Ada Sentimen Piala Dunia 2022, Ini Dampaknya ke Bursa Domestik

Analis menilai, saat ini pasar menanti window dressing di tengah sentimen Piala Dunia 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Nov 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Bursa Saham. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Gelaran Piala Dunia 2022 telah bergulir. Analis menerangkan, pesta sepak bola akbar ini tak banyak berdampak pada pasar saham, terutama domestik. Ketimbang Piala Dunia, analis menyebut pasar modal saat ini tengah menanti sentimen window dressing.

Dari sisi transaksi harian, Praktisi Pasar Modal, William Hartanto mengatakan tak ada pergerakan signifikan yang ditimbulkan dari sentimen Piala Dunia 2022. Dia memperkirakan transaksi harian di bursa akan berkisar hingga Rp 13 triliun.

"Transaksi saham akan tetap berjalan dengan adanya piala dunia sekalipun. Untuk investor ritel mungkin akan lebih jarang transaksi, namun apabila kita mempertimbangkan institusi, maka transaksi masih mungkin mereka lakukan, hal ini membuat transaksi saham di BEI akan tetap berjalan dan perkiraan saya hanya akan berada di kisaran rata-rata Rp 10–13 triliun," tutur William kepada Liputan6.com, Selasa, 22 November 2022.

Senada, Investment Analyst dari Infovesta Capital Advisory, Fajar Dwi Alfia mengatakan, secara historis gelaran Piala Dunia tak banyak imbasnya untuk pasar saham domestik. Namun bukan berarti tidak ada sama sekali.

"Event piala dunia tidak terlalu berdampak terhadap pasar saham domestik. Namun demikian, cukup berdampak terhadap pasar saham global, di mana indeks saham dan nilai transaksinya mengalami penurunan. Untuk domestik, secara historis justru mengalami kenaikan indeks saham,” kata Fajar.

Pasar Menanti Window Dressing

Sementara menuju musim windrow dressing, William merekomendasikan investor atau trader untuk buy on weakness pada saham-saham berkapitalisasi besar yang masih belum menguat, seperti TLKM BBRI, dan ASII. Selain itu, bisa juga mempertimbangkan saham-saham batu bara karena sentimen musim dingin. "Pilihan saya untuk saham batu bara ada ITMG, ADRO, PTBA, DOID,” imbuh William.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Penutupan IHSG pada 22 November 2022

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Selasa (22/11/2022). Namun, IHSG ditutup berbalik arah ke zona merah dan sektor saham teknologi pimpin koreksi sehingga tekan IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,46 persen ke posisi 7.030,58. Indeks LQ45 susut 0,55 persen ke posisi 996,87. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.108,83 dan terendah 7.030,58. Sebanyak 242 saham menguat dan 260 saham melemah. Total frekuensi perdagangan 1.189.832 kali dengan volume perdagangan 22,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.684.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXenergy menguat 1,53 persen dan indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,16 persen. Indeks sektor saham IDXtechno tergelincir 2,07 persen, dan pimpin koreksi.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXbasic turun 0,08 persen, indeks sektor saham IDXindustry susut 0,06 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal tergelincir 0,51 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXsiklikal terpangkas 0,49 persen, indeks sektor saham IDXhealth merosot 0,78 persen, indeks sektor saham IDXfinance susut 0,74 persen. Indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 0,01 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 0,87 persen.


Bursa Saham Asia pada 22 November 2022

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa pekan ini seiring investor cermati risiko dan China catat kenaikan kasus COVID-19. Pemerintah China kembali menegaskan kebijakan zero COVID-19 pada konferensi pers.

Indeks Hang Seng merosot 1,16 persen dan indeks Hang Seng teknologi susut 3,15 persen seiring kasus COVID-19 kembali naik. Di bursa saham China, indeks Shanghai menguat 0,13 persen ke posisi 3.088,94. Indeks Shenzhen turun 1,18 persen ke posisi 11.002,93.

Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,59 persen ke posisi 2.405,27. Indeks Nikkei 225 naik 0,61 persen ke posisi 28.115,74. Indeks Topix bertambah 1,12 persen ke posisi 1.994,75. Indeks ASX 200 menanjak 0,59 persen ke posisi 7.181,30.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,33 persen. Sementara itu, saham JD.com yang tercatat di Hong Kong diperdagangkan lebih rendah lima persen pada perdagangan Selasa sore pekan ini setelah perseroan konfirmasi pemangkasan gaji tim manajemen seniornya.

Raksasa e-commerce China itu konfirmasi akan memangkas gaji tunai tim manajemen senior hingga 20 persen yang efektif Januari 2023. Perusahaan menambahkan akan membayar biaya asuransi sosial untuk karyawan logistik Deppon dan siapkan dana perumahan.

“Rencana peningkatan tunjangan karyawan saat ini dipromosikan dengan fokus pada staf garis depan,” tulis perseroan kepada CNBC.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya