia. Peta jalan industri digital tak hanya kolaborasi bersama Telkom Indonesia, tetapi juga mengundang dari kementerian-kementerian lainnya yang terkait,” pungkas Amalia.


Grab Indonesia Ramal Ekonomi Digital Indonesia Bakal Kalahkan China

Ilustrasi ekonomi digital. Freepik.

Nilai ekonomi digital Indonesia masih memiliki peluang yang besar, dan digadang-gadang mampu mengalahkan China. Lantaran perkembangan digitalisasi di Indonesia sangat tumbuh pesat.

Hal itu disampaikan Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi dalam Kompas100 CEO Forum – CEO LIVE SERIES#1 “Peluang Akselerasi Ekonomi Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional” Selasa (22/11/2022).

“Saya melihat bahwa kalau semua kota-kota kecil sudah maju maka orang tidak perlu urbanisasi ke kota karena di kota mereka sudah oke banget (digitalisasinya). Hasilnya kita menjadi negara yang sangat maju dan kita bisa lebih bagus dari China,” kata Neneng.

Menurut dia, adanya pandemi covid-19 mampu mempercepat proses digitalisasi di Indonesia. Untuk Grab sendiri, ketika awal pandemi banyak driver-nya yang terkena dampak lockdown, sehingga mereka tidak mampu mengantar penumpang.

“Saya cerita pada awal pandemi semua terkejut, kita juga bingung gimana caranya, biasanya kalau orang bingung tuh malah berinovasi. Kami berpikir nih kasian banget para driver tidak bisa anter penumpang karena lockdown,” ujarnya.

Kendati begitu, Grab berinovasi mengadakan Grab Asisten atau sekarang disebut Grab Jastip. Grab Jastip merupakan upaya Grab agar driver masih bisa mendapatkan pemasukan meskipun saat pandemi.

“Akhirnya kami berinovasi, kita adakan grab assiten sekarang ganti jadi grab jastip, bagaimana caranya driver kita mendapat income. Jadi, kalau orang mau beli sesuatu mau ke toko tapi tokonya belum ada di Grabfood yaudah bisa grab jastip minta driver nya beliin, itu inovasi kita,” ungkapnya.


Inovasi

Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi dalam Kompas100 CEO Forum (dok: Tira)

Kemudian Grab juga berinovasi meluncurkan Grabmart, yakni menyediakan kebutuhan pokok yang sumbernya dari pasar. Hingga kini tercatat ada 5.200 pasar tradisional yang terhubung ke Grab melalui Grabmart dan Grab Express.

“Kita melihat di pasar kasian banget gak ada yang datang karena lockdown, lalu kita on board mereka apakah itu dengan grab express atau grab mart, dan hasilnya dengan bangga saya mengatakan ada 5.200 pasar transisional di on board ke grab,” ujarnya.

Kini Grab tengah fokus ke kota-kota kecil dalam mengedukasi masyarakat, khususnya penjual di pasar agar bisa memasarkan produknya secara digital melalui Grab.

"Kita melihat bahwa di kota-kota besar sudah canggih, jadi kita fokus ke kota-kota kecil. Jadi kita punya tema bahwa masa depan besar ada di kota-kota kecil, kita masuk ke kota kecil dan mengedukasi mereka, karena kalau on board saja tidak bisa, tapi harus edukasi juga, bagaimana cara mengambil foto untuk taruh di handphone, dan bagaimana caranya finansial management kita kerjasama juga dengan Bukalapak untuk memastikan ekonominya berjalan," pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya